Home / Romansa / CEO MESUM itu SUAMIKU / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of CEO MESUM itu SUAMIKU: Chapter 91 - Chapter 100

127 Chapters

Bab 91 Pernikahan yang Disembunyikan

“Papa dengar, sidangnya Wahyu ditunda sampai minggu depan.”“Iya, Pa.”Saat ini, Ervan sedang bersama Bagus menuju sebuah restoran untuk bertemu salah satu klien. Ervan duduk di kursi belakang, tepat di sebelah kanan Bagus. Sedangkan di bagian depan hanya ada sang sopir pribadi.Bagus menoleh ke arah kanan. Ternyata Ervan sedang menatap ke arah jendela mobil. Bagus menghela napas berat. Ia paham bagaimana lelahnya Ervan dalam menghadapi kasus ini.“Van,” Bagus memanggil.Ervan menoleh ke kiri. “Iya, Pa?”“Papa bisa bantu kamu jatuhkan si Wahyu saat di persidangan. Tapi, ada syarat yang harus kamu penuhi.”Ervan mendecak kesal. Selalu saja ada syarat yang diajukan. Entah sampai kapan hidupnya akan dikelilingi oleh syarat-syarat yang membuat kepalanya pusing.Ia pun kembali menatap ke arah kanan. Lebih baik memandang ke arah luar daripada memandang Bagus. Hatinya kesal jika harus mendengar syarat yang diajukan ayahnya itu. Sudah pasti, syarat itu ada hubungannya dengan pernikahannya dan
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 92 Sidang Lanjutan

Sidang lanjutan kembali digelar di minggu selanjutnya. Semua pihak terkait hadir, seperti sidang sebelumnya. Wahyu juga sudah memasuki ruang persidangan. Namun kali ini, ekspresinya tampak berbeda. Wahyu jauh lebih tenang dan sering menampilkan senyum terbaiknya.Ervan yang melihat perubahan ekspresi Wahyu jelas menaruh curiga besar. Ia tidak tahu pasti apa yang sedang direncanakan Wahyu untuk lolos dari jerat hukum. Ervan berharap, tidak akan ada lagi drama yang akan ditampilkan dalam persidangan ini. Harusnya, hari ini sudah bisa diberikan putusan, jika Wahyu tidak membuat ulah.Hati Ervan mendadak cemas. Genggaman tangannya pada sang istri pun semakin erat. Gea menyadari kegelisahan suaminya.Gea pun berkata, “Mas, kamu tenang dulu ya. Jangan cemas gitu. Allah pasti bantu kita kok.”“Iya, Sayang.”Ervan menghela napas panjang, berusaha untuk tetap tenang. Persidangan pun sudah dimulai. Semua orang tampak tenang mendengarkan para saksi yang dihadirkan oleh pihak Wahyu. Mereka justru
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 93 Akhir dari Kisah Wahyu

Setelah satu jam lebih menunggu, putusan pun akhirnya dibacakan oleh Jaksa Penuntut. Jaksa Penuntut mengungkapkan segala kesalahan Wahyu dalam persidangan kali ini. Mulai dari penyebaran aib Ervan, melakukan perampokan berencana yang berujung pada kekerasan dan yang terakhir adalah melakukan penyuapan.Dalam hal ini, Wahyu dikenakan pasal berlapis dan dinyatakan bersalah. Hukuman penjara yang Wahyu dapatkan, berdasarkan putusan dari Jaksa Penuntut adalah hukuman penjara selama 20 tahun. Namun, itu hanya putusan sementara. Hakim belum memutuskan apapun. Putusan dari Hakim akan dibacakan seminggu setelah persidangan lanjutan hari ini.Meskipun sedikit lega, Ervan masih harus menunggu seminggu lagi untuk mendengarkan putusan Hakim. ‘Hhh! Masih harus nunggu seminggu lagi untuk putusan akhirnya,’ batinnya.Ervan berjalan keluar dari ruang persidangan bersama istrinya. Mereka hendak berjalan menuju parkiran mobil. Namun, dari arah belakang, kemeja Ervan ditarik paksa oleh seseorang dan sebu
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 94 Pemakaman Wahyu

Mendengar kabar kematian Wahyu, Ervan bergegas pergi ke rumah sakit. Ervan melihat langsung kondisi Wahyu yang sudah terbujur kaku di kamar jenazah. Air mata Ervan menetes begitu saja. Ia tak menyangka Wahyu pergi secepat ini.Jauh dilubuk hati Ervan, ia masih memiliki rasa kasihan pada Wahyu. Bagaimanapun juga, Wahyu pernah menjadi sahabat terbaiknya sejak sekolah. Ervan tidak bisa melupakan kebaikan Wahyu sebelum kekacauan ini terjadi.“Maafin gue, Yu. Maafin gue,” ucap Ervan lirih.Ervan bisa melihat dengan jelas bagian kepala yang bolong akibat tembakan senjata api. Tangisnya semakin pilu dan memutuskan untuk keluar dari kamar jenazah. Ia tak sanggup melihat jenazah Wahyu.Fahri yang memang ikut bersama Ervan pun berusaha menenangkan. “Van, ikhlasin. Jangan ditangisi.”“Gue … nggak sanggup, Ri. Walaupun dia jahat sama gue, jasa baiknya tetap gue ingat sampai sekarang. Gue jeblosin dia ke penjara supaya dia bisa sadar sama kesalahannya sendiri. Tapi, gue nggak berpikir dia bakal ng
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 95 Sensitif

Beberapa bulan kemudian, kehamilan Gea sudah memasuki usia delapan bulan. Gea berencana akan melakukan pemeriksaan hari ini dan sudah membuat janji dengan Fredy. Gea terpaksa pergi bersama Abdi karena Ervan harus menghadiri rapat pagi ini. Untunglah Abdi sangat sigap saat diperintah oleh Ervan.“Aku pergi dulu. Nanti sampai di rumah sakit, langsung kabari aku ya,” ucap Ervan sebelum berangkat ke kantor.“Iya, Mas.”“Hati-hati kalau jalan dan satu lagi, jangan ganjen sama Dokter Fredy. Awas kalau kamu ketahuan genit sama dia ya. Aku bakal mogok makan,” ancam Ervan.Gea bersungut kesal. Sikap posesif suaminya muncul lagi hari ini. Padahal sebelumnya sudah tidak pernah lagi membahas tentang kedekatannya dengan Fredy. Jika sudah seperti ini, Gea hanya bisa mengangguk saja. Berdebat pun akan percuma.“Oh iya, kalau misalnya dia macam-macam, kamu langsung telpon aku. Atau nggak bilang sama Abdi ya. Jangan mau kalau digodain sama dia,” lanjut Ervan.“Mas, dia bukan dokter mesum loh. Dia itu
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 96 Gea Menyerah

“Loh, Mas Ervan?”Gea yang baru saja pulang dari pasar pun terkejut melihat kehadiran Ervan di rumah. Padahal ini belum waktunya pulang kerja.“Darimana aja kamu? Kenapa periksa aja lama banget pulangnya?” Pertanyaan Ervan terdengar menuntut dan nada bicaranya juga ketus.Gea menunjukkan beberapa belanjaan di kedua tangannya. Memang, setelah pemeriksaan di rumah sakit, Gea meminta Abdi untuk mampir ke pasar, membeli beberapa keperluan dapur. Ada banyak sekali yang Gea beli untuk stok selama sebulan.Tak lupa, Gea menyempatkan diri untuk membeli seblak karena ia sedang ingin makan makanan pedas. Abdi juga dibelikan oleh Gea, meski awalnya sempat menolak. Itu sebabnya, Gea lambat tiba di rumah.“Aku belanja bulanan di pasar, Mas. Sekalian tadi mampir beli seblak. Ini seblaknya aku bawa pulang,” ujar Gea sambil menunjukkan bukti bahwa dirinya memang tidak berbohong.Ervan mengambil alih semua belanjaan yang ada di tangan Gea, termasuk seblaknya. Setelah itu, ia pergi ke dapur dan meletak
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 97 Tidak Ingin Pisah

Sore hari, setelah selesai mandi, Ervan bergegas keluar kamar dan pergi ke dapur. Ia sadar dirinya belum makan sejak tadi. Pantas saja tubuhnya lemas dan perutnya keroncongan.Ervan menuruni anak tangga satu per satu, dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana training hitam miliknya. Baru saja kakinya tiba di anak tangga terakhir, Ervan mencium bau masakan yang sangat harum dari arah dapur. Ia pun mempercepat langkahnya menuju asal bau masakan itu.Sesampainya di dapur, Ervan melihat Gea sedang sibuk menata makanan di atas meja makan. Ervan mendekati Gea, lalu mencium kening istrinya untuk beberapa saat. Gea hanya bisa diam dan tidak menolak.“Maafin aku ya, Sayang,” ucap Ervan setelah selesai mencium kening Gea. “Maaf karena aku terlalu posesif sama kamu. Padahal aku yang salah. Aku tadi masih rapat dan handphone aku dalam mode silent. Aku nggak tahu kalau kamu hubungi aku. Maafin aku ya.”“Nggak perlu dibahas, Mas. Dibahas pun percuma. Keputusan aku tetap sama, kita harus pisah
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 98 Ervan Masih Berjuang

“Kenapa kamu nggak cerita dari awal sama Mama?” Nurma bertanya pada putra tercintanya, setelah mendengar cerita sebenarnya dari Ervan. “Kenapa kamu pendam semuanya sendirian? Kamu udah nggak anggap Mama sebagai orang tua kamu?” lanjutnya.Ervan hanya bisa menundukkan kepala. Air matanya masih saja mengalir di pipi. Sejak tadi, Ervan tidak berani menatap mata Nurma. Ia terlalu malu saat mengakui kenakalannya di depan Nurma. Kenakalan yang berakibat fatal. Hingga menghancurkan masa depan Gea.Nurma menggenggam kedua tangan putranya. Mencoba memahami apa yang sedang dirasakan putranya saat ini. Nurma juga mencoba menempatkan diri jika berada di posisi Ervan. Pasti rasanya sakit sekali.“Kamu udah terlanjur sayang sama Gea?” tanya Nurma dengan nada suara yang lembut.“I-Iya, Ma,” jawab Ervan terbata.Nurma tersenyum manis, meski awalnya ia sempat merasa kecewa setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Tapi, menanggapi dengan kemarahan juga percuma saja. Semuanya sudah terjadi. Fakta in
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Bab 99 Akan Pindah

Pagi hari, tepatnya pukul 05.00, Gea terbangun dari tidurnya. Ia merasakan pusing di kepala saat ingin membuka mata. Gea mengerjap beberapa kali sambil memijat pelan pelipisnya. Hingga kedua matanya terbuka sempurna, barulah Gea sadar, dirinya sedang berada di tempat asing. Bau obat-obatan begitu menyengat.Gea menoleh ke kanan sejenak, lalu ke kiri. Saat menoleh ke kiri, ia terkejut melihat suaminya tertidur di sampingnya, dengan kedua lengan dijadikan sebagai bantal. Wajah tenang Ervan menghadap ke arah Gea, sehingga Gea bisa melihat dengan jelas wajah tampan suaminya itu.“Mas Ervan,” gumamnya lirih.Seketika, Gea kembali teringat dengan masalah yang menimpa keluarga kecilnya. Andai saja waktu bisa diulang, Gea tidak akan gegabah untuk membuat surat perjanjian pra-nikah itu. Tapi, semuanya sudah terlanjur terjadi.Jika saat itu Gea tidak membuat surat perjanjian, kemungkinan besar Ervan akan menolak bertanggung jawab. Lalu, dirinya akan dicap buruk oleh orang lain.“Maafin aku, Mas
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

Bab 100 Kenalan dulu dong

Ervan tiba di depan sebuah showroom mobil yang jaraknya cukup jauh dari rumah sakit tempat istrinya dirawat. Ervan memang sudah janjian dengan calon pembeli apartemennya di showroom itu. Semula, Ervan ingin bertemu di kafe saja. Akan tetapi, sang calon pembeli sedang ada urusan penting di showroom tersebut. Mau tidak mau, Ervan harus menuruti keinginan calon pembelinya.Pria itu turun dari mobil, lalu merapikan sedikit kemejanya. Kedua lengannya sengaja Ervan gulung hingga ke siku karena cuaca yang sangat panas. Kancing kemeja atasnya juga terbuka, hingga menampilkan leher jenjangnya yang sangat mempesona. Bahkan beberapa karyawan wanita di showroom itu sampai tidak berkedip melihat ketampanan dan kegagahan seorang Ervan.Sesampainya di dalam showroom, Ervan celingukan kesana kemari. Mencari keberadaan calon pembeli apartemennya.“Ada yang bisa dibantu, Pak?” tanya salah satu karyawan wanita di tempat itu.“Oh, saya lagi ada janji ketemu sama seseorang di sini. Namanya Pak Indra,” jaw
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status