Share

Bab 94 Pemakaman Wahyu

Mendengar kabar kematian Wahyu, Ervan bergegas pergi ke rumah sakit. Ervan melihat langsung kondisi Wahyu yang sudah terbujur kaku di kamar jenazah. Air mata Ervan menetes begitu saja. Ia tak menyangka Wahyu pergi secepat ini.

Jauh dilubuk hati Ervan, ia masih memiliki rasa kasihan pada Wahyu. Bagaimanapun juga, Wahyu pernah menjadi sahabat terbaiknya sejak sekolah. Ervan tidak bisa melupakan kebaikan Wahyu sebelum kekacauan ini terjadi.

“Maafin gue, Yu. Maafin gue,” ucap Ervan lirih.

Ervan bisa melihat dengan jelas bagian kepala yang bolong akibat tembakan senjata api. Tangisnya semakin pilu dan memutuskan untuk keluar dari kamar jenazah. Ia tak sanggup melihat jenazah Wahyu.

Fahri yang memang ikut bersama Ervan pun berusaha menenangkan. “Van, ikhlasin. Jangan ditangisi.”

“Gue … nggak sanggup, Ri. Walaupun dia jahat sama gue, jasa baiknya tetap gue ingat sampai sekarang. Gue jeblosin dia ke penjara supaya dia bisa sadar sama kesalahannya sendiri. Tapi, gue nggak berpikir dia bakal ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status