“Ya! Aku memang jalang dan murahan seperti yang kau katakan, Tuan. Jadi, sebaiknya kau menjauh dariku sebelum mendapatkan kesialan,” ucap Vero dengan penuh keberanian meskipun hatinya saat ini benar-benar merasa hancur berantakan.“Kau tidak akan pernah bahagia, Vero! Kau hanya wanita pemuas di atas ranjang! Kau tidak akan pernah benar-benar merasakan cinta yang tulus dari seorang pria,” hina Ramon lagi yang masih merasa kesal dan marah atas ucapan Vero dan juga penjelasan Petrus tadi.“Sepertinya, itu bukan urusanmu. Aku bahagia atau tidak, aku dicintai atau tidak, semuanya tidak ada hubungannya denganmu. Kau bukan siapa-siapa bagiku!”“Beraninya kau!” geram Ramon sekali lagi yang kini wajahnya sudah memerah.“Aku harus ke atas untuk melihat bayiku. Silakan lanjutkan pembicaraan dan temu kangen kalian berdua. Oh ya ... selamat atas kelahiran putrimu. Aku dengar, dia seorang bayi dengan mata biru yang indah dan kulit hitam. Bagaimana bisa? Apakah kalian memiliki gen itu di keluarga?”
Read more