Home / Romansa / Mampukah Aku Bertahan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mampukah Aku Bertahan : Chapter 41 - Chapter 50

92 Chapters

Bab 41 (Mencari Yunita)

Menunggu lift terbuka rasanya lama sekali, keburu aku kehilangan jejak Yunitaku. Aku menatap kesal pada pintu lift yang gagah itu, seakan mengejekku.Ting.Alhamdulillah, akhirnya terbuka, aku langsung masuk ke dalam lift, tak kuperdulikan nasib Wina di sana, ada Dimas di sana, semoga Dimas bisa sedikit menenangkan Wina.Yang ada dipikiranku sekarang hanya istriku, aku tak ingin Dia pergi jauh dalam kesedihan ini, aku tak ingin salah paham ini membuatku kehilangan dirinya, sungguh aku takut kehilangan Dia, aku takut ketika Dia merajuk. Jika orang bilang aku bucin padanya, memang itu adanya aku sangat mencintainya.Teringat tatapannya tadi saat di dalam apartemen, tatapan tajam dan nyalang yang baru aku lihat selama hidup dengannya, tak kutemukan tatapan teduh nan mendamba yang selalu ia tujukan padaku. Setelah pintu lift kembali terbuka, aku bergegas lari ke depan gedung apartemen ini, mengedarkan pandangan sejauh mungkin, mencari sosok yang selalu aku rindukan, sosok yang selalu men
Read more

Bab 42 (Merajuk)

POV YunitaBagaikan tertimpa gada besar, Aku rasakan hancur, tulang dan persendian ini pun seakan lunglai saat aku memasuki apartemen ini, sebuah penampakan yang tak pernah kubayangkan, bahkan dalam mimpi sekalipun.Dengan degup jantung yang memburu, aku luapkan semua emosiku saat itu juga, aku berteriak dengan sedemikian kencang, bahkan aku tak peduli jika ini di sebuah apartemen yang notabene ditempati oleh orang-orang kelas atas, sekali lagi aku tak peduli.Duniaku seketika hancur mendapati suamiku tengah berdua di sebuah apartemen, entah itu apartemen milik perempuan itu, atau apartemen Mas Firman yang sengaja Ia beli untuk menyembunyikan wanita simpanannya itu.Sungguh yang kurasakan kini hatiku remuk redam, menerima kenyataan jika suamiku telah mendua.Dimana janji yang selalu kau ucapkan padaku susah senang kita sama-sama, mana janjimu untuk selalu membahagiakan aku hingga sepanjang waktu dan hanya maut yang mampu memisahkan kita, Mas? Saat aku pandangi wanita itu, ia berhijab
Read more

Bab 43 (Pingsan)

Aku sudah tak bisa berpikir jernih, sungguh hatiku serasa dicabik dengan kasarnya. Bagaikan bunga yang tengah mekar kemudian di terjang angin badai yang mampu meruntuhkan semua kelopak bunganya. Sakit? Sangat.Perih? Tentu.Aku luapkan emosi yang tiba-tiba memuncak ketika melihat pemandangan ini, dan Mas Firman terlihat begitu frustasi berusaha menenangkan aku, mungkin ia juga kaget kenapa aku bisa seperti ini ketika marah, karena memang aku jarang marah padanya. Hingga akhirnya aku memilih keluar dari gedung apartemen itu, berkali-kali aku menyeka bulir bening yang terus saja menetes tanpa permisi, hati ini rasanya begitu panas, begitu perih. Astaghfirullah... Allah, Allah,...Kenapa semua ini begitu tiba-tiba, rumah tangga yang kami jalani begitu harmonis seketika berantakan, seiring dengan remuknya hatiku, hati yang hancur berkeping melihat kenyataan ini."Yunita! sayang! Tunggu!" Aku masih mendengar jelas panggilan suara Mas Firman memanggil namaku ketika aku memasuki taksi di
Read more

Bab 44 (Menenangkan diri)

Entah berapa lama mata ini terpejam, saat perlahan aku membuka mata, aku terbaring di sofa, dan Indra penciumanku mencium wangi khas minyak kayu putih."Alhamdulillah akhirnya kamu sadar Yun!" ucap Leni yang duduk di sampingku, dengan raut wajah khawatir, dan satu tangannya memegang botol minyak kayu putih.Aku berusaha bangkit untuk duduk, dan Leni membantuku, Ia juga menyodorkan segelas air padaku.Perlahan kuteguk air itu, tenggorokanku terasa sejuk usai minum."Kamu nggak apa-apa?" tanyanya, masih dengan raut cemas menatapku."Aku nggak apa-apa, Len. Makasih ya. Maaf kalau aku kemari hanya merepotkan kamu.""Sssttt, ngomong apaan sih, nggak repot kok, aku malah seneng kamu datang kemari, apalagi saat kondisi kamu seperti ini, itu artinya kamu masih menganggapku sahabatmu. Masih pusing nggak? Aku bikinin teh panas sebentar ya, biar kamu enakan."Leni pun melanggeng ke dapur, Dia memang tinggal sendiri di sini, Ayahnya sering dinas keluar kota untuk urusan pekerjaan, dan ibunya seri
Read more

Bab 45 (Apa Kalian Sekongkol?)

"Tunggu, kamu ceritain dulu gimana kamu tahu Firman sudah menikah lagi, bisa jadi ini adalah salah paham, Yun!"Leni terus saja bicara seolah ini adalah salah paham, tentu Dia tak mudah percaya dengan apa yang aku katakan, pun sama denganku, yang tak bisa terima kenyataan ini.Aku pun menceritakan semua kejadian sore tadi yang telah aku lewati. Leni pun tercengang. Mendengar dengan seksama tanpa berkomentar apapun.Sebelumnya aku tak pernah menceritakan apapun masalah yang kami hadapi, bahkan saat kehadiran Tania di rumah, serta keinginan Ibu untuk Mas Firman menikahi Tania pun, aku tak menceritakan kepada siapapun, aku berusaha tenang menghadapi semua sendiri karena bagaimanapun masalah rumah tangga tak seharusnya di ceritakan pada orang lain.Namun kali ini, rasanya aku tak sanggup memendamnya sendiri, aku pun menceritakan pada Leni, aku juga percaya padanya, aku sudah mengenalnya sejak kami masih sama-sama di bangku kuliah, aku pikir sedikit membagi beban ini."Apapun nanti keputus
Read more

Bab 46 (Penjelasan Tak masuk akal)

"Kamu tunggu sebentar di sini ya, di ujung sana ada toko kelontong kecil, aku akan membeli air mineral sebentar, aku haus," pamit Leni.Aku pun menunggunya dengan duduk di bangku taman, menikmati udara pagi ini, hingga aku rasakan sebuah lengan kokoh melingkar di leherku, memeluk erat punggung hingga kedua bahuku.Aku sedikit terkejut, namun saat aku hirup aroma ini, aku bagitu hafal wangi tubuh ini. Aroma yang selalu kurindukan, aroma yang selama ini menghangatkan aku, wangi parfum yang selalu membuatku merindu.Tapi mengapa kini aroma ini membuat dadaku sesak, mengapa ada kesedihan begitu mendalam saat aku merasakan sebuah sentuhan lembut ini, biasanya aku akan begitu berbunga menerima perlakuan ini, tapi sekarang ingin rasanya aku mengelak, tapi raga ini berkhianat, tak melakukan apa yang hati ini inginkan.Aku tetap menatap ke depan dengan pandangan kosong, perlahan pandangan ini terasa buram seiring dengan deru napasnya yang kurasakan tengah berada dekat dengan telingaku.Netra i
Read more

Bab 47 (Mencari Kebenaran)

"Sudahlah Mas! Tak perlu kau melibatkan orang lain dalam masalah kita, aku kecewa sama kamu Mas!" Aku bangkit dan berlalu meninggalkannya.Aku berjalan cepat untuk kembali ke rumah Leni, entah di mana Dia sekarang, aku lebih memilih pulang ke rumah, dari pada di taman aku harus berdua dengan Mas Firman."Sayang! Tunggu! Yunita!" Mas Firman masih terus memanggil sambil berlari ke arahku. Aku tetap pada pendirianku. Akan aku cari tahu sendiri bagaimana kebenarannya, apakah Kamu masih bisa kupercaya atau tidak Mas!"Sayang! Tunggu kamu mau kemana kita pulang yah, kita selesaikan ini di rumah, aku janji akan buktikan semua ucapanku, aku akan ceritakan semuanya, sedatail-detailnya, Mas mohon, percayalah," ucap Mas Firman dengan raut putus asa. Dia berusaha meraih tanganku, namun dengan cepat aku menepisnya."Nanti kita bahas lagi Mas! Sekarang biarkan aku sendiri dulu, aku masih butuh waktu untuk sendiri!" sahutku singkat kemudian kembali berjalan menuju rumah Leni.Saat aku telah sampai
Read more

Bab 48 (Penjelasan Dimas)

"Dimas, aku mau tahu bagaimana sebenarnya kejadiannya." Aku berusaha tenang, menata hati mendengarkan apa yang akan Dimas katakan, semoga memang benar semua hanya keterpaksaan.Dimas meneguk kopinya sebelum mulai bicara, kemudian menghirup napas panjang dan menghembuskanya perlahan."Aku akan menceritakan semuanya, aku harap penjelasanku ini bisa sedikit membantu penyelesaian masalah kalian, sungguh aku sendiri pun ikut merasa bersalah," ucap Dimas."Waktu kecelakaan terjadi, kondisi Pak Wiryo terluka parah, bahkan sempat kritis, di tambah lagi kondisi beliau yang memang mengidap asma, untuk napas aja sering tersengal. Saat Firman telpon, memintaku untuk datang ke rumah sakit, dan memintaku menyiapkan sebuah dokumen surat tertulis untuk pernikahan siri dengan Wina."Dimas berhenti sebentar dan meneguk kembali kopi di depannya."Awalnya aku kaget, sungguh kaget, bahkan aku anggap Firman itu brengsek karena sudah punya istri sebaik kamu, tapi malah akan menikah lagi. Tapi, setelah aku t
Read more

Bab 49 (Mulai Terbuka)

Mas Firman bangkit dan berjalan ke arah mobil Leni, menungguku turun. Sekilas aku menatap Leni. Ia pun mengangguk seolah memberiku kekuatan untuk bertemu dan bicara dengan Mas Firman. Perlahan kubuka pintu mobil."Sayang!" Mas Firman menghambur dan memelukku dengan erat. Aku merasakan degup jantungnya, merasakan hangat pelukan dan aroma tubuhnya yang selama ini selalu menghiasi hari-hariku."Ehm, aku masuk dulu ya! Daripada nanti aku malah ganggu kalian," celetuk Leni, dan Mas Firman hanya mengangguk tersenyum kearahnya."Duduk di sini, Sayang! Kamu udah nggak marah lagi sama aku kan, Sayang?" tanya Mas Firman sambil menggandeng tanganku untuk duduk di bangku teras."Kalau kamu mau marah sam aku, kamu boleh pukul aku sekarang, kamu boleh tampar aku, kamu marahin aku sampai kamu puas, luapkan semuanya sekarang aku siap, Sayang! Asal setelah itu kamu dengerin penjelasan aku," ucap Mas Firman dengan wajah sendu. Satu tangannya menggenggam erat jemariku.Aku masih terdiam. Entah aku send
Read more

Bab 50 (Godaan)

Pov FirmanSemalaman aku mencari istriku, aku telusuri jalanan ibu kota hingga ke tempat-tempat yang biasa aku datangi bersamanya, namun hasilnya nihil, Yunita tak ada, Aku bahkan tak henti-hentinya memaki diriku sendiri atas kecerobohanku, aku yang salah, terlambat menceritakan ini semua padanya. Sayang, kamu di mana? maafkan aku, sungguh aku tak akan pernah memaafkan diriku sendiri jika, suatu hal buruk terjadi padamu karena masalah ini, Ya Allah tolong jaga Dia, lindungi Dia istri hamba ya Allah.Usai salat magrib di masjid tepi jalan, aku lanjutkan mencari Yunita, hingga aku teringat sesuatu, apa mungkin Yunita pergi ke rumah Leni, sahabatnya? Kenapa aku baru ingat ya, segera aku cari kontak Leni di ponselku, tapi tak ada, aku tak menyimpan nomor ponselnya Leni.Aku harus cari cara lain, aku juga tidak tahu dimana rumah Leni. Gimana ya ini, ayo donk mikir Firman, aku terus berpikir keras, ada keyakinan di dalam hatiku kalau Yunita ada di rumah Leni.Tiba-tiba aku teringat jika Y
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status