Semua Bab Mampukah Aku Bertahan : Bab 51 - Bab 60

92 Bab

Bab 51 (Sedikit lagi)

"Sssttt, tak perlu lah teriak-teriak begitu. Aku bisa kok melayani kamu jauh lebih baik, dari istrimu, sekarang kamu sedang kalut karena istrimu tak pulang kan." Aku rasakan Ia mulai berani menyentuh kerah baju yang kukenakan kemudian turun dan bermain-main di dada bidangku."Tania cukup! Jangan kurang ajar kamu!" Dengan cepat aku dorong tubuhnya agar menjauh dariku, dan dengan cepat kubuka laci mengambil buku yang kucari, Alhamdulillah langsung kutemukan.Aku berjalan cepat keluar kamar ini, meninggalkan Dia yang masih ternganga menatapku.Aku masuk ke dalam kamar sebelah, kamar ruang kerjaku, mengunci pintunya. Sikap Tania benar-benar membuatku takut sendiri.Bagaimana mungkin Dia bilang akan menggantikan posisi Yunita, itu tak akan mungkin. Yunita adalah wanita baik-baik, Dia begitu santun, jauh beda darinya yang begitu murahan.Aku bisa bernapas lega sekarang, duduk dan mulai mencari kontak nomor Leni, dengan teliti aku cari satu persatu deretan nama yang tertulis di sana.Alhamdu
Baca selengkapnya

Bab 52 (Masih Merajuk)

Begitu hampa terasa malam ini, aku dekap erat bingkai foto kita, hingga mata ini terpejam, entah jam berapa aku terlelap.Hingga Sayup-sayup terdengar suara shalawat Tahrim berkumandang di masjid yang tak jauh dari rumah, bertanda waktu subuh akan segera tiba, aku bangkit untuk mandi dan salat subuh.Perlahan kuputar anak kunci, dan membuka daun pintu, kemudian melangkah menuju kamarku, tertutup.Saat pelan-pelan kubuka pintu kamarku, ternyata kosong. Alhamdulillah itu artinya Tania semalam keluar dari kamar ini setelah aku tinggalkan begitu saja. Baguslah. Lagipula Dia itu siapa sok kasih perhatian lebih untukku, sudah lebih dari cukup Yunita di samping, mampu melengkapi dan menyempurnakan hidupku.Bergegas aku masuk dan tak lupa mengunci pintu kamar, agar Tania tak bisa sembarangan masuk ke kamar ini, kamar ruang kerjaku juga selalu terkunci, saat aku tak menggunakan ruangan itu, karena aku tak mau setiap orang sembarangan masuk ke dalam ruangan itu.Setelah mandi dan salat subuh, a
Baca selengkapnya

Bab 53 (Ingin Bertemu Wina)

"Wanita itu memang makhluk yang sangat unik, Ia begitu istimewa. Ia bisa bersikap lembut, dan manja, namun seketika sikap keras kepala dan marahnya membuat kita kewalahan untuk meredamnya, namun di balik semua itu pasti ada alasannya, Mas yang sabar, selesaikan masalah dengan kepala dingin, jika ia sedang marah maka jadilah air yang menyejukkan, hingga ia akan tersadar akan kekeliruannya dan akan memilih kembali bersamamu." Aku mengangguk paham."Terimakasih, Pak." Beliau pun mengangguk, dan tersenyum.Cukup lama kami berbincang, di sini aku seperti mendapat nasihat, dan petuah dari orang yang lebih tua, sejak Bapak pergi, aku memang seolah kehilangan pegangan. Karena aku memang dekat dengan Bapak, segala sesuatu aku meminta saran dan masukkan dari Bapak, setelah Beliau pergi, apapun masalahku, aku telan sendiri, karena aku tak begitu dekat dengan Ibu.Setelah di rasa cukup, aku pamit undur diri, karena sudah mulai banyak pelanggan bubur yang datang untuk menikmati sarapan buburnya, h
Baca selengkapnya

Bab 54 (Madu rasa teman)

Pov YunitaHari mulai beranjak siang, saat mobil yang dilajukan suamiku sampai di sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi, kemudian parkir di pelataran gedung itu. Kami masih terdiam, sibuk menata hati, sebelum turun dari mobil."Sayang, Aku minta maaf. Apartemen ini memang aku beli untukmu, tapi karena kondisi ini, Aku–.""Sudahlah Mas, sekarang bukan saatnya kita membahas ini, tapi nanti di rumah, aku minta semua penjelasan dari kamu." Aku berkata tanpa menatap matanya, karena aku sendiri sedang berusaha menata hati, menghadapi kenyataan bahwa suamiku telah memiliki istri, selain aku.Samampuku meredam semua gejolak di dalam dada, wanita mana yang tidak syok mengetahui suaminya kini telah beristri lagi. Terlepas dari apapun itu alasannya.Ya Allah, apa ini sebuah takdir yang Engkau gariskan untukku? Mengapa terasa menyakitkan walau katanya diantara mereka tak ada Cinta.Mendengar ucapanku Mas Firman menatapku, digenggamnya erat jemariku. "Kamu percaya kan, sama Aku?" tanyanya
Baca selengkapnya

Bab 55 (Pulang ke Rumah)

Tiba-tiba ponsel Mas Firman berbunyi."Halo Iwan.""...." "Apa?!""....""Oke, kamu tenang, aku akan segera ke rumah makan sekarang juga."Panggilan terputus. Sepertinya ada masalah di rumah makan."Ada Apa Mas? Ada masalah di rumah makan?""Sekarang juga kita ke rumah makan ya, Sayang, Ibu sama Tania marah-marah di sana."Apa? Ibu sama Tania marah-marah di rumah makan, ada apa lagi ini, ya Allah.Mas Firman langsung melajukan mobil menuju ke rumah makan, kondisi jalanan juga sedikit macet membuat kami terhambat. Huft, Jakarta siang bolong seperti ini pun masih juga macet.Hari ini memang Mas Firman tidak ke rumah makan, seperti biasa jika Ia tidak datang ke rumah makan, Ia menyerahkan sepenuhnya pada Iwan untuk menghandle semuanya. Tapi jika sudah masalah seperti ini, tentu Iwan pun tak bisa berbuat apa-apa. Begitu sampai di area parkir rumah makan, kami langsung bergegas turun dari mobil dan melangkah cepat masuk ke dalam rumah makan yang terlihat rame pengunjung karena ini masih
Baca selengkapnya

Bab 56 (Ibu Mertua)

Aku lihat Ibu sedang sibuk di dapur, aku dan Mas Firman berjalan menghampirinya."Alhamdulillah, Firman kamu udah pulang. Ibu lagi masak, nanti kita makan sama-sama." Ibu menatap tak suka ke arahku. "Kamu ikut pulang juga, kemana aja kemarin? Sampai nggak pulang, kirain udah nggak akan pulang lagi kesini." Astaghfirullah, baru saja aku sampai di rumah ini, sudah di sambut demikian oleh ibu mertuaku."Sudah Bu. Yunita capek, jangan Ibu tambah dengan berkata seperti itu. Ibu bilang begitu padanya sama saja menyakiti Firman Bu." Ibu hanya mencebik mendengar anaknya membelaku."Sudah Sayang, Ayo kita naik ke atas. Kamu harus istirahat." Mas Firman menggandeng tanganku berjalan menaiki anak tangga menuju kamar kami.Mas Firman membuka kunci kamar dan kami berdua masuk. Tak lupa ia menguncinya kembali. Aku duduk di bibir ranjang meletakkan tas tangan yang sering kubawa kemana-mana. Mas Firman pun mendaratkan bobotnya di sampingku."Sayang, kamu tahu nggak, tadi malam aku tidur di ruang ke
Baca selengkapnya

Bab 57 (Merajut Cinta)

"Halah, selalu seperti itu, terus aja kamu bela perempuan ini!" Aku berlalu ke dapur, memilih untuk tidak menghiraukan ucapan Ibu, satu hal yang masih membuat aku masih bertahan di dalam rumah ini, yaitu Mas Firman, selama ada Cinta di hatinya untukku, aku akan bertahan mempertahankan rumah tanggaku.Aku panaskan air untuk membuat kopi, terdengar Ibu tengah berbincang dengan Mas Firman di ruang tengah, tak begitu jelas apa yang mereka bicarakan. Namun sedikit aku bisa tarik kesimpulan, Ibu masih membujuk Mas Firman agar mau menikah dengan Tania.Ibu, aku tak mengerti, mengapa kau begitu ingin menantu seperti Dia, apa hanya karena aku belum hamil, engkau mengabaikan segala rasa yang ada di antara Aku dan putramu.Aku memilih, menunggui air panas di dapur, hingga teko siul itu berbunyi nyaring menandakan air sudah mendidih.Aku racik gula dan kopi, ke dalam cangkir kopi, menyeduhnya, kemudian membawanya untuk suamiku."Yuni, kamu tak keberatan kan, jika Tania kembali tinggal di rumah i
Baca selengkapnya

Bab 58 (Percobaan Penculikan)

Hari terus berganti hingga tak terasa seminggu sudah sejak Aku mengetahui soal Wina. Ibu juga sudah kembali ke rumahnya, pun dengan Tania. Mas Firman sendiri secara terang-terangan menolak jika Tania kembali tinggal di rumah.Laras Alhamdulillah ia keterima kerja di sebuah perusahaan swasta, dan sesuai ucapan Ia hanya mengambil job sebagai model hanya untuk sambilan.Selama seminggu ini juga terkadang sepulang dari rumah makan aku meminta Mas Firman untuk mampir ke apartemen menengok Wina. Mas Firman juga sudah berkoordinasi dengan pihak pengelola apartemen jika ada seseorang yang mencurigakan agar di tindak lanjuti. Wina masih sama seperti sebelumnya, Mas Firman tidak mengizinkannya keluar apartemen, dan semua keperluannya akan di penuhi olehnya atau meminta tolong pada Dimas.Usai makan malam, Mas Firman sibuk di ruang kerjanya, dan aku sendiri merebahkan tubuhku di ranjang, sambil berselancar di aplikasi novel online.Tiba-tiba ponsel Mas Firman yang tergeletak di atas nakas berde
Baca selengkapnya

Bab 59 (Semua akan baik-baik saja)

"Aku mengerti Win. Sekarang ini kedua orang itu sudah diamankan, kamu aman sekarang, dan sekarang Mas Firman dan Dimas sedang mengurus semuanya, kamu tenang ya!" Aku mencoba menenangkan gadis yang kini menjadi maduku. Hati ini pun ikut merasakan sedih, kasihan Dia, Dia pasti takut terlebih ini di Jakarta, tak banyak orang yang ia kenal, selain Mas Firman, Dimas dan Aku."Maafkan Aku ya, Mbak. Jika hadirku di sini hanya merepotkanmu dan Mas Firman." Ia terisak, sambil jarinya memainkan ujung hijab yang dikenakannya."Sssttt! Tidak ada yang merasa di repotkan, Win. Semua sudah ketentuan Allah. Aku mengerti sekali bagaimana posisimu sekarang. Kamu itu hebat, aku nggak tahu jika aku yang ada di posisimu, mungkin aku tak kan sekuat kamu."Ia mengusap linangan air mata yang menaganak di pipinya."Aku pun tak tahu, Mbak. Sampai kapan aku seperti ini. Aku tadi hanya sedikit merasa bosan dengan masakanku sendiri dan sekedar ke depan apartemen untuk membeli nasi goreng, tapi ternyata mereka ta
Baca selengkapnya

Bab 60 POV Firman

Pov FirmanAlhamdulillah istriku bisa diajak bicara, Ia sudah tenang sekarang, mungkin berkat penjelasan dari Dimas juga saat Ia menemui Dimas pagi itu. Namun tetap saja, Sikapnya sedikit berubah, Ia lebih sedikit bicara tidak seperti dulu, aku mencoba mengerti akan keadaan ini.Bagaimanapun juga ini memang salahku, Aku yang telah menggores luka di hatinya yang rapuh, maka aku pula yang harus terus menggenggam hati itu agar tetap utuh. Maafkan aku Sayang. Berbagai ucapan manis yang biasa aku katakan, Ia hanya tersenyum dan mengangguk. Aku tahu di dalam hatinya Ia pun sedang berusaha berdamai dengan keadaan sekarang, walaupun Dia tahu hanya dirinyalah yang ada di hatiku, tapi tetap saja perempuan adalah makhluk yang sensitif, berbagai macam kecurigaan dan ketakutan pasti bergelayut di hatinya.Bagai hujan di Padang pasir, itu yang aku rasakan saat Wanitaku mulai mau bicara dan mau kuajak pulang, karena sesungguhnya di hati ini diliputi ketakutan, aku takut karena kesalahanku ini, kemu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status