Semua Bab CEO MESUM itu SUAMIKU: Bab 81 - Bab 90

127 Bab

Bab 81 Lisda Menetap di Jakarta

‘Van, lo masih di Solo?’Saat ini, Ervan tengah melakukan panggilan telepon dengan Fahri. Ervan pun menjawab, “Iya. Kenapa?”‘Lo bener, Van. Bu Lisda lagi ada di Jakarta.’Ervan yang sedang terbaring di kasur pun langsung terduduk. Ekspresinya tampak terkejut mendengar berita dari Fahri. “Lo serius, Ri?”‘Iya gue serius. Tadi, gue sama Herman lagi ikutin pergerakan anak buahnya Wahyu di kantor polisi. Terus, waktu gue nunggu di mobil, Herman ngelihat Bu Lisda keluar dari kantor polisi itu.’“Terus?”‘Ya terus kita samperin aja, Van. Kita ajak ngopi bareng di kafe, biar lebih enak ngobrolnya. Bu Lisda bilang mau cari Mamanya si Wahyu. Gue sama Herman juga baru tahu, kalau usaha Mamanya si Wahyu itu sukses berkat bantuan Bu Lisda. Dia kasih ancaman ke Wahyu untuk berhenti gangguin lo. Kalau dia masih ganggu lo, Bu Lisda bakal hancurin lagi usaha Mamanya Wahyu.’Ervan menghela napas berat. Ia memijat pelipisnya untuk beberapa saat. Benar dugaan Gea. Lisda benar-benar nekad pergi ke Jakar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Bab 82 Gea harus pergi

Sudah seminggu lebih Lisda tinggal di Jakarta, namun dirinya tak kunjung menemukan keberadaan ibunya Wahyu. Bahkan saat dirinya mendatangi tempat usaha ibunya Wahyu, tempat itu sudah dijual dan pemiliknya pindah entah kemana. Lisda juga berusaha menghubungi, namun nomornya diblokir. Jelas hal itu membuat Lisda kesal.“Kemana Mama kamu, Yu?!”Saat ini, Lisda sedang mengunjungi Wahyu di penjara. Ia hanya ingin mendesak pria itu agar mengatakan dimana ibunya sekarang. Akan tetapi, respon Wahyu justru menjengkelkan.Wahyu tertawa terbahak-bahak dan tidak peduli pada polisi yang berjaga di depan pintu ruang tunggu. Lisda yang geram lantas berkata, “Nggak usah ketawa kamu! Nggak ada yang lucu di sini!”“Bibi yang lucu.” Wahyu masih saja tertawa meskipun tatapan Lisda sudah sangat tajam. Hingga beberapa saat setelah terdiam, Wahyu menyeringai. Dia membalas tatapan Lisda. “Sampai kapanpun, Bibi nggak akan bisa ketemu Mama. Aku udah rencanain ini dari awal. Mending Bibi pulang aja ke Solo dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya

Bab 83 Musuh dalam Selimut

Ervan melangkah tergesa menuju ruang kerja Fahri. Saat ini, emosinya sedang meluap dan sulit untuk dibendung. Beberapa hari terakhir, Ervan sudah mulai percaya pada Dira dan tulus membantu pengobatan ayahnya. Tapi apa balasan yang ia dapatkan? Dira justru menyerahkan surat perjanjian itu pada Bagus. Entah darimana dia mendapatkannya. Ervan juga tidak tahu.Sesampainya di depan ruangan Fahri, Ervan langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dulu. Fahri yang melihat kedatangan Ervan pun sedikit terkejut. Apalagi wajah Ervan tampak tidak bersahabat sedikitpun.“Bangsat!”“Hah?” Fahri melongo. “Lo lagi ngatain gue bangsat?”Ervan mendengus sambil duduk di sofa. “Bukan lo. Tapi gebetan lo itu. Sialan tuh cewek. Ternyata dia musuh dalam selimut. Udah gue bantu, malah nusuk gue dari belakang.”“Hah?”Fahri masih tidak mengerti maksud Ervan. Ia pun ikut duduk di sofa, lalu bertanya, “Maksudnya gimana? Siapa yang nusuk lo dari belakang?”“Ck! Si Dira lah. Siapa lagi?” jawab Ervan kesal.“What? Dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya

Bab 84 Manipulatif

Plak! Dira menampar pipi Ervan cukup keras. Ucapan Ervan tadi benar-benar menyinggung perasaannya. Ia tidak suka direndahkan seperti itu. “Gue nggak suka ya sama omongan lo barusan. Lo pikir, gue cewek apaan?! Gue terpaksa ngelakuin ini karena diancam lagi sama Wahyu. Mereka udah tahu dimana tempat tinggal gue sekarang. Harusnya lo mikir dulu sebelum nyerocos!”Ervan mengusap pipinya sambil menatap Dira dengan tajam. Ia tidak percaya lagi pada wanita di hadapannya itu. Setiap kata yang dilontarkan Dira, semua itu hanya omong kosong belaka. Ervan tidak akan tertipu untuk kesekian kalinya.Ervan menyeringai. Sekilas ia melirik Fahri yang masih diam saja, sesuai dengan perintahnya.“Ri, lo tahu soal dia diancam lagi sama Wahyu?” tanya Ervan yang pandangannya sudah beralih pada Dira.“Gue nggak tahu, Van.” Lantas, Fahri pun menatap ke arah Dira. “Kenapa lo nggak cerita soal itu ke gue? Kan udah gue bilang, kalau ada apa-apa langsung kabari gue. Kalau kayak gini ceritanya, lo sama aja nyar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-25
Baca selengkapnya

Bab 85 Fitnah

Lastri tampak terburu-buru menuju pintu karena mendengar suara ketukan dari luar. Tadi, ia sedang berada di dapur untuk memasak. Lastri membuka pintu setelah sebelumnya sempat mengintip dari jendela.Senyumnya terkembang ketika menyapa sang menantu yang sudah berdiri tegap di hadapannya. “Aduh ya ampun, menantu Mama yang paling cakep. Ayo masuk,” ucapnya mempersilahkan Ervan masuk.Ervan bersikap tenang dan sopan. Ia mencium tangan mertuanya itu lalu duduk di sofa ruang tamu. Saat ini, dirinya hanya datang seorang diri karena Fahri ditugaskan untuk terus mengawasi pergerakan Dira dan Wahyu.“Ada apa nih? Kok tumben datang ke rumah Mama sendiri. Biasanya juga ngajak si Gea,” ujar Lastri setelah kembali dari dapur untuk membuatkan minum.“Aku kesini ada urusan sama Mama. Ini penting, Ma.”Lastri mengernyit heran. Ia bertanya, “Soal apa ya, Van? Penting banget?”“Iya, Ma. Ini penting banget. Ada sangkut pautnya sama pernikahan aku dan Gea,” jawab Ervan serius.Lastri mulai cemas setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-01
Baca selengkapnya

Bab 86 Info dari Sherly

Setelah tiba di kantor, Ervan berjalan cepat melewati beberapa karyawan yang menyapanya di lobi. Bahkan Ervan tidak sempat menjawab sapaan mereka karena terlalu penasaran dengan apa yang ingin Sherly sampaikan padanya.Ervan pun sampai di depan ruangan Fahri. Ia masuk tanpa mengetuk pintu, membuat Fahri dan Sherly kompak berdiri karena terkejut. Belum sempat mereka duduk kembali, Ervan sudah menghujani Sherly dengan berbagai pertanyaan.“Ada apa, Ly? Ada berita penting apa? Apa ini ada kaitannya dengan masalah rumah tangga aku sama Gea? Atau ada hal lain?”Sherly yang dihujani pertanyaan seperti itu pun mendadak bingung. Sedangkan Fahri yang memahami kondisi Ervan saat ini pun, berusaha menenangkannya. Fahri tahu, Ervan sedang panik dan gelisah karena memikirkan masalahnya dengan Wahyu yang tak kunjung selesai. Selalu saja ada drama lain yang terkadang membuat Fahri ikutan pusing memikirkannya.“Van, tenang dulu,” ucap Fahri.Ervan menghela napas panjang. Ia pun mulai mengontrol dirin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-02
Baca selengkapnya

Bab 87 Resiko untuk Seorang Pengkhianat

“Dimana Restu?”Ervan yang baru tiba di pintu gerbang pun langsung bertanya pada Abdi. Ekspresi wajah Ervan menunjukkan sorot kemarahan, sehingga mampu ditebak oleh Abdi.“Restu lagi di toilet, Pak,” jawab Abdi jujur.Tanpa basa-basi, Ervan bergegas menuju toilet khusus untuk Restu dan Abdi yang letaknya tak jauh dari lokasi penjagaan. Ervan langsung mendobrak pintu toilet, hingga membuat Restu terkejut setengah mati. Ponsel yang ada di tangannya pun hampir terjadi ke closet.Ervan yang sudah terlanjur emosi, langsung menarik paksa Restu untuk keluar dari toilet. Sementara Abdi yang melihat keributan itu hanya bisa diam di tempat. Jika ia berani mendekat, maka riwayatnya juga akan tamat. Abdi sudah mengerti, jika Ervan bersikap seperti itu, tandanya Restu membuat kesalahan yang fatal. Itu sebabnya, Abdi tidak berusaha untuk membela Restu.“Kurang ajar kamu ya!”Bugh! Ervan melayangkan pukulan ke wajah Restu, sampai Restu hampir tersungkur.“Pak, ada apa ini?” tanya Restu.“Sialan! Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-02
Baca selengkapnya

Bab 88 Kronologi

Beberapa hari yang lalu, Dira mendatangi kediaman Ervan secara diam-diam. Kebetulan, Abdi dan Restu baru tiba di pos penjagaan. Abdi izin ke toilet sebentar, sementara Restu yang berjaga di pos. Momen itulah yang dimanfaatkan oleh Dira untuk menghasut Restu agar mau bekerjasama dengannya.Restu tampak melamun di pos penjagaan sambil menunggu Abdi kembali dari toilet. Hingga beberapa detik kemudian, lamunan Restu buyar karena ada seseorang yang melemparkan kertas ke arahnya. Restu membuka kertas berisi tulisan tangan seseorang.‘Temui gue di ujung gang. Gue mau kasih pekerjaan bagus buat lo dan pendapatannya sangat menggiurkan. Lo bakal nyesel kalau nolak ajakan gue. Btw, gue cewek dan sekarang gue lagi nunggu lo di ujung gang. Gue pakai topi warna hitam dan kemeja hitam. Buruan datang sebelum penawaran berakhir.’Setelah selesai membaca surat tersebut, Restu celingukan, menatap ke arah luar gerbang. Namun si pemilik surat itu sudah tidak ada di sana. Restu menatap surat itu dengan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-02
Baca selengkapnya

Bab 89 Selangkah Lagi Menuju Kemenangan

Ervan menatap alat penyadap itu. Ternyata alat itu Restu sembunyikan di bawah meja ruang tamu. Pantas saja ia tidak mengetahuinya. Selain itu, Restu juga mengaku telah menghapus beberapa rekaman cctv yang memperlihatkan dirinya sedang masuk ke dalam rumah untuk memasang alat tersebut.“Jadi, setelah kamu dengar percakapan istri aku sama Mamanya, langsung kamu kasih tahu sama Dira?” tanya Ervan sarkas sambil menatap Restu yang berdiri tertunduk di hadapannya.Restu mengangguk pelan. Kedua tangannya sudah diikat oleh Abdi, sesuai dengan perintah Ervan. Abdi juga berdiri di samping kanan Restu sambil memegangi lengan temannya itu. Abdi juga tidak menyangka Restu akan berkhianat seperti itu, hanya demi uang.“Demi uang, kamu rela berkhianat dari aku. Padahal selama ini, aku selalu kasih kamu uang lebih. Apapun kesusahan keluargamu, pasti aku bantu. Tapi, ini balasan yang aku dapatkan dari kamu,” lanjut Ervan dengan nada rendah namun terdengar menakutkan di telinga Restu. “Aku udah bilang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-03
Baca selengkapnya

Bab 90 Ujian Belum Selesai

Ervan dan Gea saling pandang dalam diam, setelah beberapa saat yang lalu, Ervan menceritakan semua yang terjadi pada Gea. Tentang Dira, sampai pengkhianatan Restu yang mengakibatkan rumah tangga mereka ikut terancam. Ervan juga mengatakan tindakan Bagus ketika mengetahui surat perjanjian itu. Sampai membuat Gea tak mampu berkata-kata.Ervan mengalihkan pandangan sesaat ke arah tangan Gea, lalu mengelusnya dengan lembut. Ia kembali menatap Gea sambil mengulas sebuah senyum, sebagai obat penenang untuk istrinya itu.“Sayang, kamu tenang aja ya. Sampai kapanpun, aku nggak akan pernah tinggalin kamu. Walaupun aku harus kehilangan kerja karena memilih bertahan sama kamu, aku siap. Aku ikhlas. Kebahagiaanku cuma kamu sama anak kita. Uang masih bisa dicari, tapi kebahagiaan, sulit untuk didapat. Aku nggak mau kehilangan kebahagiaan itu,” ucap Ervan.Gea tersentuh mendengar ungkapan Ervan. Air matanya menetes dengan sendirinya. Ia tidak tahu harus memberi respon seperti apa, selain menangis h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status