Setelah bertemu Dokter, Jeno kembali ke ruangan rawat Rea. Pria itu tampak berjalan lesu ke dekat ranjang istrinya yang belum sadar, dipastikan Rea mungkin sadar besok pagi. Jeno menarik kursi ke dekat ranjang, duduk di sana dan menggenggam tangan lemah istrinya kembali.Jeno pria yang susah mengungkapkan perasaan, hati dan ucapan juga kelakuan bisa saja tidak sinkron. "Rea," lirihnya, Jeno tidak melanjutkan kalimatnya, Jeno bingung mau bicara apa lagi, yang pasti saat ini hatinya sedang berdebar-debar tak karuan.Timbul perasaan tak ingin jauh dan meninggalkan wanita yang kini tengah berbaring lemah di hadapannya. Jeno sudah lelah, hampir 3 hari dia tidak tidur, bawah matanya sedikit hitam, penampilannya sedikit berantakan, tapi tidak pernah mengurangi ketampanannya."Bolehkah aku tidur di sini bersamamu? Semoga kamu tidak marah," ucapnya pelan, pria itu lantas menempatkan sisi kepalanya di atas ranjang, menggenggam tangan istrinya seolah takut sewaktu-waktu Rea pergi tanpa ia ketahu
Baca selengkapnya