Jeremy tidak pernah tahu bahwa menunggu bisa jadi semenyenangkan ini. Meski tangannya memegang tablet, matanya terus tertarik pada Ava. Ia penasaran bagaimana penampilan akhir sang gadis setelah selesai dipoles—gadis yang dulu disebutnya kaku dan tidak menarik itu. Tiba-tiba, sebuah pesan masuk dari Kara. "Paman, apakah Ava sudah selesai di-make over?" Membaca itu, Jeremy mendengus kecil. "Ini ulah Louis atau Emily? Atau keduanya?" Namun, jemarinya mengetik balasan. "Belum. Ada apa, Emily?" "Ini Louis, Paman. Kenapa Paman menduga aku Emily? Emily mana berani membajak ponsel Mama?" Jeremy menggeleng kecil. Hatinya tergelitik. Entah bagaimana, suara Louis terngiang dalam telinganya, seperti mengomel. "Maaf. Kukira kau Emily karena menggunakan kata make over." "Memangnya Emily saja yang tahu kata itu? Aku juga, Paman. Aku ini juga cerdas." Belum sempat Jeremy memikirkan balasan, pesan baru masuk lagi. "Apakah Paman tegang?" Alis Jeremy meninggi. "Kenapa kau bertanya begitu, Lou
Read more