Semua Bab Akhirnya Kau Mencintaiku: Bab 31 - Bab 40

114 Bab

Masih Pria Yang Sama

Jeno dan Rea berjalan cepat keluar dari restoran menuju parkiran, genggaman tangan Jeno di pergelangan tangannya tak mengendur membuat Rea meringis kesakitan. Setelah dekat dengan mobil barulah Rea menarik tangannya yang kurus, Jeno menoleh ke belakang dan melihat Rea menyentuh pergelangan tangannya yang sedikit merah.Jeno tak sengaja melakukannya, mungkin dirinya ditakdirkan hanya bisa menyakiti Rea, karena meski tanpa bermaksud menyakiti pun wanita itu tetap tersakiti. "Ada apa begitu terburu-buru membawaku pergi? Hingga kamu begitu keras menarikku seperti ini?" Rea bersuara, dan Jeno juga merasa bingung harus menjawab apa.Sebenarnya dia kenapa?Tadi itu di perjamuan banyak mata pria terus memperhatikan istrinya, dan itu membuat Jeno tidak nyaman. Rea tentu saja wanita kelas atas yang terlahir cantik, bermata besar dengan bulu mata lentik yang menaunginya. Wajahnya yang oval dengan dagu yang tidak terlalu runcing, hidung mancung dan berwajah tirus.Rea berawakkan mungil, dan berku
Baca selengkapnya

Terus Mengekangnya Dalam Kendali

Sebenarnya Jeno tidak ingin bermaksud mengancam atau memberi peringatan keras pada Rea, tapi rupanya citra Jeno di mata Rea sudah tercetak buruk sehingga wanita itu hanya bisa melihat keburukan dan mencurigainya. Meski sejujurnya pada awalnya memang benar, hanya saja akhir-akhir ini Jeno merasakan perasaan yang berbeda, seperti ada kesungguhan.Namun, Rea selalu saja merusak suasana hati Jeno dengan kecurigaannya itu. Memang bukan salah Rea kalau misal wanita itu terus berpikir jelek tentangnya, sikapnya sejak awal sampai akhir memang buruk, tapi Jeno bukan type orang yang rendah hati dia mudah sekali tersulut emosi hingga kadang tidak mau sadar kalau dialah yang salah, tapi malah dia yang ingin dimengerti.Saat ini pun dia marah karena menganggap Rea bodoh, tidak mengerti dirinya. Padahal jika dipikir-pikir Jeno yang bodoh selama 2 Tahun tidak sadar-sadar kalau ada wanita yang tulus mencintainya, tapi malah terus disakiti.Saat keduanya berada dalam ketegangan, pintu tiba-tiba diketu
Baca selengkapnya

Salah Jatuh Cinta

Mobil mewah Jeno memasuki halaman rumah megah pribadinya, segera pria itu keluar dari mobil dan berjalan cepat ke sisi pintu mobil yang lain. Dia membuka pintu dan memegang pergelangan tangan Rea. "Ayo, keluar!" "Tidak mau! Aku tidak mau masuk ke rumah itu. Aku mau pergi ke rumah papa. Lepaskan aku, Jeno! Aku akan pastikan menceraikanmu secepatnya!" Rea masih berada di dalam mobil mencoba bertahan agar tidak kembali dibawa masuk."Oya? Coba kalau bisa," tantang Jeno, karena Rea sangat keras kepala tidak mau keluar, Jeno pun secara paksa meraih pinggang Rea dan memanggul tubuh wanita itu di atas bahunnya.Rea terus memberontak, kedua tangannya terus memukuli punggung Jeno hingga pria itu berhasil membawa istrinya ke dalam rumah, menaiki anak tangga lantas menuju lantai dua. "Lepaskan aku! Aku tidak mau kamu sentuh! Aku tidak mau--""Diam!" sentak Jeno seraya menjatuhkan tubuh kurus Rea ke atas ranjang.Rea segera bangun dan ingin segera melarikan diri lagi, tapi Jeno kembali meraih pi
Baca selengkapnya

Kritis

Dua hari ini Jeno disibukkan dengan pekerjaan di kantor, dia tidak sama sekali pulang ke rumah tentu saja Aruna juga akan menemaninya selalu, sehingga Rea yang dikurung di kamar selama dua hari tidak makan dan minum dengan benar.Rea meringkuk di atas kasur, tubuh kurusnya begitu sangat menyedihkan. Terakhir Jeno mengurungnya di kamar mandi selama 4 jam, tidak menyangka kali ini lebih lama lagi. 2 Hari Rea hanya minum air keran, jika rasa lapar dia masih bisa bertahan, tapi untuk rasa haus wanita itu benar-benar tidak bisa menahannya.Kedua matanya terpejam, bulu mata lentiknya bergetar menggambarkan kesakitan di dalam tubuh bagian dalamnya. Bagian bawah perut kanannya sakit, seperti diremas-remas membuat perut Rea rasanya mau muntah.Rasa menahan muntah itu begitu menyiksa, wanita itu terpaksa bangun dan berlari ke kamar mandi untuk muntah. Tidak ada makanan yang keluar, hanya air asam warna kuning lama-lama terasa pahit di lidah. Pandangan Rea berputar, perut bagian bawahnya sakit,
Baca selengkapnya

Sadar Telah Jatuh Cinta

Saat Aruna pulang keadaan rumah dalam keadaan sepi, bahkan pintu depan juga dengan keadaan terbuka lebar. Rumah besar ini tidak punya assistant rumah tangga, penjaga rumah atau tukang kebun. Benar-benar semuanya dikerjakan oleh Rea.Aruna sendiri geleng kepala dengan kekuatan wanita lemah itu, sanggup mengurus ini semua sendirian. Entah dapat kekuatan dari mana, tapi sekarang rumah ini terlihat berantakan, dan pula tidak ada Jeno atau pun Rea di rumah.Aruna pun mengambil ponsel dari tasnya untuk menghubungi Jeno, saat ini juga dia pulang malam setelah dari kantor dan pergi ke bar untuk bersenang-senang bersama Alex.Jeno di rumah sakit masih menunggu di depan ruang ICU, meski Rea sudah mendapatkan perawatan dirinya belum bisa menemui istrinya di dalam sebelum Rea dipindahkan ke ruang rawat. Saat dering ponsel terdengar dari saku celana segera ia merogohnya dan melihat kontak siapa yang menelefon.Saat tahu Aruna yang menelefon, mau tidak mau ia mengangkatnya. "Iya, ada apa?" tanyanya
Baca selengkapnya

Tidak Menerima Rasa Iba

Setelah bertemu Dokter, Jeno kembali ke ruangan rawat Rea. Pria itu tampak berjalan lesu ke dekat ranjang istrinya yang belum sadar, dipastikan Rea mungkin sadar besok pagi. Jeno menarik kursi ke dekat ranjang, duduk di sana dan menggenggam tangan lemah istrinya kembali.Jeno pria yang susah mengungkapkan perasaan, hati dan ucapan juga kelakuan bisa saja tidak sinkron. "Rea," lirihnya, Jeno tidak melanjutkan kalimatnya, Jeno bingung mau bicara apa lagi, yang pasti saat ini hatinya sedang berdebar-debar tak karuan.Timbul perasaan tak ingin jauh dan meninggalkan wanita yang kini tengah berbaring lemah di hadapannya. Jeno sudah lelah, hampir 3 hari dia tidak tidur, bawah matanya sedikit hitam, penampilannya sedikit berantakan, tapi tidak pernah mengurangi ketampanannya."Bolehkah aku tidur di sini bersamamu? Semoga kamu tidak marah," ucapnya pelan, pria itu lantas menempatkan sisi kepalanya di atas ranjang, menggenggam tangan istrinya seolah takut sewaktu-waktu Rea pergi tanpa ia ketahu
Baca selengkapnya

Akhirnya KAU Mencintaiku

Untuk hal permintaan Rea, Arfan tidak bisa menolaknya. Pria itu memahami Rea setelah wanita itu menceritakan semua yang dia alami selama 2 Tahun berumah tangga dengan Jeno. Jujur saja, Arfan sangat geram pada suami dari sahabatnya itu.Rea yang dia kenal ini adalah wanita berhati lembut, wanita ini sangat manja pada siapa pun, seperti sahabat-sahabat terdekatnya terlebih pada papanya. Rea juga wanita yang pintar di sekolah, selalu ranking satu tak pernah tertinggal. Dia juga seorang murid tercantik dan menjadi incaran banyak pria.Namun, mengapa nasibnya sangat buruk saat dia jatuh cinta pada orang yang bagi Arfan tidak jelas. Rea dulu selalu cerita, kalau dia tidak akan jatuh cinta lagi pada siapa pun, dia sudah punya seseorang yang dia cintai dan ingin menikah dengan orang itu. Untuk tepatnya siapa Arfan tidak tahu, karena Rea selalu memanggilnya Pangeran Es, disebabkan pria itu katanya sangat jutek dan dingin padanya.Arfan saat itu hanya menjadi pendengar yang baik bagi sahabatnya
Baca selengkapnya

Menyembunyikan Kebenaran

Senja sore menyapa, Rea duduk di kursi dekat jendela rumah sakit. Dia melihat matahari berwarna jingga, indah tapi pemandangan itu tak lama sirna berganti gelap. Rea sudah lama menjadi siang yang menghangatkan hari-hari Jeno selama 2 Tahun ini, kini pada saat dirinya menjadi senja, Jeno datang membawa cinta. Kekutan apa yang mampu menahan waktu agar malam tidak pernah kunjung tiba? Setidaknya satu tahun saja untuk Rea hidup.Tanpa terasa air matanya menetes, membuat garis lurus di pipi dan jatuh tak berkesan, Rea bahagia karena pada akhirnya Jeno mencintainya, tapi dia bersedih karena sakitnya ini akan berada di tubuhnya dan merenggut nyawanya sewaktu-waktu.Awalnya dia menutupi penyakitnya dari Jeno karena dia mau tahu sifat asli pria itu, tapi saat ini dia akan tetap menutupi penyakitnya karena tidak mau membuat suaminya bersedih dan khawatir dengan kondisinya. Rea akan tetap bersemangat untuk berobat pada Arfan, menurut pada dokter itu demi kesembuhannya, asalkan Jeno selalu member
Baca selengkapnya

Surya Akhirnya Tahu

"Aku heran hatimu itu terbuat dari apa, Re. Sudah banyak tersakiti, tapi masih saja mau menerima suamimu yang gila itu. Rasanya aku ingin memukulnya sampai tidak bisa berdiri lagi," kata Arfan, saat ia menemui Rea di ruangannya.Keadaan Rea semakin baik, terlebih hatinya merasa bahagia. Wanita itu hanya tersenyum saja melihat Arfan yang marah-marah. "Dia marah karena aku seperti menjual ginjal demi pernikahan, Fan. Dia menganggap aku wanita licik dan murahan karena meminta imbalan sesuatu yang dianggap serakah. Semua orang tahu siapa dia, dia adalah pewaris tunggal. Banyak wanita yang mengincar dia, tentu saja. Mungkin seperti itulah nilaiku di matanya.Belum lagi sebelum menikah aku meminta dibuatkan perjanjian pra nikah yang menyatakan kalau Jeno tidak berhak menceraikanku, kecuali aku yang tidak menjalankan kewajibanku sebagai istri. Kami bisa bercerai, jika aku yang meminta cerai tanpa syarat. Saat selama 2 Tahun rasanya aku mulai putus asa, karena sikap Jeno tidak juga berubah, j
Baca selengkapnya

Cemburu

Memang tidak ada persahabatan yang benar-benat murni di antara laki-laki dan perempuan, pasti ada saja terselip perasaan lain di antaranya meski tidak memiliki tekanan yang banyak. Ada ketulusan di dalamnya, tidak ada rasa egois yang mendominasi.Seperti kalimat pujangga cinta berkata 'Aku Akan Bahagia Jika Melihatmu Bahagia' atau 'Cinta Tak Harus Memiliki' atau 'Asal Kau Bahagia' ada banyak kata-kata mutiara yang menggambarkan bahwa memang ada pengorbanan di dalam cinta.Arfan telah menyukai Rea sejak mereka duduk di bangku SMA, kebersamaan membuat pria itu merasa nyaman, dan terbiasa dengan tingkah polah Rea yang manja padanya, jika orang lain yang tidak tahu, pasti sudah mengira kalau mereka itu sepasang kekasih.Bagaimana tidak bawa perasaan? Rea selalu menempel padanya di setiap waktu, menggandeng lengannya saat di mall, tersenyum manis padanya saat berdua, memberi suapan saat makan bersama, bahkan bahunya sering sekali dijadikan sandaran kepala wanita itu.Namun, Arfan tak perna
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status