Share

Bab 97 Tidak Ingin Pisah

Sore hari, setelah selesai mandi, Ervan bergegas keluar kamar dan pergi ke dapur. Ia sadar dirinya belum makan sejak tadi. Pantas saja tubuhnya lemas dan perutnya keroncongan.

Ervan menuruni anak tangga satu per satu, dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana training hitam miliknya. Baru saja kakinya tiba di anak tangga terakhir, Ervan mencium bau masakan yang sangat harum dari arah dapur. Ia pun mempercepat langkahnya menuju asal bau masakan itu.

Sesampainya di dapur, Ervan melihat Gea sedang sibuk menata makanan di atas meja makan. Ervan mendekati Gea, lalu mencium kening istrinya untuk beberapa saat. Gea hanya bisa diam dan tidak menolak.

“Maafin aku ya, Sayang,” ucap Ervan setelah selesai mencium kening Gea. “Maaf karena aku terlalu posesif sama kamu. Padahal aku yang salah. Aku tadi masih rapat dan handphone aku dalam mode silent. Aku nggak tahu kalau kamu hubungi aku. Maafin aku ya.”

“Nggak perlu dibahas, Mas. Dibahas pun percuma. Keputusan aku tetap sama, kita harus pisah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status