Home / Rumah Tangga / Karma untuk Suami Pelit / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Karma untuk Suami Pelit: Chapter 131 - Chapter 140

231 Chapters

131. Ketahuan Hamil

Wangi minyak kayu putih menguar memenuhi indera penciumanku. Sebelum membuka mata, aku mendengar suara seperti orang berbisik-bisik. Lalu keberanikan mengintip dan memutuskan membuka keseluruhan mata."Alhamdulillah, Mbak Alin sudah sadar." Orang pertama yang membuka suara adalah Ibu kontrakan. Sambil memegang kipas yang terbuat dari anyaman bambu, wanita itu duduk di sebelah kananku dan mengipasiku."Saya di mana, Bu?" Aku mengedarkan pandangan dan mendapati ruangan yang asing serta jarum infus yang tertancap di tangan kananku. Aku dirawat?"Kami membawa Mbak Alin ke tempat prakteknya bidan Susi karena khawatir. Mbak Alin pingsan cukup lama," jelas Ibu kontrakan sambil terus menggerakkan tangannya yang memegang kipas anyaman."Kenapa dibawa ke bidan?" Tentu saja aku panik, bagaimana kalau ketahuan aku tengah hamil. Tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan. "Karena ini tempat praktek terdekat dari tempat tinggal kita. Ada dokter, tempatnya agak jauh, klinik apalagi."Ya sudah, aku pa
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

132. Terpaksa

Sore harinya Angel datang. Dugaanku tidak meleset, wanita itu habis-habisan memarahiku."Kenapa harus pingsan di tempat banyak orang, sih? Sekarang bagaimana, tetangga kita tahu kalau lu hamil?!" Meskipun pelan, nada bicara Angel terdengar sangat kesal."Itu nggak disengaja, Ngel. Siapa juga yang mau pingsan di depan banyak orang. Gue juga nggak mau, karena dengan kejadian itu, jadi ketahuan kalau gue hamil. Tapi kalau dipikir lagi ada untungnya gue pingsan di hadapan mereka. Lah, kalau sedang sendirian di rumah, siapa yang mau nolongin?" Aku tak bisa diam saja mendengar Angel menyalahkanku. Meskipun selama beberapa hari ini aku menumpang hidup, tapi Angel tidak bisa seenaknya memarahiku. Karena kondisi ini diluar kendaliku."Sekarang yang perlu dipikirkan adalah, bagaimana kalau para tetangga bertanya lebih lanjut tentang kehamilan lu?""Gue udah bilang kalau gue ke kota ini buat nyari suami gue yang nggak pulang selama dua bulan."Angel mengalihkan pandangan mendengar penjelasan dar
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

133. Anak Siapa?

"Belum mateng juga, Lin?" Suara Angel terdengar nyaring dari arah depan."Belum, bentar lagi." Aku pun menjawab dengan setengah berteriak, supaya terdengar oleh Angel, ditambah kesal pula."Lama banget sih, Lin?! Gue 'kan udah laper!"Angel kembali berteriak membuatku terpaksa harus mengusap dada. Wanita itu tidak mengerti kondisiku saat ini. Kalau tidak karena balas budi, mana mau aku mengerjakan semua ini. Belum lagi aku tidak begitu menguasai soal masak-memasak. Jadi sebelum mengerjakan satu masakan, aku harus mencari dulu tutorialnya di internet. Disaat kondisiku seperti ini, kenapa justru keadaannya menjadi serba terbalik. Aku yang biasa hidup enak, banyak uang, mau apa tinggal beli, tinggal nyuruh. Sekarang justru harus berjuang dan melayani orang lain. Tidak ada pilihan kecuali pulang kampung dan menjadi buah bibir orang satu desa. Setengah jam kemudian masakan sudah selesai. Angel pun sudah mandi dan wangi, sementara aku masih bau asap. "Lu mandi dulu, gih, Lin. Jangan samp
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

134. Wanita Pendosa

Sekarang aku malah yang terdiam. Apa yang dikatakan oleh Mas Dodi memang sangat benar."Lagi pula, sebelum kamu benar-benar lepas dariku, kamu sudah bersama pria lain. Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" Mas Dodi menambahkan sambil menatapku tajam."Tapi aku yakin ini anakmu, Mas!""Bagaimana kalau aku tidak yakin, bahkan tidak mau mengakuinya? Wanita sepertimu itu tidak pantas dipercaya." Sekarang Mas Dodi bisa berkata seperti itu. Apa dia lupa beberapa bulan yang lalu dia sangat bucin padaku."Kalau Mas Dodi tidak mau mengakuinya. Berarti terpaksa aku harus menghubungi istrimu dan memberitahu bahwa ini perbuatanmu." Aku mengancamnya supaya Mas Dodi mempertimbangkan ucapannya barusan.Mendengar itu, Mas Dodi malah tertawa kecil. Ancamanku barusan seolah tidak berpengaruh sama sekali."Silakan saja, aku tidak takut. Apa kamu pikir saat ini orang akan mempercayai ucapan seorang wanita yang viral di media sosial setelah ditemukan dalam keadaan hampir telanjang?" Mas Dodi menyeringai. As
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

135. Derita lu!

Aku menahan nafas kala Ibu kontrakan berkata seperti itu. Apa maksudnya menyebutku wanita pendosa. Apa Ibu kontrakan tahu siapa aku yang sebenarnya?"Jangan pura-pura tidak mengerti, Mbak Alin. Saya merasa tertipu, saya pikir Mbak Alin memang benar sedang mencari suaminya. Ternyata Mbak Alin adalah wanita yang viral di video ini."Ibu kontrakan mengacungkan ponselnya yang menampilkan berita tentangku beberapa waktu yang lalu. Untuk beberapa saat aku hanya diam menatap ponsel itu lalu beralih pada wajah Ibu kontrakan."Mau menyangkal? Ini kamu 'kan? Lalu bayi dalam kandungan Mbak Alin itu tidak jelas siapa ayahnya, karena di sini sebutkan bahwa Mbak Alin seorang janda!!"Aku semakin tidak bisa berkata apa-apa mendengar Ibu kontrakan menuduhku. Bukan menuduh juga, karena memang itu kenyataannya, lebih tepatnya membuka aibku."Kami minta Mbak Alin meninggalkan tempat ini sekarang juga!" Tiba-tiba beberapa orang ibu-ibu yang tinggal di sekitaran rumah kontrakannya Angel datang dari belak
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

136. Dia Lagi

"Nggak ada lagi, gue sudah terlalu banyak membantu lu." Angel memalingkan wajahnya. Aku menjadi tidak enak karena selama ini sudah banyak merepotkan sahabatku itu."Oke, makasih. Gue pergi. Sekali lagi gua minta maaf udah ngerepotin lu." "Gue juga minta maaf kalau nggak bisa bantu lu lebih dari ini. Gue juga punya nama baik yang harus dijaga.""Ya, gue ngerti." Aku berbalik lalu melangkah. Berat rasanya meninggalkan tempat ini. Walau bagaimana Angel adalah sahabat terbaikku meskipun akhir-akhir ini sikapnya berubah, tapi dia tetap mau menampungku."Lin."Aku berhenti ketika mendengar Angel memanggilku."Sekali lagi maaf, gue gak bisa bantu lu. Jangan kemana-mana, sebaiknya lu pulang kampung. Karena berada di tengah keluarga bagaimanapun keadaannya, itu lebih baik dari pada bersama orang lain." Alin mendekat lalu merangkul tubuhku. Suara terdengar bergetar."Ya, gue balik kampung. Mungkin itu jalan satu-satunya yang terbaik buat gue. Siap tidak siap, gue harus menghadapi omongan orang
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

137. Mau Tidak Mau

Botol mineral yang baru saja kuterima dari si Ibu berbaju hijau hampir saja terjatuh, ketika aku menyadari Dika sudah ada di belakangku. Pria itu entah datang dari mana, tahu-tahu sudah bersuara."Mas ini siapanya?" Si Ibu juga sepertinya heran karena kedatangan Dika begitu tiba-tiba."Saya suaminya," ucap Dika sambil berjalan lalu duduk merapat di sampingku, tangannya begitu saja terulur mengusap dan merapikan rambutku. Semua itu dia lakukan tanpa canggung. Aku hampir saja berontak, tapi ketika beradu tatap dengan pria itu, Dika seakan menegaskan bahwa aku tidak boleh menyangkal."Suaminya?" tanya si Ibu seakan tak percaya."Dia istri saya." Dika menegaskan."Mas dari mana saja? Kenapa tadi Mbak-nya sendirian saat pingsan? Terus barusan Mbak-nya juga bilang kalau dia pergi sendirian. Mas jangan ngaku-ngaku, deh!""Iya maaf ibu-ibu, sebenarnya kami sedang berselisih. Istri saya mencoba kabur dan saya barusan sempat kehilangan jejak. Saya minta maaf kalau sudah merepotkan ibu-ibu. Saya
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

138. Terperangkap

Dika membawaku ke tempat yang sepi, tepatnya di belakang stasiun. Pria ini menyuruhku duduk dalam gerbong yang sudah tidak terpakai."Kamu ditakdirkan harus bersamaku. Jadi mau lari ke mana pun, tidak akan bisa. Paham?!""Brengsek kamu! Kembalikan uang dan barang-barangku!"Aku bangkit dan kembali mencengkram krah bajunya serta mengguncangkan tubuhnya, tapi reaksi Dika malah membuatku semakin emosi. Pria yang penampilannya tidak se-keren dulu itu tersenyum tipis. Seperti sedang meledek."Tenang, Sayang. Jangan keras-keras, nanti didengar oleh orang-orang yang sedang mencari pencopet dompet ini. Atau kamu mau aku berteriak dan mengatakan kalau pencurinya ada di sini?" Dika menyeringai. Lagi-lagi aku tidak bisa melawan. Dika terlalu licik dalam hal ini. Dia sudah merencanakan ini dengan matang untuk menjeratku."Aku tidak menyangka sama sekali, pria se-keren Dika ternyata penjahatnya kelas atas," cibirku sambil meliriknya. Kalau tidak takut pria ini berteriak dan mengatakan aku copet d
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

139. Buronan

Karena takut pada ancamannya Dika, terpaksa aku menuruti pria itu. Malam ini kami tidur di dalam gerbong lapuk ini. Bercampur dengan tikus dan kecoa serta beralaskan kardus bekas botol mineral yang Dika bawa selepas dia membeli makanan. Setelah aku menyetujui rencananya, Dika tidak berbuat kasar lagi padaku. Meski tidak selembut seperti dulu, tapi pria ini cukup memperhatikan aku. "Sekarang kamu tidur dan jangan coba-coba kabur dariku. Atau kamu akan tahu akibatnya." Menjelang tidur pria itu tetap mengancamku, sepertinya semalaman dia tidak tidur. Entah ingin menjagaku dari hal-hal buruk selama aku tidur atau takut kalau aku benar-benar kabur. Paginya badanku terasa pegal, mungkin efek dari berjalan kaki kemarin ke stasiun ini, juga tidur beralaskan kardus bekas di atas gerbong tua. Tadi malam aku benar-benar menjadi gembel bersama pria yang kubenci setengah mati. Badanku lengket, dari semenjak pingsan lalu pergi ke klinik hingga pulang lagi, seingatku, aku belum membersihkan diri.
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

140. Bukan Suami Idaman

Ibu menyambut kedatangan anak bungsunya ini dengan tatapan heran. Lantaran selama aku merantau ke ibukota, jarang sekali pulang. Hanya setahun sekali saat hari raya, itu pun hanya sebentar. Alasanku karena tidak diberi libur yang lama, padahal jujur saja aku tidak betah dengan suasana kampung. Di sini tidak ada hiburan, disamping itu tempatnya pun becek di sana-sini. Selain karena pulang tidak biasanya dan tanpa kabar, Ibu juga heran ketika aku datang bersama seorang pria yang kuakui sebagai calon suamiku. Beberapa bulan yang lalu aku memberi kabar pada ibu kalau sudah bercerai dengan mas Riko. Perempuan yang usianya lebih dari setengah abad itu pun tidak bisa banyak berkomentar lantaran menurut dia Mas Riko bukan menantu idaman, apalagi setelah mengetahui status Mas Riko yang saat itu masih punya istri."Ini mendadak sekali, Nduk," bisik Ibu ketika kami berada di dapur untuk menyiapkan hidangan makan sore. Setelah selama satu malam mas Dika berada di kediaman kami. Baru kali ini aku
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status