Home / Romansa / CEO MESUM itu SUAMIKU / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of CEO MESUM itu SUAMIKU: Chapter 61 - Chapter 70

127 Chapters

Bab 61 Siapa kalian?

"Van, kamu yakin mau berangkat ke Solo?" tanya Bagus ketika dirinya ikut mengantar Ervan ke Bandara.Ervan mengangguk cepat setelah melihat jam tangannya. Waktu keberangkatan masih sekitar 60 menit lagi. Ia akan berangkat pada pukul 08.00 dan sekarang masih pukul 07.00 pagi."Yakin, Pa. Ervan cuma mau nemuin Ibunya Jelita, sekalian ziarah."Tapi sebenarnya, itu bukan kesalahan kamu loh, Van. Kamu nggak perlu sampai minta maaf gitu," celetuk Bagus.Ervan pun tersenyum mendengar tanggapan sang ayah. Memang benar, ia tidak bersalah dalam hal ini. Tapi, Jelita bunuh diri karena perasaannya ditolak oleh Ervan. Otomatis Ervan juga merasa bersalah. Tidak mungkin Ervan bisa hidup tenang jika dirinya belum meminta maaf langsung pada Ibunya Jelita."Papa bener. Cuma kan dia bunuh diri juga gara-gara aku tolak, Pa. Apapun alasannya, aku harus minta maaf sama Ibunya."Bagus justru mendengus kesal. "Ya masalahnya, kamu ninggalin istri yang lagi hamil, Van. Lagian suruh siapa dia bunuh diri? Padaha
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Bab 62 Saling Memaafkan

"Siapa kalian?"Ervan dan Herman kompak menoleh ke belakang. Ervan menatap seorang wanita paruh baya yang kelihatan lusuh sambil membawa plastik kresek berisi bunga. Tampaknya wanita itu juga ingin ziarah ke makam Jelita.Ervan menatap Herman yang berdiri dan langsung menghampiri wanita itu. Ervan pun terpaksa ikut berdiri, namun tidak mendekati wanita yang sedang berbincang dengan Herman."Ayo, Bu. Saya kenalkan Ibu sama Pak Ervan," ajak Herman."Oh, kamu yang datang ke rumah saya waktu itu, kan?""Iya, Bu."Wanita paruh baya itu berjalan sambil tetap memandangi Ervan dari atas sampai bawah. Senyumnya terkembang hingga membuat Ervan sedikit kikuk. "Jadi, ini cowok yang disukai Jelita semasa sekolah ya?""I-Iya, Bu," jawab Ervan gugup. Ia baru menyadari bahwa wanita itu adalah orang tua Jelita. "Maaf karena saya baru muncul sekarang, Bu.""Nggak pa-pa, Nak. Nanti kita bica
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

Bab 63 Penyesalan Ervan

"Assalamualaikum," ucap Ervan saat tiba di rumah pukul 09.00 pagi."Waalaikumsalam."Gea yang baru saja keluar dari kamar langsung turun ke bawah untuk menemui suaminya. Ia mencium tangan sang suami. "Aku kira Mas pulangnya besok.""Ya nggak dong. Aku nggak mungkin ninggalin kamu sendirian saat hamil gini," ujar Ervan.Gea mengulum senyum manis. 'Kalau aku nggak hamil, pasti ditinggal lama sama kamu, Mas,' batinnya."Oh iya, Mas puasa?" tanya Gea."Alhamdulillah puasa," jawab Ervan sambil berjalan ke arah sofa dan duduk di sana, diikuti Gea. "Oh iya, rencananya aku mau ketemu sama Wahyu di penjara. Kamu mau ikut?""Kalau nggak ngerepotin, aku mau ikut, Mas. Sekalian jenguk Mbak Intan."Ervan tersenyum sambil membelai kepala Gea dengan lembut. Sementara tangan lainnya membelai perut Gea yang membesar. "Yaudah, kamu siap-siap ya. Kita berangkat setengah jam lagi.""Iya, Mas. Tapi, sebelum siap-siap, aku mau tanya masalah Mas sama keluarga Mbak Jelita. Udah selesai belum?" tanya Gea."Al
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

Bab 64 Ervan vs Wahyu

Pukul 11.30 siang, Ervan dan Gea tiba di kantor kepolisian, ditemani Herman. Mereka bertiga ingin menemui Wahyu yang sudah ditahan beberapa hari lalu. Sambil menunggu Wahyu datang, mereka bertiga tampak berbincang sebentar dengan Raffi.Raffi memberi beberapa informasi terkait interogasi yang ia lakukan pada Wahyu. Wahyu memang mengakui semuanya dan selalu menyalahkan Ervan atas kejadian yang menimpa Jelita."Dia masih terus menyalahkan Pak Ervan, walaupun saya udah jelaskan yang sebenarnya. Tapi, dia tetap nggak percaya," ujar Raffi."Nggak pa-pa, Pak. Saya bisa maklum," kata Ervan yang berusaha untuk tetap tenang.Dan tak lama, muncullah Wahyu bersama salah seorang sipir yang bertugas. Tatapan mata Wahyu yang tertuju pada sosok Ervan di depannya. Sorot matanya menyiratkan bahwa dirinya masih menaruh dendam pada Ervan atas kematian Jelita.Brak! Dengan tangan diborgol, Wahyu menggebrak meja yang menjadi penghalang antara dirinya dan Ervan. Bahkan Wahyu masih tetap berdiri dan enggan
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 65 Tawaran

"Ge, kamu yakin mau ketemu Intan?" tanya Ervan ketika mereka kembali lagi ke ruang tunggu untuk bertemu tahanan.Gea mengangguk mantap. "Iya, Mas. Kasihan kalau nggak ditemui. Barangkali dia butuh support dari aku, Mas."Ervan menghela napas kasar. Heran melihat istrinya yang masih bersikap baik pada Intan. Padahal Intan selalu saja bersikap buruk pada istrinya itu."Gea, jangan terlalu baik sama dia. Ntar dia ngelunjak," nasehat Ervan. Ia tidak mau Gea terbuai dengan rayuan maut Intan.Gea tersenyum dan berkata, "Nggak pa-pa, Mas. Dia juga nggak mungkin ngelunjak kok. Kan dia lagi di penjara. Aku cuma mau support dia aja. Pasti dia lagi terpuruk banget. Apalagi pasca keguguran.""Kamu kok bisa baik banget sih?""Mas, aku kan juga lagi hamil. Aku tahu gimana perasaan Mbak Intan. Walaupun sifatnya kayak gitu, aku yakin hatinya lagi sedih sekarang," ujar Gea. "Jadi wajar aku berbuat baik sama Mbak Intan, Mas."Ervan menghela napas pasrah. Ya, hanya bisa pasrah saja dengan pemikiran posi
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Bab 66 Dira

Ervan dan Gea baru saja tiba di salah satu showroom mobil. Tadi, saat masih di perjalanan, Bagus menghubungi Ervan dan memintanya untuk mengambil mobil yang sudah dibeli cash. Bagus sengaja tidak mengatakan apapun pada Ervan. Anggap ini surprise. Begitulah ucapan Bagus saat menghubungi Ervan. Bagus merasa kasihan karena Ervan dan Gea pergi menggunakan taksi online terus-menerus. Dan terkadang menumpang dengan Herman, seperti saat ini."Man, kamu balik ke rumah aja duluan. Aku udah bisa pulang sendiri kok," ucap Ervan pada Herman."Loh, beneran nggak pa-pa saya tinggal, Pak?"Ervan mengangguk. "Iya, Man. Nggak usah khawatir gitu.""Ehm, yaudah kalau gitu saya permisi dulu ya, Pak, Bu. Hubungi saya kalau terjadi sesuatu ya, Pak," ucap Herman berpamitan."Iya, Man. Makasih ya udah anterin kita," kata Ervan.Herman tersenyum. "Sama-sama, Pak. Saya pamit. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab Ervan dan Gea kompak.Setelah Herman pergi, Ervan langsung menggandeng tangan Gea dan melangka
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Bab 67 Telepon

Dua hari kemudian, Ervan mendapat sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak terdaftar di kontaknya. Ervan mengernyit sambil memperhatikan nomor yang tertera di layar. Saat jari Ervan berniat menerima panggilan tersebut, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari arah luar.Ervan menatap ke arah pintu dan berkata, "Masuk."Pintu terbuka dan menampilkan wajah Herman di sana. Pria itu bergegas menutup pintu lalu menghampiri Ervan yang masih duduk di tempatnya."Maaf, Pak. Ada telpon dari Pak Raffi. Katanya mau ngomong sama Bapak," ujar Herman sambil menyodorkan ponselnya pada Ervan.Ervan menerimanya dengan senang hati dan mulai mengobrol dengan Raffi. Sedangkan Herman masih setia menunggu di depan Ervan."Ya, Pak Raffi. Ada apa?" tanya Ervan. "Ini saya Ervan.""Oh, iya. Maaf ganggu waktunya, Pak. Saya cuma mau bilang kalau Fahri mau bicara sebentar sama Bapak. Dia mau minta maaf sekalian," jawab Raffi di seberang sana.Ervan menaikkan satu alisnya. "Fahri?""Iya, Pak. Sebentar, sa
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Bab 68 Air Mata

"Assalamualaikum."Ervan masuk ke rumah dan mencari keberadaan istrinya. Setelah pergi ke dapur, Ervan melihat sang istri sedang sibuk mencuci piring dan tidak mendengar salamnya. Ervan tersenyum sambil menatap punggung istrinya. Meski tengah hamil, Gea tidak pernah berdiam diri. Akan selalu ada aktivitas yang akan Gea kerjakan. Padahal Ervan tahu, Gea juga mudah lelah karena perutnya semakin membesar.Ervan meletakkan tas kantornya di atas meja, lalu berjalan pelan menuju dapur. Dipeluknya sang istri dari belakang dan sedikit merasakan pergerakan tubuh Gea yang tampaknya sedang terkejut.Gea menoleh ke samping kiri, menatap wajah suaminya yang bertengger di bahu kirinya. "Ya Allah, Mas. Aku kira siapa tadi. Bikin kaget aja loh," ujarnya."Hehehe, maaf ya." Ervan tertawa ringan sambil kedua tangannya mengusap perut sang istri. "Tadi aku ucap salam, tapi kamu nggak jawab.""Oh ya? Maaf ya, Mas. Aku beneran nggak dengar."Ervan tersenyum lantas menggeleng. "Nggak papa, Sayang. Oh iya, g
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

Bab 69 Malam Romantis

Gea duduk di tepi kasur sambil membelai rambut hitam suaminya. Ia terus menatap wajah suaminya yang tampak tenang karena tertidur. Dengkuran halus bisa Gea dengar dengan jelas. Senyum manis Gea terukir di bibirnya.Selesai mandi, berbuka dan salat maghrib berjamaah tadi, Ervan memang meminta Gea untuk menemaninya tidur di kamar. Gea menuruti keinginan suaminya. Lagipula, Gea juga sudah membereskan rumah. Jadi, Gea memiliki banyak waktu santai saat ini."Kalau lagi tidur gini, kamu makin ganteng, Mas," puji Gea dengan suara pelan. "Hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik, bibir tipis, dan rahang yang tegas. Semuanya kamu borong, Mas. Dulu Mama kamu ngidam apa ya? Sampai bisa ngelahirin anak seganteng ini.""Ngidam ketemu artis Korea."Gea terkejut melihat suaminya sudah membuka mata dan menjawab ucapannya tadi. Ervan tersenyum melihat ekspresi sang istri. Ia lantas duduk dan meminta istrinya untuk merebahkan diri di atas kasurnya."Sini, rebahan di samping aku."Gea hanya mengangg
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

Bab 70 Kejutan dari Ervan

Pagi ini, sekitar pukul 07.00 pagi, Ervan masih memeluk sang istri di atas kasur. Setelah selesai sahur dan salat subuh, Ervan memilih bermalas-malasan di kasur, mengajak serta istri tersayangnya. Ervan terus tidur memeluk Gea, seakan tidak ingin melepas wanita itu barang sekejap.Gea memang tidak terbiasa tidur di pagi hari jika sudah bangun. Ia memilih diam sambil memandangi wajah suaminya yang tertidur pulas saat ini. Gea kembali teringat betapa romantisnya sang suami memperlakukan dirinya semalam. Sangat lembut dan berhati-hati karena tahu kondisi Gea sedang hamil.Jari tangan Gea sedang membelai wajah tampan yang selalu menjadi pesona tersendiri bagi para wanita. Tak heran jika wanita-wanita malam itu bersedia Ervan tiduri. Selain karena uang Ervan yang banyak, wajah suaminya itu sungguh mempesona. Terutama saat Ervan tersenyum dan tertawa. Gea sangat menyukai momen itu."Mas," panggil Gea."Hhm?" Ervan hanya menggumam pelan tanpa berniat membuka mata."Bangun yuk. Mas harus kerj
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status