"Bu, bagaimana kalau kita membuat toko kue dan toko sayur di depan rumah, nanti masalah dana jangan di pikirkan. Biar, Rani yang bantu. Bapak sama ibu bantu doa saja, ya," ucapku saat melihat Bapak dan ibu sedang berdua di teras depan. Kedua orang tua di depanku saling melempar pandang, ada raut kebingungan di sana. "Dapat uang dari mana?" tanya Bapak."Aku ikut sama Mas Bima dahulu itu sambil kerja, jadi … ada tabungan sedikit, bisa kita manfaatkan untuk membuat toko meski kecil, bagaimana?" tanyaku lagi dengan memandangi mereka berdua. "Jangan khawatir tentang hutang-piutang itu, semua sudah lunas, alhamdulilah."Tak ku hiraukan rasa bingung di hati bapak dan juga Bu Fatimah, sekarang aku bisa bernafas dengan lega. Hutang yang menjadi beban dalam akhir-akhir ini, sudah pergi selamanya dari pundakku.Memang, kemarin aku pergi ke luar tidak mengatakan jujur kepada bapak dan Bu Fatimah, akan kemana. Hanya pamit kalau mau main ke tempat teman, namun, aku pergi kepada orang yang telah m
Baca selengkapnya