All Chapters of Kembalinya Istri Sah sang CEO: Chapter 481 - Chapter 490

1347 Chapters

Bab 481

Melvin menghembuskan asap rokok dari mulutnya dengan pelan-pelan. Setelah itu, dia berjalan dua langkah ke depan, lalu berkata sambil tersenyum, “Pak Ronald, perlakukan Rachel dengan baik. Kalau kamu khianati dia, jangan salahkan aku rebut dia dari kamu.”Ronald tertawa pelan, “Kamu nggak akan pernah dapat kesempatan itu.”Usai berkata, Ronald melangkahkan kakinya meninggalkan klub. Melvin melemparkan puntung rokok ke lantai dan memadamkannya dengan ujung sepatu kulitnya.***Rachel langsung menuju ke taman kanak-kanak dengan mobilnya. Dia duduk cukup lama di depan pintu gerbang, sebelum kedua anaknya keluar sambil bergandengan tangan.Begitu sampai di depan Rachel, Michael langsung menatap ibunya dengan curiga, “Kenapa bibir Mama merah begitu?”“Itu ... mung-mungkin habis makan yang pedas-pedas,” jawab Rachel gelagapan.Setelah itu, Rachel berkaca sebentar. Bibirnya benar-benar merah, bahkan tampak agak bengkak. Dia spontan memarahi Ronald di dalam hatinya.Namun, dia tetap harus mene
Read more

Bab 482

Ronald mengatupkan bibirnya, lalu berkata, “Aku mau kasih orang.”Hilmi seketika menyadari apa yang terjadi. Pada detik berikutnya, dia malah memasang raut wajah meratap, “Kenapa Pak Ronald kasih bunga lili? Seharusnya kasih mawar. Harus mawar merah menyalah. Sekalipun nggak ada 999 tangkai, juga harus ada 99 tangkai. Kalau mau kasih ke perempuan ya harus kasih itu. Biar aku saja yang urus bunga lili ini.”Hilmi langsung mengambil bunga lili itu tanpa berkata apa-apa lagi.Ronald, “....”Ronald sudah berkonsultasi dengan penjual bunga di toko bunga tadi. Akhirnya dia baru memutuskan untuk membeli bunga lili. Satu, karena hubungannya dan Rachel belum pasti. Dua, karena cinta yang diungkapkan bunga mawar merah terlalu serta-merta. Ronald takut dirinya akan membuat Rachel takut.Hilmi baru berjalan beberapa langkah. Tiba-tiba dia berhenti, lalu berbalik, “Oh ya, Bu Rachel hari ini nggak datang ke sini, Pak. Den Eddy dan Den Darren sudah kemas-kemas baju mereka dan pergi ke rumah Bu Rachel
Read more

Bab 483

Rachel spontan mengerutkan kening dan melihat ke luar jendela. Sebuah mobil hitam berhenti di depan rumahnya. Di bawah lampu kuning, sosok pria bertubuh tinggi berjalan ke dalam rumah.Begitu Rachel melihat sosok itu, apa yang terjadi siang tadi seketika muncul di otaknya tanpa bisa dia kendalikan. Wajahnya pun langsung memerah.Untung saja, hanya lampu hias kecil yang menyala di ruang tamu. Dalam kondisi remang-remang begitu, Michael yang memiliki sifat paling peka saja tidak menyadari sesuatu yang aneh pada dirinya.“Papa kalian datang.”Darren baru saja hendak berlari keluar untuk menyambut ayahnya. Namun, dia tiba-tiba menghentikan kaki kecilnya. Kalau ayahnya datang, berarti Darren tidak bisa memeluk dan mencium ibunya. Dia merasa tidak ingin ayahnya datang. Bagaimana ini?“Untuk apa Papa datang ke sini jam segini?” tanya Eddy dengan curiga. “Seingat aku, malam ini ada rapat yang sangat penting di perusahaan. Selain itu, rapat itu ditunda dari kemarin sampai hari ini. Sudah nggak
Read more

Bab 484

Namun, tidak peduli bagaimana anak-anak itu menghabiskan uang dengan sesuka hati mereka, uang keluarga Tanjaya juga tidak akan habis. Oleh karena itu, Ronald tidak perlu menunda hal yang lebih penting hanya untuk mencari uang.Ronald berbisik di telinga Michelle, “Bantu Papa ambil sesuatu di mobil, oke?”Mata Michelle seketika berbinar. Di rumah, dia adalah adik bungsu. Ibu dan kakak-kakaknya tidak pernah membiarkannya melakukan apa pun. Namun, ini pertama kalinya seseorang menyuruhnya untuk melakukan sesuatu. Michelle langsung melompat turun dari pangkuan Ronald. Kemudian, gadis kecil itu bergegas ke mobil di halaman.Begitu Michelle membuka pintu kursi penumpang, dia langsung berseru, “Wah, cantik banget!”Seketika mata semua orang di dalam rumah tertuju pada Michelle. Mereka melihat sosok kecil itu sedang memeluk sebuket bunga mawar dari kursi penumpang. Buket bunga itu setidaknya memiliki 99 tangkai bunga mawar. Buket bunga itu sangat besar sehingga menutupi seluruh tubuh mungil M
Read more

Bab 485

Empat pasang mata serempak tertuju pada Ronald.Ronald, “....”Perempuan itu pasti sengaja menjebaknya. Semua orang bisa menyanyikan lagu itu. Masalahnya, dia seorang pria dewasa bahkan sudah punya anak. Kalau dia menyanyikan lagu seperti itu, dia pasti akan kelihatan lucu dan menggelikan, bukan? Bagaimana kalau lagu itu membuat citranya di hati Rachel jadi hancur?“Ronald, kamu nggak bisa nyanyi?” Rachel tiba-tiba bertanya.Suaranya yang memanggil nama Ronald membuat si pemilik nama langsung merasa tak berdaya. Seolah-olah semua tulang di tubuhnya pun ikut melunak. Karena ini pertama kalinya Rachel memanggilnya seperti itu atas inisiatifnya sendiri.Meskipun Ronald tahu apa tujuan Rachel, dia tetap saja mengalah tanpa syarat. Dia mengambil alih mikrofon, lalu berdehem. Setelah itu, dia mulai bernyanyi dengan iringan musik.Balonku ada limaRupa-rupa warnanyaHijau, kuning, kelabuMerah muda dan biruMeletus balon hijau, dor!Hatiku sangat kacauBalonku tinggal empatKupegang erat-erat
Read more

Bab 486

Orang bilang alkohol membuat seseorang jadi berani. Namun, bukankah dia sekarang tetap saja jadi seorang pengecut?Setelah Rachel selesai bernyanyi, dia kembali ke tempat duduknya. Saat itu, dia baru menyadari botol sampanye yang baru saja dibuka sudah berkurang lebih dari setengahnya.Begitu Rachel melihat Ronald, sorot mata pria itu sudah menunjukkan kalau dia mabuk. Rachel sungguh kehabisan kata-kata. Bukankah Ronald bilang kalau dia datang untuk membantu Rachel menjaga anak-anak? Pada akhirnya, pria itu mabuk sendiri.Rachel melirik Ronald dan memutuskan untuk menjaga jarak yang aman dengan pria itu. Sedangkan anak-anak masih bersenang-senang. Mereka bernyanyi dan menari bersama, tidak berhenti bersorak. Tidak terasa, sudah pukul sepuluh malam.“Oke, anak-anak. Sudah waktunya untuk tidur. Ayo mandi dulu sebelum tidur.” Rachel mematikan musik, lalu bertepuk tangan dan berkata pada anak-anak.Anak-anak sangat patuh. Rachel membawa Michelle ke kamar tidur di lantai dua untuk mandi. Se
Read more

Bab 487

“Kamu tahu nggak betapa bahagianya aku saat tahu kalau kamu adalah perempuan di malam itu lima tahun yang lalu?” Sudut bibir Ronald melengkung, mengulum seulas senyum.Begitu melihat senyum di wajah Ronald, Rachel merasa Ronald yang seperti itu sama seperti anak-anaknya. Senyum di wajah pria itu sangat polos. Sorot matanya juga penuh dengan ketulusan. Rachel pun percaya setiap kata yang pria itu ucapkan.“Saat aku tahu aku adalah papa dari anak-anakmu, kamu adalah mama dari anak-anakku, tiba-tiba aku merasa aku sangat beruntung.” Mata Ronald tertuju pada wajah Rachel, “Rachel, takdir kita sudah dimulai lima tahun yang lalu. Tapi, aku sudah kehilangan beberapa tahun. Aku nggak mau kehilangan waktu bersamamu lagi. Rachel, aku suka sama kamu. Aku mencintaimu. Ka-kamu ....”Ronald tiba-tiba berhenti bicara. Namun, itu justru membuat Rachel menjadi semakin gugup. Dia tanpa sadar menahan napasnya saat menunggu apa yang akan Ronald katakan selanjutnya.Namun, tangan Ronald yang memegang lenga
Read more

Bab 488

“Nggak tahu,” jawab Darren yang mulutnya penuh dengan makanan. “Aku belum lihat Papa sejak aku bangun.”Eddy menelan makanan di mulutnya dulu baru berkata, “Di perusahaan ada banyak urusan yang harus ditangani. Papa mungkin sudah pergi ke perusahaan untuk menangani bisnisnya.”Hilmi berkata sambil tersenyum, “Hari ini hari Sabtu. Pak Ronald nggak perlu ke kantor.”Eddy mengerutkan kening, “Kakek Hilmi serius?”Meskipun karyawan perusahaan tidak perlu pergi bekerja pada akhir pekan, ayahnya tetap bekerja 365 hari setahun tanpa libur. Terutama karena akhir-akhir ini banyak hal di perusahaan yang perlu diselesaikan. Oleh karena itu, ayahnya pasti terburu-buru untuk menangani urusan di perusahaan.“Tentu saja benar.” Hilmi lanjut berkata, “Pak Ronald sudah atur kegiatan untuk kalian berempat. Setelah kalian selesai sarapan, aku akan antar kalian ke sana.”“Kegiatan apa?” tanya Darren yang penasaran.“Den Eddy, Den Darren dan Den Michael akan pergi ke tempat tes IQ.”Begitu mendengar jawaba
Read more

Bab 489

Di sebuah alun-alun di Kota Suwanda. Beberapa staf sedang menyiapkan tempat dengan bersungguh-sungguh.Alun-alun tersebut telah berubah menjadi lautan bunga yang terlihat romantis. Kelopak mawar merah muda bertaburan di tanah. Di kedua sisinya ada bunga lili yang sudah mekar. Di ujung jalan yang bertaburan kelopak bunga itu ada sebuah bentuk hati yang terbuat dari mawar merah.Banyak orang yang lewat berhenti untuk melihat.“Wah, bunganya banyak banget. Benar-benar cantik!”“Cantik sih cantik. Tapi kalian nggak merasa menyatakan perasaan dengan cara seperti ini sudah sangat kuno?”“Memang agak kuno, sih. Sepertinya banyak pria suka menggunakan cara kuno ini untuk menyatakan perasaannya.”Raut wajah Ronald yang tidak jauh dari sana berangsur-angsur menjadi gelap. Dia telah mencari di internet sepanjang malam. Akhirnya, dia pun memutuskan untuk menggunakan cara ini.Karena cara ini paling banyak disukai. Kalau memang sudah kuno, mengapa banyak orang yang masih menyukai cara ini? Apakah s
Read more

Bab 490

Rachel duduk di sofa sambil membaca dokumen perusahaannya. Namun, dia tidak bisa membaca dengan fokus. Dia terus melirik jam tangannya. Detik demi detik berlalu. Sebentarnya lagi waktu yang dijanjikan akan tiba. Rachel pun menjadi semakin gugup.Tepat saat ini, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dia sangat terkejut sehingga dia spontan duduk tegak. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia baru membuka pesan itu.“Maaf, Rachel. Ada urusan tiba-tiba hari ini. Aku akan jemput kamu nanti. Tapi aku nggak yakin jam berapa.”Hati Rachel seketika dipenuhi dengan rasa kecewa. Meskipun dia merasa gugup, dia harus mengakui kalau dia juga menantikan kencan hari ini. Dia ingin tahu apa yang akan Ronald katakan padanya. Sepertinya, sudah ditakdirkan untuk tidak tahu.Rachel mengerutkan bibirnya dan membalas pesan itu, “Kebetulan aku juga ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kita ketemunya nanti saja.”Setelah Rachel mengirim pesan itu, dia pun menghela napas tak berdaya. Awalnya dia tidak peduli denga
Read more
PREV
1
...
4748495051
...
135
DMCA.com Protection Status