Share

Bab 34 TEGAK

Sekian waktu telah berlalu, Mita akhirnya melahirkan bayi mungil nan cantik. Sahira namanya, kami semua begitu merasakan kebahagiaan yang mendalam. Bapak sangat mencintai cucunya itu, bahkan air mata Bu Fatimah selalu mengalir saat melihat bayi mungil yang berada dalam gendonganku.

"Ibu teringat, Safia," ujarnya dengan mata sembab.

"Bu, Safia telah berada di surga, kita doakan bersama saja, ya," hiburku meski hati kecil merasakan hal yang sama.

Kebohongan kecil aku ciptakan sendiri, luka ini terasa masih saja basah meskipun tahun mulai berganti. Wajah mungil yang namanya setiap aku berdoa selalu tersematkan itu kini tiba-tiba melintasi lagi. Senyumnya, tangisannya serta rengekan yang selalu menghiasi rumah ini kala itu.

Tangis bayi yang setiap hendak menyusu itu membuat suatu keindahan yang tercipta di dalam keluarga kami. Bahkan Bapak tak jarang ikut begadang demi cucu tercintanya. Kami semua menghujaninya dengan penuh kasih sayang yang tiada tara.

Seperti saat pertama kali Safia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status