Share

S3| 126. Poin Nomor Dua

"Ingat poin nomor dua, Ava. Kamu tidak boleh merasa kecil atau rendah diri. Jeremy ada di belakangmu. Jadi, jangan takut untuk melawan kalau ada yang menindasmu," ujar Ava berulang kali dalam hati. Kalimat-kalimat tersebut sudah seperti mantra baginya.

Lima langkah dari gerbang, Ava mengembuskan napas cepat. "Kalian sudah siap?" Kepalanya menoleh sedikit.

Dua orang pria di belakangnya menjawab dengan kompak, "Siap, Nona."

Sambil menegakkan postur, Ava berjalan menghampiri sang adik.

"Well, well ...." Eva melipat tangan di depan dada. Tatapannya sinis, bibirnya berkedut jijik. "Kukira kau sudah puas menindasku di butik. Ternyata, kau mau menindasku di sini juga?"

Ava menghentikan langkah dengan raut tegas. Ia dan Eva kini hanya berjarak satu meter, terpisahkan oleh jeruji besi yang berukiran indah.

"Jangan memutarbalikkan fakta atau mengada-ada. Aku tidak pernah menindasmu."

Eva mendengus. "Kalau kau tidak bermaksud menindasku, lalu mengapa kau tidak mengizinkan aku masuk? Aku su
Pixie

Halo, Semuanya! Ava udah tegas belum, nih? Apakah dia bisa tergoyahkan dan mengizinkan Eva masuk? Tunggu nanti siang jam 13.00 WIB, ya. Have a nice day.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Monika Anastasia Khim
Wooww keren ava ... sudah ada perubahan...
goodnovel comment avatar
Rini Hartini
Klo dy inget poin 2 psti smua akn baik2 sja. ava dah biasa d mrahin sma ibu ny. .. smangat nulis ny thor.
goodnovel comment avatar
Desak Kayan Puspasari
suruh aja Eva membawa mami....biar mami cepat sembuh Ava....hahaha modelan Eva mau merawat mami yang sakit, biar mamimu sadar Ava....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status