Pagi hari, tepatnya pukul 05.00, Gea terbangun dari tidurnya. Ia merasakan pusing di kepala saat ingin membuka mata. Gea mengerjap beberapa kali sambil memijat pelan pelipisnya. Hingga kedua matanya terbuka sempurna, barulah Gea sadar, dirinya sedang berada di tempat asing. Bau obat-obatan begitu menyengat.Gea menoleh ke kanan sejenak, lalu ke kiri. Saat menoleh ke kiri, ia terkejut melihat suaminya tertidur di sampingnya, dengan kedua lengan dijadikan sebagai bantal. Wajah tenang Ervan menghadap ke arah Gea, sehingga Gea bisa melihat dengan jelas wajah tampan suaminya itu.“Mas Ervan,” gumamnya lirih.Seketika, Gea kembali teringat dengan masalah yang menimpa keluarga kecilnya. Andai saja waktu bisa diulang, Gea tidak akan gegabah untuk membuat surat perjanjian pra-nikah itu. Tapi, semuanya sudah terlanjur terjadi.Jika saat itu Gea tidak membuat surat perjanjian, kemungkinan besar Ervan akan menolak bertanggung jawab. Lalu, dirinya akan dicap buruk oleh orang lain.“Maafin aku, Mas
Last Updated : 2023-06-08 Read more