Share

Bab 98 Ervan Masih Berjuang

“Kenapa kamu nggak cerita dari awal sama Mama?” Nurma bertanya pada putra tercintanya, setelah mendengar cerita sebenarnya dari Ervan. “Kenapa kamu pendam semuanya sendirian? Kamu udah nggak anggap Mama sebagai orang tua kamu?” lanjutnya.

Ervan hanya bisa menundukkan kepala. Air matanya masih saja mengalir di pipi. Sejak tadi, Ervan tidak berani menatap mata Nurma. Ia terlalu malu saat mengakui kenakalannya di depan Nurma. Kenakalan yang berakibat fatal. Hingga menghancurkan masa depan Gea.

Nurma menggenggam kedua tangan putranya. Mencoba memahami apa yang sedang dirasakan putranya saat ini. Nurma juga mencoba menempatkan diri jika berada di posisi Ervan. Pasti rasanya sakit sekali.

“Kamu udah terlanjur sayang sama Gea?” tanya Nurma dengan nada suara yang lembut.

“I-Iya, Ma,” jawab Ervan terbata.

Nurma tersenyum manis, meski awalnya ia sempat merasa kecewa setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Tapi, menanggapi dengan kemarahan juga percuma saja. Semuanya sudah terjadi. Fakta in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status