Ava sesekali terpejam. Akal sehatnya terancam hanyut. Sikap nakal Jeremy telah membuatnya terbuai. Namun, sebisa mungkin, ia berusaha untuk tetap waras. "Jeremy, hentikan," pintanya di sela desah napas yang membara. Tangannya mendorong pundak kekar di atasnya, berharap itu bisa menciptakan jarak. Namun ternyata, sentuhannya malah menambah bara. Jeremy perlahan merangkak turun, menjelajahi setiap jengkal dari tubuhnya. Udara di sekitar mereka bertambah panas. Ava pun semakin panik. "Tidak! Jangan di situ. Jeremy?" Ava mencoba bangkit. Namun, detik berikutnya, ia kembali berbaring. Sambil terpejam, ia menggigit bibir, menahan getaran yang berusaha melumpuhkan pikirannya. "Bagaimana, Ava? Kau sudah mengambil keputusan? Cara mana yang kau pilih?" bisik Jeremy dengan suara yang menggelitik. Ava menggeleng lemah. Perhatiannya terbagi oleh debar jantung dan darahnya yang berdesir. "Kita tidak akan pernah bisa bersama, Jeremy. Karena itu, berhentilah. Kita tidak boleh melakukan ini." "
Baca selengkapnya