Beranda / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Wanita Lain di Hari Pernikahan

Share

Wanita Lain di Hari Pernikahan

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Sudah ... sudah. Nanti dilanjutkan lagi di kamar pengantin. Kalian jangan mengumbar kemesraan dan cinta di depan orang banyak seperti ini,” teriak Catrine dengan penuh semangat.

Hal itu tentu saja membuat wajah Vero merona karena merasa malu dan dia terpaksa menunduk sambil tersenyum malu-malu. Sementara Rayhan hanya mengacungkan jempolnya ke arah semua orang dan kemudian menarik pinggang ramping Vero ke dalam dekapannya. Mereka kini berpelukan dan kemudian setengah membungkuk memberikan penghormatan kepada semua para tamu.

“Silakan menikmati hidangan yang sudah disediakan, Para Tamu yang terhormat.” Seorang pembawa acara berkata dengan suara lantang kepada tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan itu.

“Sayang, kau lapar? Apa kau ingin aku ambilkan makanan dan minuman?” tanya Rayhan dengan lembut menawarkan hal itu kepada istrinya.

“Hmm ... aku hanya sedikit haus. Bisakah kau mengambilkan air untukku? Aku juga rindu pangeran kecilku,” jawab Vero dengan suara serak dan terdengar sanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas Sang CEO   Melanjutkan ke Malam Pertama

    “Kau baru saja menuduhku berselingkuh di hari pernikahan kita, Sayang?” tanya Rayhan justru mengabaikan pertanyaan Vero untuknya tadi.“Aku tidak menuduhmu, Ray! Aku bertanya sesuai dengan fakta yang terlihat di depan mata,” jwab Vero dengan mengalihkan pandangannya.Di depan sana, dia masih bisa melihat wajah Kenny yang tersenyum licik ke arahnya dan menaikkan gelas minumannya. Hal itu semakin membuat hati Vero terasa panas dan merasa bahwa memang ada sesuatu yang spesial antara wanita itu dengan Rayhan yang kini sudah resmi menjadi suaminya.“Apa kau sedang cemburu?” tanya Rayhan sedikit menggoda Vero.“Cemburu? Aku? Padamu? Mana mungkin! Aku bukan tipe wanita yang pencemburu, asal kau tahu saja!” bantah Vero menjawab pertanyaan Rayhan itu dengan ekspresi yang tampak sedikit gugup.“Benarkah tidak? Aku seperti mengendus aroma kecemburuan di sini. Kalau kau tidak cemburu, itu artinya kau tidak sayang padaku. Dan kau hanya terpaksa menikah denganku,” ucap Rayhan sengaja.Ucapan Rayhan

  • Skandal Panas Sang CEO   Tiga Ronde!

    Malam yang indah terasa sangat panjang bagi dua insan yang sedang memadu cinta di atas ranjang pengantin. Tidak ada kata lelah yang keluar dari mulut mereka berdu saat ini dan hanya ada semangat membara. Tidak ada kata sudah jika sudah memulai percintaan yang bergairah seperti saat sekarang ini.“Apakah kau sudah lelah, Sayang?” tanya Rayhan di sela goyang pinggulnya.“Hmm ... ini sudah kali ke berapa? Jangan bilang kalau kau masih kuat melakukannya sampai pagi!” jawab Vero dengan senyum yang tampak sudah dipaksakan.“Baiklah. Ayo kita lakukan sampai pagi,” ucap Rayhan dengan senyum menggoda dan membuat Vero membulatkan matanya dengan sempurna.Rayhan tertawa renyaha dan kemudian menggoyangkan lebih cepat pinggulnya maju dan mundur. Dia berada di atas Vero saat ini dan mereka sudah mencoba semua gaya yang bisa dipraktekkan pada malam pertama mereka sekarang. Rayhan bukan pria yang hanya mengandalkan nafsu saja dan itu yang membuat Vero merasa sangat nyaman.Dia selalu bertanya apakah

  • Skandal Panas Sang CEO   Gombalan Pengantin Baru.

    Indahnya rumah tangga tidak pernah dibayangkan oleh Vero akan seperti saat sekarang. Sudah tiga bulan sejak dia menjadi istri Rayhan dan kehidupan mereka selalu dipenuhi dengan tawa canda dan juga kebahagiaan. Tidak ada hari tanpa cinta dan juga perhatian yang selalu membuat Vero merasa sudah menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.Masa lalu? Dia bahkan tidak lagi mengingat semua yang pernah terjadi pada dirinya di masa lalu. Vero juga tidak pernah mengingat sama sekali bahwa dia pernah begitu terluka karena cintanya pada Ramon – kakak tiri suaminya yang saat ini begitu mencintainya dengan tulus.“Sayang, aku mungkin tidak pulang makan siang hari ini. Aku akan meninjau proyek baru di pusat kota bagian Selatan. Apa tidak masalah?” tanya Rayhan saat mereka sedang menyantap sarapan pagi hari ini.“Kalau begitu, kau bisa membawa bekal untuk makan siangmu. Aku rasa itu adalah jalan terbaik yang bisa aku berikan,” jawab Vero dengan santai dan tetap mengunyah roti bakar dalam mulutnya.

  • Skandal Panas Sang CEO   Ramon Datang Lagi.

    Rayhan berangkat bekerja dengan hati yang senang dan bahagia tentunya. Dia semakin bersemangat dalam bekerja semenjak menjadi seorang suami dan ayah di dalam keluarga kecil mereka itu. Tidak ada waktu yang terasa lama bagi Rayhan jika sudah berada jauh dari Vero dan Richard.“Tuan Muda, apakah Anda jadi bertemu dengan tuan Ramon siang ini?” tanya Petrus pada Rayhan dengan nada serius.“Tentu saja jadi. Aku tidak yakin kabar apa yang dibawanya kali ini, tapi perasaanku sungguh tidak nyaman,” jawab Rayhan dengan nada dan wajah yang lebih serius lagi.“Semoga saja tidak tentang hubungan Anda dengan nyonya Vero, Tuan.”“Jika pun memang tentang itu, aku sudah siap menghadapinya sejak awal. Aku tidak akan pernah takut, selama Vero berjanji tidak akan meninggalkan aku walau apapun yang terjadi!” ungkap Rayhan dengan tegas dan terdengar sungguh-sungguh.Siang ini dia memang sudah ada janji dengan Ramon yang baru saja datang tadi malam ke Spanyol. Entah hal penting apa yang akan dibicarakan ol

  • Skandal Panas Sang CEO   Meminta Vero Untuk Semalam

    Rayhan tercengang dengan ucapan yang terdengar seperti sebuah permintaan juga dari Ramon. Dia tidak berpikir jika hal itu benar-benar terjadi dan dikatakan oleh kakaknya itu sekarang. Namun, dari gestur tubuh dan mimik wajahnya, Rayhan bisa melihat jika Ramon tidak sedang dalam mood untuk bercanda. Dirinya juga seperti sedang berada dalam sebuah tekanan yang tidak bisa ditebak apa itu.“Kak ... apa kau baik-baik saja? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Rayhan kepada Ramon karena merasa ada yang ingin dikatakan oleh pria itu kepadanya.“Aku sedang mengurus perceraian dengan Miana sekarang,” jawab Ramon dengan nada sendu.“Kau sedih karena hal itu? Apakah kau sudah mulai mencintainya?” tanya Rayhan dengan nada menyelidik.“Tidak. Aku tidak pernah sedetik pun mencintai wanita itu!” bantah Ramon dengan cepat menjawab pertanyaan adiknya.“Lalu? Apa yang membuatmu terlihat begitu murung dan tidak bersemangat sekarang? Apakah ada hal lain?”Ramon menyilangkan kakinya dan menyandarkan punggu

  • Skandal Panas Sang CEO   My Lovely Sweet Wife

    “Kau serius?”“Tentu saja aku serius. Apa aku terlihat sedang bercanda padamu, Kak? Aku tidak suka bercanda!”“Kau rela memberikan istrimu untuk satu malam padaku, Ray? Aku sungguh tidak menyangka akan seperti ini responmu.”“Tapi, ada syaratnya! Itu hanya bisa berlaku jika aku sudah mati dan Vero benar-benar sudah bisa memaafkanmu. Melupakan semua masa lalu dan menerimamu lagi dalam hidupnya,” ungkap Rayhan panjang lebar dan tentu saja itu membuat ketidakpercayaan Ramon tadi menjadi tawa renyah yang terdengar sangat sumbang.Tentu saja itu terlalu mustahil baginya dan mana mungkin Rayhan berkata dengan sangat mudahnya jika tanpa syarat yang teramat sulit seperti itu. Ramon tidak akan pernah bisa mendapatkan tempat lagi di hati Vero. Mungkin, dulu wanita itu begitu mencintainya dan menggilainya. Sampai rela memberikan semua yang terbaik untuknya, menyerahkan tubuhnya secara percuma dalam satu hubungan yang tidak pasti dan tidak terikat sama sekali.Semua hal yang terjadi di masa lampu

  • Skandal Panas Sang CEO   Sekarang atau Tidak Dapat Jatah

    Rayhan tidak bisa menahan untuk berlama-lama di kantor lagi sebenarnya. Namun, dia juga tidak mungkin pulang sekarang. Vero pasti sudah membaca pesannya dan sekarang sedang sibuk membuatkan makan siang untuk dirinya. Membayangkan betapa repot dan lincahnya tangan Vero dalam menyiapkan makanan untuknya, Rayhan tidak bisa untuk tidak tersenyum sendiri.Untuk mengurangi rasa ingin cepat sampai di rumahnya itu, akhirnya Rayhan memutuskan untuk memeriksa pekerjaan para bawahannya sejenak. Ada beberapa tumpuk dokumen yang sudah tersusun di atas meja kerjanya.“Siang, Tuan. Apa Anda memanggilku?” tanya Petrus yang baru saja masuk setelah mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali.“Ya. Masuk dan duduklah di sini. Aku butuh teman untuk mengobrol,” jawab Rayhan tanpa menoleh ke arah pemuda lajang itu.“Baik, Tuan Muda.” Petrus pun berkata dengan patuh dan duduk di hadapan Rayhan tanpa bersuara.Setelah beberapa saat mereka saling duduk berhadapan, nyaris tidak ada percakapan sama sekali antara m

  • Skandal Panas Sang CEO   Jatah Doble?

    Rayhan: Aku sudah dalam perjalanan. Kalau begitu, aku dapat jatah doble siang ini. Jangan lupakan itu!Vero: Jatah doble apa yang sedang kau bicarakan?Rayhan: Kau memintaku datang sekarang atau tidak dapat jatah sama sekali. Padahal, aku sudah dalam perjalanan pulang sekarang. Itu artinya aku lebih cepat dari yang kau bayangkan.Vero: Lalu, apa hubungannya dengan jatah doble? Kalau kau bisa, kau boleh menghabiskan semua masakan yang aku buat siang ini. Itu tidak masalah sama sekali.Rayhan: Tenang saja, Sayang. Aku tidak hanya akan memakan masakanmu saja. Tapi, aku juga akan memakanmu dengan sangat lahap.Tidak ada balasan lagi dari Vero dan saat ini Rayhan sedang menyetir dengan senyum yang tak henti dia pancarkan sejak tadi. Pria tampan dan mapan itu langsung bergegas keluar dari ruangannya dan menuju mobil pribadinya yang lain saat membaca pesan masuk dari Vero tadi.Jadi, saat dia dan Vero berbalas pesan memang posisinya sudah dalam perjalanan menuju ke rumah. Dia begitu mencinta

Bab terbaru

  • Skandal Panas Sang CEO   Kembali untuk Cinta (END)

    Mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung mencari keberadaan Petrus dan juga Rayhan. Vero adalah yang paling panik karena Rayhan ternyata tidak ada di sana. Lelaki itu sudah langsung dipindahkan dan diberangkatkan menggunakan jet pribadi ke Amerika.Sementara Petrus sudah melewati masa-masa kritisnya dan hal itu membuat Alesha merasa tenang. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Vero saat ini selain memberikan penghiburan saja. Petrus juga tidak berani mengatakan di mana alamat Rayhan dirawat di Amerika kepada Vero.“Sayang ... tenang dan sabarlah menunggu. Semoga ada kabar baik tentang Rayhan sebentar lagia dari dokternya,” ucap Alesha yang ingin menghibur Vero dalam hal ini.Sudah tiga hari sejak Petrus sadarkan diri dan masih dirawat dengan intensif di rumah sakit itu. Alesha selalu menemani suaminya itu tanpa henti dan begitu pula Vero yang setiap hari datang ke sana untuk mencari tahu kabar tentang Rayhan.“Aku akan sabar menunggu dan tidak akan bosan datang ke sini untuk b

  • Skandal Panas Sang CEO   Kekuatan Cinta

    Tubuh Vero merosot ke lantai aspal saat mendengar yang baru saja dikatakan dan dijelaskan oleh Alesha. Dia sudah keluar dari dalam mobil dan mencoba menenangkan Alesha yang tampak sangat cemas dan juga takut. Akan tetapi, saat ini justru dia lah yang tampak paling terguncang.“Vero, ayo bangun! Ayo kita periksa mereka ke rumah sakit. Aku tidak bisa tenang sampai kau datang. Tadinya, aku ingin pergi terlebih dahulu karena tidak sabar menunggumu. Tapi, aku rasa kita memang harus pergi bersama,” ungkap Alesha pada Vero dengan banjir air mata saat ini.“Katakan padaku bahwa semua ini tidak benar, Al. Katakan sekali lagi bahwa kabar ini semuanya bohong. Dia hanya ingin membuatku merasa bersalah dan kembali padanya. Bukan kah begitu?” tanya Vero pula dengan deraian air mata tak berhenti sejak tadi.Alesha masih berusaha membujuknya untuk berdiri, karena saat ini Vero masih duduk di lantai aspal yang keras. Panasnya aspal itu tidak lagi dirasakan oleh Vero karena pikirannya entah sudah ke ma

  • Skandal Panas Sang CEO   Akan Tinggal Bersama Daddy

    Sebenarnya Vero mengetahui semua itu dari mulut Rayhan langsung ketika pria itu mabuk dan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah lima tahun berpisah. Vero tidak punya alasan untuk tidak percaya pada semua yang diucapkan Rayhan pada saat itu.Jadi, dia mengatakan yang sebenarnya kepada William saat ini karena merasa putranya berhak tahu yang sesungguhnya. Tidak ada lagi dusta yang ingin Vero rajut dalam hidupnya saat ini. Terlalu banyak kebohongan dan juga kepalsuan sehingga membuatnya menjadi tidak berdaya.“Sekarang, apa yang terjadi pada ayahku itu?” tanya William setelah beberapa saat mereka saling berdiam diri di dalam kendaraan roda empat itu.“Dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia memang sedang dalam keadaan yang tidak baik sejak kemarin.” Vero menjawab dengan tegas dan juga keyakinan penuh.“Dari mana Mami tahu kalau dia dalam keadaan yang tidak sehat?” tanya William mulai menginterogasi ibunya itu.“Aku merawatnya semalaman, Willy! Aku ada di

  • Skandal Panas Sang CEO   Bayar dengan Tubuhmu!

    “Kau mau ke mana?” tanya Marco dan menghalangi langkah Vero.“Aku ada urusan penting. Untuk sekali ini, aku meminta tolong padamu untuk menjaga William,” jawab Vero yang hatinya sudah semakin hambar kepada lelaki di hadapannya itu.“Aku melarangmu pergi!” seru Marco dengan nada tegas.“Kau tidak berhak melarangku!” balas Vero pula tak kalah tegas.“Tentu saja aku berhak. Itu ada di dalam surat perjanjian kita di nomor delapan. Pihak pertama berhak meminta atau melarang pihak kedua dalam satu hal yang terjadi di kemudian hari,” jelas Marco membacakan lagi isi perjanjian pernikahan yang sudah mereka tanda tangani bersama.Vero terdiam dan tidak bergeming sedikit pun setelah mendengar penjelasan dari Marco itu. Memang benar seperti yang Marco katakan itu dan tidak bisa dipungkirinya lagi. Namun, tetap saja Vero tidak bisa untuk tidak pergi kali ini karena Rayhan dalam bahaya.Dia tidak tahu apa dan bagaimana keadaan pria itu sekarang dan dari nada bicaranya Alesha tadi, jelas Vero menget

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Ada Kabar

    Sebuah tamparan mendarat di pipi Marco untuk pertama kalinya, dan tangan Vero lah yang sudah memberikan tanda kemerahan berbentuk jari di sana. Semua itu reflek dilakukan oleh Vero karena merasa tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Marco.“Kau menamparku, Vero?” tanya Marco tak percaya.Sebelah tangannya menahan rasa perih di pipi yang masih berbekas kemarahan itu. Sedikit meringis menahan rasa sakit yang tidak bisa dipungkirinya, Marco masih menatap nyalang pada Vero.“Itu pantas untuk kau dapatkan, Marc! Ucapanmu itu sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa aku terima!”“Bukan kah semua itu benar? Kau sudah bermalam dengannya dan menghabiskan malam penuh gairah bukan? Siapa dia? Dia hanya mantan suamimu dan kau rela memberikan tubuhmu padanya. Lalu, siapa aku? Aku adalah suamimu dan seharusnya aku yang lebih berhak atas dirimu,” ungkap Marco dengan sangat berang menatap Vero.Sekali lagi hati Vero terasa dicabik-cabik saat mendengar ucapan Marco yang tak beralasan itu. Dia mem

  • Skandal Panas Sang CEO   Layani Aku!

    “Apa yang terjadi di sana semalaman?”“Tidak terjadi apa-apa. Tolong jangan membahas hal itu lagi, Marc! Aku tidak ingin membahasnya.”“Tapi, aku dan William mencemaskanmu semalaman. Tidak adakah hal yang ingin kau jelaskan pada kami?”“Tidak ada yang perlu dijelaskan dan tidak ada yang perlu kau tahu. Bukan kah sejak awal sudah kita sepakati bahwa tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing? Aku tidak pernah bertanya hal pribadimu dan tidak pernah ikut campur, Marc. Jadi, tolong jangan melewati batasanmu!” ungkap Vero dengan nada tegas dan baru kali ini dia berbicara seperti itu kepada Marco.Cukup terkejut Marco mendengar ocehan yang dilontarkan oleh Vero beberapa detik lalu itu. Namun, saat ini dia jelas tidak bisa mendebat wanita yang kini duduk di sisi ranjangnya. Marco memang sengaja meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Vero untuk berbicara empat mata.Mereka sudah sampai di rumah setengah jam yang lalu dan nyaris tidak ada percakapan selama dalam perjalanan pulang. Ha

  • Skandal Panas Sang CEO   Berat Melepasmu

    “Bagaimana sekarang, Sayang? Aku tidak mau Vero terluka dengan niat Rayhan itu. Aku juga tidak ingin membuat Rayhan tersisksa dengan hubungan mereka yang justru memburuk setelah bertemu dari perpisahan yang sangat lama ini,” ungkap Alesha yang menahan langkahnya di pertengahan anak tangga.“Tenanglah, Sayang. Jangan memikirkan hal yang terlalu jauh untuk saat ini. Mungkin tuan muda hanya merasa emosi saat ini.” Petrus mencoba menenangkan Alesha dari dugaannya itu.“Apa kau pikir dia tidak akan benar-benar merebut Richard dari Vero?” tanya Alesha sedikit ragu.“Aku berharap itu tidak akan terjadi. Tuan muda bahkan tidak melirik putranya sama sekali tadi,” jawab Petrus pula dan mengingat sikap dingin Rayhan pada William tadi.“Itu tidak bisa menjadi acuan bahwa dia tidak peduli dan tidak menginginkan putranya, Sayang.”“Aku akan mencoba untuk membujuknya dan memberikan saran yang lain.”“Saran apa? Aku tahu bahwa Vero adalah wanita yang keras kepala dan dia tidak akan mengubah keputusa

  • Skandal Panas Sang CEO   Merebut Putraku Kembali

    Rayhan menghentikan tangannya yang hendak menuangkan air hangat ke dalam gelas. Sorot matanya tajam menatap ke arah Vero. Wanita itu terlihat begitu terkejut mendapatkan tatapan seperti itu dari Rayhan. Tatapan yang tajam dan seakan ingin mengoyak jantung Vero saat ini juga.“Kau siapa? Beraninya kau memerintahku di rumahku sendiri!” seru Rayhan dengan sinis.Tidak pernah sebelumnya Vero berpikir jika pria itu akan mengatakan hal sekasar itu padanya. Namun, tetap saja Vero tidak boleh gentar dan terlihat begitu lemah. Dia tersenyum tipis pada lelaki yang baru saja ingin dirawatnya sepenuh hati. “Aku memang bukan siapa-siapa di sini. Baiklah, kalau begitu aku akan segera pamit. Aku tidak ingin terlalu lama di sini dan membuat suamiku menunggu!”“Suami yang bahkan tidak pernah menyentuhmu?” tanya Rayhan dengan nada mengejek.“Kau tahu apa tentang rumah tanggaku dengan istriku?” tanya sebuah suara yang entah sejak kapan berada di dalam ruangan itu bersama mereka.Vero mengalihkan pandang

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Mengizinkanmu!

    Mata Alesha bergerak ke arah anak tangga dan melihat jika di sana Rayhan sudah berhenti mengayunkan langkah kakinya saat mendengar ucapan Vero tadi. Wajah Rayhan tampak merah padam yang mungkin saja kini sedang merasa marah atau kecewa tingkat tinggi pada Vero.“Jangan katakan itu, Vero sayang. Kau tidak bisa mengeluarkan kata-kata palsu seperti itu, dan aku tahu apa yang sebenarnya kau rasakan!” ucap Alesha berusaha membuat Vero mengubah pengakuannya. Dia ingin Vero akhirnya jujur pada perasaannya sendiri tanpa disadarinya.“Tidak, Alesha. Aku tidak lagi mencintainya dan aku tidak ingin lagi kembali bersamanya. Aku sudah bahagia dengan suami dan putraku saat ini. Aku ingin menjalani hidup yang normal seperti yang selalu aku inginkan sejak dulu. Aku mendapatkan semuanya saat aku bersama Marco,” ungkap Vero pula dan dengan helaan napas yang terasa berat dia memaksakan tersenyum.“Kau hanya merasa nyaman dan tenang karena tidak ada yang menghantuimu dengan status. Tapi, kau tidak pernah

DMCA.com Protection Status