Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 121 - Chapter 130

231 Chapters

Menahannya Sedikit.

“Kau dengar yang baru saja dia katakan? Su-suami?”“Iya. Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Belanja sekian banyak, dia juga akan membayarnya sendiri? Aku tidak mengira kalau dia akan sekaya itu.”“Kau benar. Diliat dari penampilannya, dia seperti gembel yang sedang memoroti seorang pria kaya. Tapi, ternyata dia lebih kaya dari yang kita duga.”“Kalau begitu, cepat ambil pesanan kita dan segera pergi. Meskipun mungkin mereka tidak mendengar sejak tadi kita membicarakan mereka, tapi aku merasa malu sendiri jika mereka melihat kita.”“Baiklah. Ayo segera ke bagian kasir yang di sana.”Dua orang wanita itu berjalan dengan gugup dan tak menoleh ke kiri ataupun ke kanan. Di dalam butik itu, ada dua kasir yang berlawanan arah. Mereka lebih memilih ke kasir lain dari pada ke kasir yang sama dengan tempat Vero dan Rayhan berdiri sekarang.Pendengaran Vero yang tajam mendengar dengan jelas semua yang mereka berdua katakan dan wanita itu hanya bisa tersenyum dengan geli. Bagaimana orang selal
Read more

Hari Pernikahan

Semuanya memang terlalu cepat berlalu bagi Vero dan pagi ini jantungnya seakan sedang berpacu dengan keadaan. Tidak akan lama lagi, dia dan Rayhan akan mengikat janji suci di depan pendeta dan para saksi yang datang di acara pernikahan mereka itu. Tangan Vero bahkan berkeringat dingin karena terlalu gugup saat ini.“Apakah Anda gugup, Nyonya?” tanya Esra – pengasuh baby R yang kini menemaninya di dalam ruang rias.Beberapa orang MUA sedang memoles wajah dan tubuhnya dengan sangat indah. Itu membuat Vero terlihat semakin cantik di hari pernikahannya. Sementara itu, Rayhan sudah menunggu di depan altar dengan perasaan gugup juga tentunya.“Aku merasa sedikit gugup dan gemetar. Apakah seperti ini rasanya saat seorang wanita akan menikah, Esra? Aku tidak bisa membayangkan yang akan terjadi setelah ini,” jawab Vero dengan mata berkaca-kaca. Namun, dia tetap menjaga diri dan emosinya di saat yang seperti ini.“Itu alami, Nyonya. Semua orang yang akan menikah memang akan sangat gugup. Apalag
Read more

Ciuman Pernikahan

Vero berjalan dengan sangat elegant ke luar dari dalam kamar rias dan diiringi oleh Esra di sampingnya. Esra menggendong Baby R yang juga tampil sangat tampan dengan tuxedo senada dengan yang dikenakan oleh Rayhan di atas altar.Gaun putih sedada itu tampak sangat anggun membalut tubuh indah Veronica. Dengan beberapa mutiara di bagian dada yang membentuk huruf M dan menampilkan sedikit belahan dada yang putih dan tampak sangat kencang itu. Di lehernya, Vero juga menggunakan kalung mutiara yang besar dan berkilau.Bagian kepala menggunakan mahkota yang sangat indah dengan satu permata di bagian tengah. Tidak lupa, selayar panjang yang dipegangi oleh dua orang dayang-dayang.“Aku sangat deg-deg an, Esra.” Vero berbisik kepada Esra dan berusaha tetap tersenyum cerah di depan semua orang.“Nyonya, anggap saja semua orang yang menontonmu itu tidak ada. Hanya ada tuan muda Rayhan yang sedang menunggu di atas altar itu,” sahut Esra mencoba memberikan ketenangan kepada Vero.“Apakah kau rasa
Read more

Wanita Lain di Hari Pernikahan

“Sudah ... sudah. Nanti dilanjutkan lagi di kamar pengantin. Kalian jangan mengumbar kemesraan dan cinta di depan orang banyak seperti ini,” teriak Catrine dengan penuh semangat.Hal itu tentu saja membuat wajah Vero merona karena merasa malu dan dia terpaksa menunduk sambil tersenyum malu-malu. Sementara Rayhan hanya mengacungkan jempolnya ke arah semua orang dan kemudian menarik pinggang ramping Vero ke dalam dekapannya. Mereka kini berpelukan dan kemudian setengah membungkuk memberikan penghormatan kepada semua para tamu.“Silakan menikmati hidangan yang sudah disediakan, Para Tamu yang terhormat.” Seorang pembawa acara berkata dengan suara lantang kepada tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan itu.“Sayang, kau lapar? Apa kau ingin aku ambilkan makanan dan minuman?” tanya Rayhan dengan lembut menawarkan hal itu kepada istrinya.“Hmm ... aku hanya sedikit haus. Bisakah kau mengambilkan air untukku? Aku juga rindu pangeran kecilku,” jawab Vero dengan suara serak dan terdengar sanga
Read more

Melanjutkan ke Malam Pertama

“Kau baru saja menuduhku berselingkuh di hari pernikahan kita, Sayang?” tanya Rayhan justru mengabaikan pertanyaan Vero untuknya tadi.“Aku tidak menuduhmu, Ray! Aku bertanya sesuai dengan fakta yang terlihat di depan mata,” jwab Vero dengan mengalihkan pandangannya.Di depan sana, dia masih bisa melihat wajah Kenny yang tersenyum licik ke arahnya dan menaikkan gelas minumannya. Hal itu semakin membuat hati Vero terasa panas dan merasa bahwa memang ada sesuatu yang spesial antara wanita itu dengan Rayhan yang kini sudah resmi menjadi suaminya.“Apa kau sedang cemburu?” tanya Rayhan sedikit menggoda Vero.“Cemburu? Aku? Padamu? Mana mungkin! Aku bukan tipe wanita yang pencemburu, asal kau tahu saja!” bantah Vero menjawab pertanyaan Rayhan itu dengan ekspresi yang tampak sedikit gugup.“Benarkah tidak? Aku seperti mengendus aroma kecemburuan di sini. Kalau kau tidak cemburu, itu artinya kau tidak sayang padaku. Dan kau hanya terpaksa menikah denganku,” ucap Rayhan sengaja.Ucapan Rayhan
Read more

Tiga Ronde!

Malam yang indah terasa sangat panjang bagi dua insan yang sedang memadu cinta di atas ranjang pengantin. Tidak ada kata lelah yang keluar dari mulut mereka berdu saat ini dan hanya ada semangat membara. Tidak ada kata sudah jika sudah memulai percintaan yang bergairah seperti saat sekarang ini.“Apakah kau sudah lelah, Sayang?” tanya Rayhan di sela goyang pinggulnya.“Hmm ... ini sudah kali ke berapa? Jangan bilang kalau kau masih kuat melakukannya sampai pagi!” jawab Vero dengan senyum yang tampak sudah dipaksakan.“Baiklah. Ayo kita lakukan sampai pagi,” ucap Rayhan dengan senyum menggoda dan membuat Vero membulatkan matanya dengan sempurna.Rayhan tertawa renyaha dan kemudian menggoyangkan lebih cepat pinggulnya maju dan mundur. Dia berada di atas Vero saat ini dan mereka sudah mencoba semua gaya yang bisa dipraktekkan pada malam pertama mereka sekarang. Rayhan bukan pria yang hanya mengandalkan nafsu saja dan itu yang membuat Vero merasa sangat nyaman.Dia selalu bertanya apakah
Read more

Gombalan Pengantin Baru.

Indahnya rumah tangga tidak pernah dibayangkan oleh Vero akan seperti saat sekarang. Sudah tiga bulan sejak dia menjadi istri Rayhan dan kehidupan mereka selalu dipenuhi dengan tawa canda dan juga kebahagiaan. Tidak ada hari tanpa cinta dan juga perhatian yang selalu membuat Vero merasa sudah menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.Masa lalu? Dia bahkan tidak lagi mengingat semua yang pernah terjadi pada dirinya di masa lalu. Vero juga tidak pernah mengingat sama sekali bahwa dia pernah begitu terluka karena cintanya pada Ramon – kakak tiri suaminya yang saat ini begitu mencintainya dengan tulus.“Sayang, aku mungkin tidak pulang makan siang hari ini. Aku akan meninjau proyek baru di pusat kota bagian Selatan. Apa tidak masalah?” tanya Rayhan saat mereka sedang menyantap sarapan pagi hari ini.“Kalau begitu, kau bisa membawa bekal untuk makan siangmu. Aku rasa itu adalah jalan terbaik yang bisa aku berikan,” jawab Vero dengan santai dan tetap mengunyah roti bakar dalam mulutnya.
Read more

Ramon Datang Lagi.

Rayhan berangkat bekerja dengan hati yang senang dan bahagia tentunya. Dia semakin bersemangat dalam bekerja semenjak menjadi seorang suami dan ayah di dalam keluarga kecil mereka itu. Tidak ada waktu yang terasa lama bagi Rayhan jika sudah berada jauh dari Vero dan Richard.“Tuan Muda, apakah Anda jadi bertemu dengan tuan Ramon siang ini?” tanya Petrus pada Rayhan dengan nada serius.“Tentu saja jadi. Aku tidak yakin kabar apa yang dibawanya kali ini, tapi perasaanku sungguh tidak nyaman,” jawab Rayhan dengan nada dan wajah yang lebih serius lagi.“Semoga saja tidak tentang hubungan Anda dengan nyonya Vero, Tuan.”“Jika pun memang tentang itu, aku sudah siap menghadapinya sejak awal. Aku tidak akan pernah takut, selama Vero berjanji tidak akan meninggalkan aku walau apapun yang terjadi!” ungkap Rayhan dengan tegas dan terdengar sungguh-sungguh.Siang ini dia memang sudah ada janji dengan Ramon yang baru saja datang tadi malam ke Spanyol. Entah hal penting apa yang akan dibicarakan ol
Read more

Meminta Vero Untuk Semalam

Rayhan tercengang dengan ucapan yang terdengar seperti sebuah permintaan juga dari Ramon. Dia tidak berpikir jika hal itu benar-benar terjadi dan dikatakan oleh kakaknya itu sekarang. Namun, dari gestur tubuh dan mimik wajahnya, Rayhan bisa melihat jika Ramon tidak sedang dalam mood untuk bercanda. Dirinya juga seperti sedang berada dalam sebuah tekanan yang tidak bisa ditebak apa itu.“Kak ... apa kau baik-baik saja? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Rayhan kepada Ramon karena merasa ada yang ingin dikatakan oleh pria itu kepadanya.“Aku sedang mengurus perceraian dengan Miana sekarang,” jawab Ramon dengan nada sendu.“Kau sedih karena hal itu? Apakah kau sudah mulai mencintainya?” tanya Rayhan dengan nada menyelidik.“Tidak. Aku tidak pernah sedetik pun mencintai wanita itu!” bantah Ramon dengan cepat menjawab pertanyaan adiknya.“Lalu? Apa yang membuatmu terlihat begitu murung dan tidak bersemangat sekarang? Apakah ada hal lain?”Ramon menyilangkan kakinya dan menyandarkan punggu
Read more

My Lovely Sweet Wife

“Kau serius?”“Tentu saja aku serius. Apa aku terlihat sedang bercanda padamu, Kak? Aku tidak suka bercanda!”“Kau rela memberikan istrimu untuk satu malam padaku, Ray? Aku sungguh tidak menyangka akan seperti ini responmu.”“Tapi, ada syaratnya! Itu hanya bisa berlaku jika aku sudah mati dan Vero benar-benar sudah bisa memaafkanmu. Melupakan semua masa lalu dan menerimamu lagi dalam hidupnya,” ungkap Rayhan panjang lebar dan tentu saja itu membuat ketidakpercayaan Ramon tadi menjadi tawa renyah yang terdengar sangat sumbang.Tentu saja itu terlalu mustahil baginya dan mana mungkin Rayhan berkata dengan sangat mudahnya jika tanpa syarat yang teramat sulit seperti itu. Ramon tidak akan pernah bisa mendapatkan tempat lagi di hati Vero. Mungkin, dulu wanita itu begitu mencintainya dan menggilainya. Sampai rela memberikan semua yang terbaik untuknya, menyerahkan tubuhnya secara percuma dalam satu hubungan yang tidak pasti dan tidak terikat sama sekali.Semua hal yang terjadi di masa lampu
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
24
DMCA.com Protection Status