"Bapak sudah tahu semuanya dari Pak RT yang waktu itu memberi tahu kalau Bapaknya Rendi datang kesana menengok Bapaknya Nabila, berawal dari situ Bapak berpikir kalau keluarga Rendi memang tahu semuanya, Ran. Sungguh Bapak kecewa, seperti di permalukan saja harga diri ini." Bapak mendesah pelan dengan mata menatap langit-langit rumah. Malam yang seharusnya menjadi suatu momen dimana kami saling bercengkrama dan bergurau malah berbanding terbalik. Menjadi malam yang begitu sunyi dan sepi, bahkan candaan yang keluar dari mulut Mita tak terdengar semenjak Bapak mertua dan Mbak Indah datang kemarin."Ran, ibu bukannya mau ikut campur urusan kamu, nak. Namun, alangkah lebih baik sudahi saja semuanya. Sakit hati Ibu, Ran, melihat kamu diperlakukan seperti ini. Akan tetapi, jika kamu memang masih mengharapkan semua akan baik-baik saja, Ibu sudah nggak mau menenangkan kamu lagi. Capek. Lelah"Dadaku sesak mendengar Bu Fatimah mengeluh, ada guratan kekecewaan dalam wajah sepuhnya. Bahkan air
Read more