"Diara. Selamat, ya, Arta. Akhirnya Evan menemukan belahan jiwanya lagi.""Terima kasih, Tante. Saya juga senang bisa berkenalan dengan Tante.""Jangan panggil tante. Evan sudah seperti anakku sendiri. Artinya, karena sebentar lagi kalian akan menikah, maka kamu pun kuanggap sebagai anak sendiri. Panggil mama saja, ya.""Baik, Tan ... eh, Ma."Tante Diara masih terlihat sangat cantik di usianya yang tak lagi muda. Hampir tak terlihat keriput di wajah perempuan itu. Dandanannya pun simple tapi berkelas. Ia mengenakan gaun hitam panjang dipadu syal tenun etnik. "Duduk di sini, Ta." Tante Diara menunjuk kursi di sebelah kiri tempat ia duduk. Dengan gugup aku mengikuti perintahnya, walau tak percaya diri karena harus berdekatan dengan mantan mertua Evan. Bukankah bisa saja saat ini ia sedang menilaiku, dan membandingkan dengan putrinya yang juga pernah jadi istri Evan?"Aku tinggal sebentar, nggak apa 'kan, Ta?" Evan menatapku lembut."Oke," jawabku sedikit ragu.Evan berlalu, sesekali
Read more