Share

S3| 150. Posisi Sulit

Eva terduduk lesu di lantai ruang tamunya. Matanya yang bengkak sudah tidak menitikkan kesedihan. Namun, hidungnya masih kembang kempis mengimbangi deru napas yang sulit dipadamkan.

"Butikku .... Impianku .... Harapanku ...."

Ia mengelus satu-satunya figura yang masih utuh. Ada foto dirinya sedang menggunting pita di situ—momen saat peresmian butik barunya.

Lengkung bibirnya begitu lebar dalam gambar itu. Sedangkan sekarang, wajahnya redup. Tidak ada sedikit pun cahaya terpancar dari sorot matanya.

"Mengapa ini bisa terjadi padaku?" ratapnya seraya menggigit bibir. Getarannya terlalu hebat. Kalau saja air matanya belum habis, wajahnya pasti sudah kembali basah.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Semuanya sudah musnah. Butikku sudah tidak bersisa."

Eva sudah seperti kaset rusak. Puluhan kali ia mengulang kata-kata tersebut. Namun, batinnya belum juga puas. Ia seolah berharap keajaiban datang memberinya jawaban.

Dalam keheningan, Eva menggeser tetapan sendunya. Figura-figura lain
Pixie

Dear kalian yang selalu ngikutin cerita ini, terima kasih, ya. Terutama untuk yang kemarin kasih komentar-komentar yang menyentuh hati. Pixie bersyukur punya pembaca seperti kalian. Tanpa dukungan dari kalian, cerita Louis Emily enggak mungkin sekeren ini. Sehat-sehat terus, guys.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rini Hartini
malu ny brp eps tuh si eva
goodnovel comment avatar
Indah Carolina
awas aja si eva jahat lg wkwk... akhurnya eva mati melindungi ava krn ny. moorejahat. butik jd milik ava. hhehe tp jgn gtu y thorcerita ending nya. smga bhagiA
goodnovel comment avatar
Emma Boru Regar
ahhhhhh... menang banyak dong si eva... ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status