Home / Romansa / CEO MESUM itu SUAMIKU / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of CEO MESUM itu SUAMIKU: Chapter 71 - Chapter 80

127 Chapters

Bab 71 Mesumnya di kamar aja, Mas

Beberapa hari setelah lebaran, Ervan dikejutkan dengan kehadiran Dira ke rumahnya. Kebetulan hari ini, keluarga Ervan sedang berkumpul di rumahnya untuk melihat Gea dan saling bersilaturahmi. Ervan memang belum mendapatkan informasi apapun lagi tentang Dira. Bahkan Fahri dan Herman juga belum menemukan informasi tambahan. Jelas kehadiran Dira saat ini sangat mengusik ketenangan Ervan.Ervan tidak menyuruh Dira untuk masuk ke rumah. Ia justru membiarkan Dira berdiri di teras. Dengan tangan bersedekap, Ervan menatap Dira begitu tajam."Mau ngapain lo ke sini?" tanya Ervan."Mau ketemu elo lah.""Buat apa, hah? Gue lagi sibuk. Banyak keluarga yang datang. Mending lo cabut dari sini," usir Ervan."Dih, galak banget," cibir Dira. "Padahal dulu care banget sama aku. Kenapa sekarang berubah?"Ervan mendengus kesal. "Gue nggak kenal elo. Lo pikir, gue nggak tahu kalau lo nggak satu kampus sama gue? Lo pikir, gue bego?"Dira tertegun mendengarnya. Ekspresi yang tadinya tampak berani, kini mala
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Bab 72 Tidak Ada Petunjuk

Pagi hari, Gea sudah menyiapkan sarapan untuk suaminya. Pakaian kerja suaminya juga sudah Gea siapkan. Ia hanya tinggal duduk manis di kursi meja makan sambil menunggu suaminya keluar dari kamar. Tadi, Ervan sedang mandi. Gea membiarkan suaminya bersiap di kamar sendirian, sedangkan dirinya harus menyiapkan sarapan di dapur.Tak lama setelah itu, Ervan muncul. Dasi masih belum terpakai namun sudah menggantung di lehernya. Di tangan kanan Ervan ada tas kerja sedangkan tangan kirinya memegang jas."Sayang, tolong pasangin dasi aku," ucap Ervan."Iya, Mas."Gea mendekati Ervan yang sudah menaruh barangnya di kursi. Gea pun mulai memasangkan dasi berwarna hitam tersebut dengan telaten. Sementara Ervan tampak begitu bahagia bisa melihat wajah cantik istrinya sedekat ini.Tanpa izin terlebih dulu, Ervan mencium bibir istrinya. Hanya sebentar, namun mampu membuat Gea salah tingkah sambil memukul dada suaminya."Ih, pagi-pagi udah mesum kamu, Mas," ucap Gea.Ervan tertawa ringan. "Habisnya ka
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Bab 73 Secuil Informasi

Sesuai janji, Fahri pergi menemui Intan ditemani Herman. Sejujurnya Fahri malas bertemu dengan Intan. Dirinya sempat di penjara karena wanita itu. Fahri menaruh dendam, namun enggan membalas dan berurusan lagi dengan pihak berwajib. Fahri sudah jera.Fahri dan Herman berada di ruang tunggu sejak dua menit yang lalu. Kini, Fahri sudah melihat Intan masuk ke dalam ruang tunggu ditemani dua orang polisi. Setelah kedua polisi itu berjaga di luar, Fahri mulai berbasa-basi dengan Intan, sesuai usulan Ervan pagi tadi."Gimana kabar kamu?" tanya Fahri."Baik," jawab Intan ketus. "Ngapain kamu kesini? Gara-gara ulah kamu, aku keguguran. Semua rencanaku batal. Balikin handphone aku yang mahal itu."Fahri tersenyum getir saat Intan berkata soal keguguran. Ia mengakui kesalahan itu karena saat itu dirinya sedang panik. Bingung harus berbuat apa. "Aku minta maaf. Nanti aku ganti handphone kamu. Sekarang, aku udah kerja di kantornya Ervan.""Hah? Seriusan kamu kerja sama Ervan?" tanya Intan tak per
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Bab 74 Ditahan

Fahri dan Herman tiba di kantor. Mereka berniat menemui Ervan. Namun, sesampainya di lobi, mereka terkejut melihat Ervan sedang adu mulut dengan seorang wanita yang tak lain adalah Dira. Fahri dan Herman ingin menghampiri namun dihadang oleh beberapa karyawan."Jangan kesitu, Pak. Kami aja nggak berani dekat. Pak Ervan galak banget," ujar salah satu karyawan.Herman kesal mendengar ucapan itu. "Kalian ini gimana sih? Ada keributan bukannya dilerai, malah nonton.""Tahu nih. Aneh kalian," celetuk Fahri.Tanpa menghiraukan ucapan karyawan tersebut, Fahri dan Herman segera menghampiri Ervan dan Dira yang masih berseteru.Fahri menarik Ervan untuk menjauh. Meskipun awalnya kesulitan, namun berhasil diatasi oleh Fahri. Sementara Herman menghalangi Dira untuk mendekati Ervan."Tenang dulu, Pak," ucap Fahri."Gimana bisa tenang kalau itu cewek masih ganggu saya?! Dia tahu darimana alamat kantor ini coba, hah?! Pertama, dia nemuin saya di supermarket terus ngakunya temen kampus. Kedua, dia te
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Bab 75 Tekanan

Herman menghampiri Salma yang merupakan teman lamanya. Salma adalah ahli pembaca ekspresi yang memang dihubungi oleh Herman. Sudah berjam-jam lamanya Herman, Ervan dan Fahri menunggu dengan perasaan was-was. Dan setelah Salma keluar, Herman bergegas menghampiri untuk menanyakan hasilnya.Salma menjelaskan bahwa ekspresi Dira selalu berubah takut ketika dirinya menyebut nama Wahyu. Seolah ada banyak tekanan yang dialami Dira karena Wahyu. Namun, Salma tidak bisa bertanya lebih jauh mengenai hal apa saja yang Wahyu lakukan sampai membuat Dira setakut itu."Jadi maksudnya, dia memang ada hubungannya sama Wahyu?" tanya Herman."Itu menurut analisisku, Man," ujar Salma. "Kemungkinan mereka saling berhubungan, namun posisi Dira di sini sangat tertekan dengan hubungan itu. Cuma balik lagi ke masalah awal, dia masih belum mau cerita yang sebenarnya. Dia masih terus ngotot kenal sama Pak Ervan. Mungkin hal ini ada kaitannya dengan Wahyu yang memaksa Dira untuk mendekati Pak Ervan."Baik Herman
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

Bab 76 Pengakuan Mencengangkan

Fahri berdeham untuk mendapatkan perhatian dari Dira yang sedang melamun sambil memandangi gedung-gedung tinggi dari jendela. Usaha Fahri berhasil. Dira menoleh ke belakang lalu terkejut melihat Fahri sudah berdiri tepat di belakangnya. Dira sedikit menunduk dan mundur ke belakang.Fahri memperhatikan wajah Dira dengan seksama. Memang benar yang dikatakan Salma. Ada raut kecemasan di wajah cantik itu. Fahri bisa merasakan Dira sedang ketakutan akan sesuatu.“Bisa bicara sebentar?” Fahri mulai bersuara.Dengan takut-takut, Dira mendongak untuk menatap Fahri. Ia justru bertanya balik, “Mau bicara apalagi? Gue udah ditanya sama Bu Salma. Sekarang lo mau tekan gue lagi?”“Ehm, nggak ditekan sih. Gue cuma mau bantu lo aja,” ujar Fahri lalu duduk di kursi sambil bersandar. “Menurut pengamatan Bu Salma, lo lagi dalam tekanan seseorang. Setiap Bu Salma nyebut nama Wahyu, lo langsung nunjukkin ekspresi takut. Jadi bener dugaan gue, kan? Lo ada hubungannya sama Wahyu.”Dira kembali menunduk. Ia
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

Bab 77 Rencana Ervan

Fahri duduk termenung di ruangannya sambil menatap lurus ke arah meja kerjanya. Sejak tadi, Fahri memikirkan setiap kalimat yang Dira lontarkan mengenai keluarganya. Dira mengatakan bahwa ayahnya mengalami stroke berat sampai tidak bisa berjalan dan sekarang hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit. Wahyu memanfaatkan kelemahan Dira demi memenuhi hasrat balas dendamnya terhadap Ervan yang tak kunjung selesai.Dira juga mengatakan bahwa dua adiknya yang masih berusia remaja telah tewas dan baru dikuburkan tiga hari yang lalu. Kehidupan Dira saat ini selalu dibayangi oleh kehadiran Wahyu. Itu sebabnya Dira merasa tertekan dan hampir putus asa. Bahkan Dira sempat mengaku dirinya hampir melakukan percobaan bunuh diri, namun niat buruk itu tak terwujud karena Dira masih memikirkan ayahnya. Tak mungkin dirinya meninggalkan sang ayah sendirian di dunia ini.Fahri menghela napas panjang. Dira sudah ia antar ke rumah sakit sekitar 30 menit yang lalu dan semua perkataan wanita itu benar. Ayah
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

Bab 78 Dira Setuju

“Dira.”Pagi-pagi sekali Fahri meluncur ke rumah sakit hanya untuk menemui Dira. Ia juga sudah izin sebelumnya pada Ervan untuk tidak masuk kerja hari ini. Ervan pun mengerti tujuan Fahri dan memberikan izin cuti selama dua hari. Itu sebabnya, Fahri ada di rumah sakit dan langsung menemui Dira, yang kebetulan baru saja keluar dari ruang rawat ayahnya.Dira menoleh saat namanya dipanggil. Alisnya tertaut samar, lalu seketika wajahnya berubah panik. Ia celingukan ke kanan dan kiri. Berusaha mengawasi antek-antek Wahyu yang sering berjaga di rumah sakit tersebut.Fahri mendekati Dira sambil tersenyum. Namun, belum sempat Fahri berbicara, Dira langsung menariknya untuk menjauh dari area rumah sakit. Dira tidak ingin orang-orang jahat itu melihat interaksinya dengan Fahri. Mereka tahu siapa Fahri dan bisa saja apa yang mereka lihat saat ini, langsung dilaporkan pada Wahyu.“Lo ngapain kesini?” tanya Dira sedikit kesal, setelah mereka berada di luar rumah sakit.Fahri mengernyit. “Gue cuma
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 79 Amarah Wahyu

Dua orang pria berjalan memasuki kantor kepolisian untuk menemui Wahyu. Mereka langsung menunggu kehadiran Wahyu di ruang tunggu. Hingga beberapa saat kemudian, Wahyu masuk ke ruangan tersebut dan duduk di seberang dua pria bertubuh kekar. Dapat dipastikan, dua pria itu adalah antek-antek Wahyu.Wahyu menumpukan kedua tangan yang diborgol ke atas meja. Ia menatap serius kedua pria di hadapannya itu. Sorot matanya tajam hingga membuat dua pria di depannya sedikit gugup.“Ada perkembangan?” tanya Wahyu dengan intonasi suara yang rendah dan terkesan menakutkan.“Belum, Bos.”Brak! Seketika Wahyu menggebrak meja. Membuat dua orang itu semakin menunduk ketakutan. Sudah dua minggu mereka mencari keberadaan Dira dan ayahnya Dira, namun tak kunjung ditemukan. Wahyu kesal dan memaki dua antek-anteknya itu.“Bangsat! Kalian gue gaji gede buat awasi dia! Kenapa bisa sampai kecolongan gini, hah?! Kerjaan kalian nggak ada yang becus! Bisa rugi gue!” ucapnya kesal namun tetap menjaga intonasi suara
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 80 Lisda Murka

“Apa?!”Lisda yang merupakan ibu dari Jelita terlihat syok setelah mendengarkan cerita Ervan tentang perilaku Wahyu. Kebetulan, saat ini Ervan tengah berkunjung ke Solo bersama Gea untuk menemui Lisda. Mereka hanya ingin melihat kondisi Lisda yang ternyata semakin sukses dengan usaha jualannya. Semua itu tentu tak lepas dari bantuan Ervan.“Jadi, Wahyu masih aja gangguin kamu, Nak Ervan?” tanya Lisda sekali lagi.Ervan mengangguk pelan. “Iya, Bu. Saya juga nggak habis pikir sama Wahyu. Kenapa dia sampai separah itu mau balas dendam? Sementara Bu Lisda juga udah maafin saya soal kematian Jelita.”“Nak Ervan, kamu itu nggak salah. Yang salah itu Wahyu. Memang, Wahyu itu sayang banget sama Jelita. Apapun bakal Wahyu lakuin buat Jelita. Tapi, Ibu juga nggak setuju dengan cara dia. Harusnya dia nggak bertindak berlebihan. Itu udah jadi masa lalu. Dengan dia balas dendam, Jelita juga nggak bakal hidup lagi,” ujar Lisda bijak.“Terus, saya harus gimana lagi supaya Wahyu itu berhenti ganggu k
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status