"No!" Jemari Hailey mekar beberapa senti di depan pipi. Sorot matanya ngeri, seperti sedang melihat penampakan hantu di cermin. Semua orang kompak mengerutkan alis. Tidak seorang pun berani mendekat, kecuali Barbara. Ia menyentuh pundak Hailey, bertanya, "Ada apa, Hailey?" Saat gadis itu berbalik, Barbara terkesiap. Kakinya spontan melangkah mundur, seolah tak ingin tertular. "Ada apa dengan wajahmu?" "Akulah yang seharusnya bertanya! Ada apa dengan wajahku? Kenapa kulitku jadi begini?" Hailey berbalik menghadap cermin. Ia meraih tisu dan menggosok pipi. Sedetik kemudian, ia meringis. "Auh, perih sekali ...." Sambil mengipas-ngipasi wajah, Hailey mulai menangis. Melihat itu, Philip pun menarik tisu dan memungut kotak bedak. "Ini merkuri," gumamnya setelah mengamati dengan teliti. Semua orang terkesiap. "Merkuri? Bagaimana mungkin? Bedak itu masih disegel tadi," celetuk salah seorang dari tim make up. "Lalu apa yang harus kulakukan dengan wajahku? Kalian harus bertanggung jawab!
Baca selengkapnya