Home / Pernikahan / SUAMIKU LUPA JALAN PULANG / Bab 32 BERUBAH DINGIN

Share

Bab 32 BERUBAH DINGIN

Author: Anna Janitra
last update Last Updated: 2023-02-01 06:53:55

"Ngomong yang jelas, Mbak Putri!" Bu Lilis mengelus lembut punggung Mbak Putri.

"Dia main ke rumah Nabila," jawab Mbak Putri dengan nafas masih terengah-engah. Keringat membanjiri pelipis Mbak Putri, wajahnya pun memerah.

"Siapa yang main ke rumahnya Nabila? Yang jelas kalau ngomong Mbak Putri!" Ibu Fatimah akhirnya bersuara saat Mbak Putri sudah tenang.

"Rendi, Bu, Rendi datang ke rumahnya Nabila."

Mendadak dunia seketika runtuh dan berhenti saat suara Mbak Putri keluar dari mulutnya. Sedang aku lihat dari ekor mataku, Bu Fatimah dan Bu Lilis saling pandang. Kuhela nafas lembut, selembut sutra yang tengah dibelai oleh pemiliknya.

Selembut kapas yang terbang terbawa angin dan mengelilingi angkasa yang cerah akan suasananya. Senyum yang aku sembunyikan akhirnya muncul tanpa beban lagi. Lepas.

"Mbak Rani?" panggil Bu Lilis dengan suara yang sedikit melemah.

"Nggak apa-apa, Bu. Mereka, 'kan sudah ada hubungan, jadi apa salahnya kalau Mas Rendi pulang ke sana. Oh, ya, Bu Lilis mau bel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 33 RESMI

    Setelah semua proses perpisahan dengan Mas Rendi, aku menjadi lebih tenang dalam menjalani hidup. Usahaku pun semakin maju dan lancar. Kami sekeluarga semakin bahagia tanpa ada lagi beban-beban yang mengganjal.Meski hutang-hutang yang ditinggal Mas Rendi untukku belum dibayar sepeserpun, tapi, aku berusaha diam saja tanpa menagihnya lagi, karena aku tetap mengharapkan semua akan selesai dengan baik. Apalagi saat aku dengar kalau Nabila sedang mengandung buah cinta mereka, semoga kebahagiaan pun datang kepada pasangan itu. Berita-berita dari para ibu-ibu yang datang berbelanja di warung membuatku tahu akan segalanya meski aku tidak menanggapi jika ada yang bersuara di depanku. Hari ini setelah hampir tiga bulan lamanya aku hidup sendiri dalam arti menyandang status baru. Kebahagiaan justru datang bertubi-tubi, hingga membuatku selalu mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga. Mita yang tengah hamil lalu rencanaku yang ingin menaikkan haji Ibu Fatimah dan Bapak akhirnya tercapai. Me

    Last Updated : 2023-02-02
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 34 TEGAK

    Sekian waktu telah berlalu, Mita akhirnya melahirkan bayi mungil nan cantik. Sahira namanya, kami semua begitu merasakan kebahagiaan yang mendalam. Bapak sangat mencintai cucunya itu, bahkan air mata Bu Fatimah selalu mengalir saat melihat bayi mungil yang berada dalam gendonganku. "Ibu teringat, Safia," ujarnya dengan mata sembab. "Bu, Safia telah berada di surga, kita doakan bersama saja, ya," hiburku meski hati kecil merasakan hal yang sama.Kebohongan kecil aku ciptakan sendiri, luka ini terasa masih saja basah meskipun tahun mulai berganti. Wajah mungil yang namanya setiap aku berdoa selalu tersematkan itu kini tiba-tiba melintasi lagi. Senyumnya, tangisannya serta rengekan yang selalu menghiasi rumah ini kala itu.Tangis bayi yang setiap hendak menyusu itu membuat suatu keindahan yang tercipta di dalam keluarga kami. Bahkan Bapak tak jarang ikut begadang demi cucu tercintanya. Kami semua menghujaninya dengan penuh kasih sayang yang tiada tara. Seperti saat pertama kali Safia

    Last Updated : 2023-02-03
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 35 NYEKAR

    Sore yang indah, mentari sudah mulai condong di ujung barat. Warnanya yang keemasan seolah memberikan arti tersendiri bagi yang menikmati dan menyukai suasana menjelang senja ini. Lalu lalang para peziarah yang memadati pemakaman membuat haru-biru dalam hati. Ini untuk kesekian kalinya aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Safia, putri tercinta. Di sini, dia terbaring untuk selamanya sendirian. Tangisku pun pecah tatkala memandang pusara dengan nama yang aku berikan saat dia lahir di dunia ini dulu. Bunga mawar yang aku bawa segera ku taburkan di atasnya. Wanginya semerbak seperti namanya yang selalu memberikan aroma dalam kehidupan ini. Safia, gadis manis belia yang selalu saja menanyakan kabar sang ayah saat itu, kerinduan yang mendalam karena lelaki yang sudah menjadi mantan suamiku itu lupa kalau dia memiliki anak yang begitu mencintainya. Andai dia merasakan apa yang Safia rasakan, pasti putriku ini masih bermain dan aku sibuk mengantarnya sekolah juga mengaji. Namun,

    Last Updated : 2023-02-04
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 36 ANEH

    "Seperti ini kelakuan kamu, Mbak? Suami kalau sudah menjadi mantan itu nggak perlu dibujuk-bujuk supaya mau kembali. Lagian seperti nggak ada lelaki lain saja, nggak malu?" ujar Nabila yang tanpa aku tahu sudah berdiri di depan warung sayur. Wajahnya begitu sangat masam dan tajam. Pandangan mata itu seolah ingin menghujam jantungku beribu-ribu gerakan mema ti kan. Namun, aku masih memasang wajah ramah kala menanggapi apa yang lawan bicaraku katakan ini."Maksudnya apa, Nabila?" tanyaku lembut.Tangan ini masih lincah menata sayuran biar rapi dan pembeli senang bisa memilih yang segar dan mana yang tidak layak untuk dimasak. "Mas Rendi pulang dari rumah kamu, 'kan, semalam? Mbak, seharusnya kamu itu tahu kalau dia adalah milikku, MILIKKU. Apa nggak takut dosa jika kamu melakukan hal buruk di rumah ini? Haruskah aku meminta para warga untuk membuat Mbak Rani pergi selamanya dari kampung ini?" gertaknya dengan gigi bergemeletuk.Segala pernyataan yang tak masuk akal dia keluarkan tanpa

    Last Updated : 2023-02-05
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 37 LANJUTAN

    "Aneh, ya, dia. Siapa yang mengambil milik orang siapa juga yang dituduh. Lucu dan aneh." Bu Lilis membuka percakapan setelah kepergian Nabila.Ibu-ibu yang lain mengangguk sambil mengambil sayuran yang jatuh di tanah. Tidak lupa juga mereka membicarakan wanita yang telah menyakiti hati ini, tapi dia berpikir akulah yang menyakitinya. Memang aneh."Jangan pernah menyakiti Nabila, kalian akan menerima akibatnya!" seru Bu Yanti, ibu dari Nabila yang tiba-tiba datang dan bersama diantara kami. Aku terhenyak, bukan kaget, tapi memang merasa ini sungguh lucu. Bagaimana mungkin aku menyakiti orang lain yang tidak pernah sekalipun kami bertegur sapa? "Sejak kapan anakku menyakiti putri kesayanganmu? Sejak pulang dari luar negeri dan membawa lelaki yang bernama Rendi? Itu yang kamu maksud menyakiti?" "Diam kamu! Seharusnya kamu ajari anak tiri kamu itu untuk bersikap sopan, janda, tapi masih menginginkan mantannya. Apa nggak malu?" teriak Bu Yanti lantang. Bu Fatima melepaskan pelukannya,

    Last Updated : 2023-02-06
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 38 SISA

    Malam terasa begitu panjang, suara cicak yang menangkap mangsanya terdengar keras. Sehingga pandangan ini pun tertuju pada sebuah pemandangan yang terasa asing di atas jendela, foto yang masih bersemayam disana seketika membuat diri ini menyunggingkan senyum sinis.Lelaki yang membersamaiku hampir enam tahun kini telah di pelukan wanita lain. Masa lalu yang sudah mulai aku kubur dalam-dalam kini seolah timbul lagi karena seseorang yang telah memulai membongkarnya perlahan-lahan. Bergegas aku mengambil kursi kayu dan mengambil bingkai foto tersebut. Ada aku, Safia dan Mas Rendi, foto yang diambil saat kami menghadiri acara pernikahan saudara sepupunya Mas Rendi kala itu. Gunting yang kusimpan di laci sejenak memotong bagian gambar milik lelaki yang sudah menghianati sucinya rumah tangga yang kami bina ini. Kapal yang seharusnya masih berlayar kini telah karam, dan aku enggan sekalipun mendengar apapun perihal dia. Namun, nyatanya pasangan yang telah dinikahi di luar negeri tersebut m

    Last Updated : 2023-02-07
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 39 SESUATU

    "Maaf jika kedatangan saya kesini mengganggu aktivitas kalian, hanya saja saya mau mengatakan sesuatu yang mungkin kiranya bisa menjadi pertimbangan bagi Mbak Rani untuk kehidupan selanjutnya." Senyum itu lagi-lagi merekah saat berbicara. Aku yang merasakan ada sesuatu yang tidak aku ketahui sebelumnya menjadi gelisah. Duduk pun terasa tidak tenang, sedang Bapak semenjak kedatangan tamu tak diundang ini tidak sedikitpun bergerak dari tempatnya. Mungkin semua orang disini sama denganku, penasaran dengan apa yang dimaksud oleh sitamu.Dalam diamku begitu jeli mengamati wanita yang memakai gamis berwarna marun dengan jilbab instan yang berwarna hitam. Balutan gamis itu indah saat melekat di tubuhnya yang nyaris tak ada celah. Bulu matanya lentik, bibirnya yang merah merona serta kulitnya yang bersih.Seolah tahu jika aku memperhatikan setiap inci dari tubuhnya, wanita yang belum memperkenalkan diri itu tersenyum simpul kepadaku."Mbaknya siapa, ya?" tanyaku setelah terdiam untuk waktu y

    Last Updated : 2023-02-08
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 40 MAS HASAN

    Semenjak tamu yang datang pagi itu aku tidak bisa berpikir jernih lagi untuk menjalani hidup ini. Entahlah, jalan macam apa yang terjadi ketika akan memulai hidup baru justru hambatan datang untuk menghentikan langkahku.Selalu ada saja kerikil yang membuat jatuh, takut serta trauma untuk menatap yang kata orang masa depan itu indah. Pada kenyataannya jalan yang aku lalui selalu terjal. Bahkan hampir membuat diri ini putus asa."Kamu hari ini nggak buka warung?" tanya Ibu yang membuat diri ini terhenyak kaget.Aku menggeleng cepat kemudian beralih lagi pada layar ponsel yang sejak tadi aku putar-putar tak tentu arah. Risau, gelisah menyelimuti jiwaku dengan berbagai macam pikiran yang seolah menggelitik hati lalu membuat otak seketika tumpul.Dalam kebo doh an diri ini terbesit niat untuk pergi sejauh mungkin dan membiarkan semua terbang hilang di terpa badai kencang. Atau dimakan waktu yang akan terus menggerus berita yang akan tenggelam dengan sendirinya."Masih banyak waktu, kamu b

    Last Updated : 2023-02-09

Latest chapter

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 124 RIZKI

    Perjalanan rumah tangga selama hampir satu tahun bersama Mas Aldi terasa indah. Adakalanya menangis, tertawa bercampur dan berganti bagaikan musim yang sedang terjadi di dunia ini.Kerikil-kerikil kecil menghalangi jalan kami, tapi Alhamdulillah masih bisa dilalui dengan baik karena pemikiran yang dewasa dan tenang dari suamiku itu membuat diriku semakin jatuh cinta dan bersyukur betapa memilikinya adalah anugerah paling indah juga beruntung.Bulan ini adalah bulan di mana aku akan melahirkan. Segala keperluan sudah aku penuhi, tinggal menunggu lahiran. Malam ini udara terasa panas, kipas angin yang selalu berputar seolah tidak terasa sama sekali. Bahkan pakaian tidur yang aku kenakan pun sudah berganti yang tipis, tapi masih saja terasa gerah."Mungkin memasuki musim baru, ayo, tidur di dalam saja!" ajak Mas Aldi saat melihatku yang tengah mencari tempat paling nyaman.Di teras, di ruang tamu, di depan televisi juga di ruang makan sudah aku jelajahi. Akan tetapi, masih saja sama tid

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 123 HAMIL

    Seminggu sudah aku dan Mas Aldi memulai babak baru di rumah ini. Semua sudah lengkap, rumah disulap menjadi tempat ternyaman saat lelah raga melanda. Berbagai macam tanaman pelengkap sayuran berada di taman belakang.Sedang ditaman depan, aku berikan sedikit sentuhan dengan bunga mawar dan tanaman lainnya. Sejuk jika dipandang mata sambil menikmati teh hangat di kala pagi ataupun senja tiba.Begitulah kami menikmati indahnya hidup ini, saling bercengkrama dan bercerita tentang pekerjaan dan juga rumah. Iya, meskipun aku sudah menjadi istri, tapi toko yang ku punya tetap berjalan hingga detik ini.Tidak dilarang untuk bekerja oleh Mas Aldi, karena itulah caranya untukku supaya bisa tetap bahagia. Sebab, dirumah aku kesepian jika dia bekerja. Semuanya lancar, pekerjaan, rumah tangga juga hubungan dengan orang tuanya.Alhamdulillah, itulah yang aku inginkan sejak dulu. Selalu harmonis dan terjaga meskipun terkadang dalam berumah tangga itu ada kerikil kecil yang menghalangi jalannya. Pem

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 122 RUMAH BARU

    Hampir tiga hari kami baru sampai di rumah lagi. Bermalam di kediaman Mas Bima semalam lalu ke rumah Mas Aldi. Disini aku memulai babak baru menjadi istri sepenuhnya.Rumah mungil minimalis yang begitu indah, Mas Aldi membelinya saat masih sendiri. Uang tabungan yang selama ini di simpan di belikan rumah sebagai tempat bermuaranya kami dalam rumah tangga. Meskipun di tinggal lama, tapi bersih karena selalu dijaga dengan baik oleh seseorang yang diminta Mas Aldi untuk membersihkannya."Ini rumah kita, rumah kamu dan aku. Rawatlah dan jaga seperti rumah sendiri. Semoga kelak kita menua disini bersama anak dan cucu." Tangan itu menggenggamku erat.Ada rasa haru dan bahagia kala memiliki istana mungil ini. Kebahagiaan seorang istri adalah mempunyai rumah, hidup bersama keluarga kecilnya. Kasarnya makan dengan garam tak mengapa jika bersama suami dan anak."Aamiin," balasku tersenyum senang.Mengucapkan salam saat pintu rumah mulai terbuka perlahan-lahan. Lantai yang putih bersih dan perle

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 121 MENINGGALKAN KAMPUNG HALAMAN

    Mobil travel sudah sampai di depan rumah, Pakde Nyomo beserta anak istrinya datang ke rumah. Padahal sehabis sarapan tadi kami semua berkunjung kesana untuk meminta doa restu supaya perjalanan yang kami tempuh selamat sampai tujuan.Namun, namanya juga keluarga, mereka berduyun-duyun datang dan memberikan doa kepada kami lagi. Ada haru, bahagia dan sedih bercampur aduk menjadi satu disini. Bahkan isakan mengiringi langkah kaki kami untuk pergi ke pulau seberang kembali."Kini saatnya kami mengawali kehidupan yang sebenarnya, mohon doanya semoga diberikan kelancaran dan kesuksesan dalam meraih mimpi yang indah," ucapku haru."Jika ada umur panjang, kesehatan dan rezeki yang melimpah kami akan berkunjung kembali kesini lagi melihat kampung terindah beserta keluarga besar yang selalu aku rindukan ini," imbuhku.Bu Fatimah memeluk tubuh ini lagi, seolah enggan untuk melepaskan. Beliau begitu berat berpisah dariku. Entahlah, sebenarnya aku pun ingin bersama mereka selamanya. Namun, ada ses

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 120 SARAPAN

    Pagi yang cerah secerah mentari yang mulai menampakkan warna Indahnya ke dunia ini. Tumbuh-tumbuhan bergoyang syahdu seiring dengan kicauan burung yang berdiri manja di rantingnya. Dihiasi dengan tetesan embun yang seolah memberikan kesejukan saat menikmati alam yang nyata juga indah ini.Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Apalagi saat suara Kokok ayam bersahutan di antara cicitan anak-anak ayam membuat suasana pagi yang selalu aku rindukan kala di pulau seberang itu membuatku tersenyum melihatnya.Di belakang rumah Ayah, hewan piaraan kembali saling bersahutan, kambing, ayah juga burung yang hinggap di dahan pohon. Selalu aku menikmatinya dulu saat masih tinggal bersama mereka.Sedang, sayuran yang ditanam ibu di sini terlihat segar dan siap untuk dipetik. Warna cabai yang berwarna-warni menggiurkan dan seolah berteriak meminta untuk diambil dan dimasak. Pun demikian dengan sayuran bayam, kangkung juga terong, ibu memang super lincah.Apapun akan di tanamnya di lahan kosong, memanfa

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 119 BALIK

    Dua Minggu sudah aku, Mas Aldi, Mbak Lilik dan juga Mas Bima di kampung. Kini saatnya kami kembalikan lagi ke aktivitas masing-masing. Tidak bisa berlama-lama juga kami disini karena ada pekerjaan yang menanti di sana.Sehabis makan malam, kami berkemas, segala pakaian pun sudah siap untuk dibawa pulang kembali ke tempat semula. Bahkan Ibu Fatimah pun memberikan beberapa oleh-oleh khas kampung ini. Juga titipan buat ibu mertua sudah siap sedia untuk dibawa."Ibu nggak bisa memberikan banyak oleh-oleh, hanya segini saja semoga cukup dan bermanfaat buat keluarga disana," ucapnya saat memberikan beberapa plastik berisi penuh itu."Ini beras ketan buat mertuamu, beliau bilang disana mahal jadi Ibu titip ini, ya," imbuhnya dengan senyum merekah."Terima kasih banyak, Bu. Apa ini nggak merepotkan?" Mas Aldi bertanya saat melihat kami saling memegang plastik hitam itu.Bu Fatimah mengembangkan senyumnya, beliau duduk di sampingku sambil terus mengulum senyum tipis. Pun demikian dengan Ayah y

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 118 SUDAH SELESAI

    Kini hanya tinggal Pak Joko dan putrinya yang cantik di sini. Sebab, semua orang sudah meninggalkan rumah Ayah tanpa lagi bertanya atau bersuara. Mereka diam dan berlalu begitu saja bergantian.Aku maju, ingin sekali menampar pipi mulus itu dengan tanganku sendiri. Emosi ini naik ke ubun-ubun. Amarah yang salam ini terpendam ingin aku salurkan pada Nabila. Namun, saat aku hendak berbicara, Pakde Nyomo sudah mendahuluinya."Angkat kaki dari sini! Bukankah kamu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh menantuku?" ujar Pakde Nyomo lantang dan tegas."Aku tahu kamu sendirilah yang menyebar fitnah keji itu pada keluarga adikku, satu kali kesempatan aku berikan padamu. Andai aku tidak memandang kamu sebagai seorang bapak dan suami yang dianggap baik oleh keluargamu maka sejak awal aku akan mengatakan pada semua warga di kampung ini siapa dirimu yang sebenarnya." Entah pembicaraan macam mana ini. Sepertinya ada sesuatu lagi yang ditutupi oleh Pakde Nyomo."Kamu terlalu sombong karena memp

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 117 TAMU LAMA

    Pintu rumah digedor dengan keras dari luar saat kita semua jendela menunjukkan peraduan. Yang ada didalam saling menoleh satu sama lain. Entah tangan siapa yang menggedor pintu tanpa jeda itu.Ayah yang hendak membuka dicegah oleh Yoga yang dengan cepat menuju pintu. Suami dari Mita itu membukanya perlahan dan memperlihatkan ada dua orang yang bertamu, tapi memasang wajah tidak bersahabat.Mereka adalah Nabila dan ayahnya, Pak Joko. Terlihat ada yang ingin mereka bicarakan, karena dari sorot mata itu tertuju padaku."Wa'alaikumsalam, ada apa, ya, Pak. Malam-malam kok bertamu?" tanya Yoga sopan.Aku kalau jadi dia nggak akan bersikap seperti itu, terlalu jengah jika harus berpura-pura baik padahal sikap mereka kurang sopan. Sebagai orang tua bukankah harus memberikan contoh yang baik pada anaknya? Namun, tidak dengan Pak Joko, entahlah memang sifat orang beda-beda."Yoga, biarkan mereka masuk. Ayah mengizinkan tamu istimewa kita untuk duduk. Silahkan!" ujar Ayah yang kembali duduk di k

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 116 SEDIKIT TAHU

    Sampai rumah aku duduk di teras, menghela napas panjang dan mencoba menenangkan diri sendiri karena kejadian barusan. Entah apa yang aku lakukan dahulu sehingga mengalami kejadian seperti ini.Bermimpi melihat Nabila saja tidak apalagi ada kenyataan yang membuat jantung ini seolah berdisko ria dengan irama yang membuat kepala sakit. Tuduhan yang terbalik seakan meruntuhkan segala tembok telah aku bangun untuk tidak mengingat kejadian lampau."Ada apa?" Suara Ibu Fatimah mengagetkan dieku yang menatap langit-langit teras dengan seksama."Kenapa Nabila selalu mengusik ketenanganku, ya, Bu? Padahal aku, lho, sama sekali nggak kepikiran untuk balikan sama Mas Rendi.""Kamu ketemu Nabila?" Lagi, suara ibu terlihat sedikit panik saat mendengar penjelasan tentang masa laluku.Aku mengangguk, lalu menengadah melihat lagi rumah laba-laba yang berada di antara kayu tempat genting. Serta warna hitam yang melekat pada kayunya, seolah menandakan kalau dia sudah lama berada di sini."Ibu juga nggak

DMCA.com Protection Status