"Mas, aku rasa ibu dan Mbak Lilik sedang ada kesalahpahaman, maaf kalau saya lancang, bagaimana kalau …" ucapku saat melihat Mas Bima tengah bersantai di teras depan. "Jangan sok tahu kamu, baru juga dua hari di sini sudah bisa menilai orang lain nggak bener." Mataku membulat sempurna mendengar jawaban dari mulut Mas Bima. Mas Bima tidak selembut yang aku pikirkan, waktu pertama kali dia begitu seperti seorang kakak yang penyayang, cara bicaranya saat membujukku untuk segera ikut dengannya ke rumah ini begitu lembut. Akan tetapi, saat aku telah hidup di tengah-tengah keluarga ini, justru sikap yang acuh aku dapatkan. "Bukannya aku ingin mengadu, Mas ….""Sudahlah, Ran. Jangan suka berpikir buruk akan orang lain yang belum kamu kenal sebelumnya. Buang pikiran buruk kamu untuk hidup berdampingan dengan orang lain, jangan nilai Lilik akan seperti tetangga-tetangga kamu di kampung sana!" ucap Mas Bima dengan memainkan ponselnya. Berkali-kali ku sibakkan rambutku kebelakang telinga, mu
Baca selengkapnya