107"Senyum-senyum mulu. Mikir apaan?" tanya Kak Dzaki yang duduk di samping kiriku. "Ehm, pengen jalan-jalan ke luar negeri," terangku. "Aleea bukannya nanti akan lanjut kuliah di London?" "Rencanya gitu. Aku ikut ngantar ke sana. Nanti pulangnya bareng Mama dan papanya." "Kenapa kamu nggak ikut kuliah di sana juga?""Aku terikat kontrak rekaman, Kak. Nggak bisa kuliah pascasarjana jauh-jauh. Kuliah di sini aja. Maksudku di Jakarta." Aku terdiam sejenak, kemudian bertutur, "Papanya Aleea juga memintaku belajar bisnis. Kata beliau, jaga-jaga karirku mandek, aku bisa banting setir jadi pengusaha. Beliau ada rencana mau buat resort, aku bakal bantu bagian marketing dan public speaking, keahlianku di sana." "Bagus itu. Jadi pas Aleea pulang, bisnis tinggal dilanjutkan setelah kalian nikah." Aku spontan cengengesan. "Masih jauh, Kak," imbuhku. "Kata Mama dan para manajer, aku harus siap mental kalau mau nikah. Apalagi usia kami cuma beda bulan alias dunianya sama. Harus benar-benar
Baca selengkapnya