Share

Bulan Madu

"Kakiku sakit banget."

"Ya, Tuhan. Maafkan aku. Sini, dipijat."

Evan langsung membimbingku untuk duduk di atas ranjang. Menyingkap gaun pengantin yang kukenakan, kemudian ia mulai memijat perlahan. Hampir setengah jam lamanya ia melakukan itu dengan sabar dan telaten.

"Gimana sekarang?"

Aku tersenyum.

"Udah enak. Ternyata profesi kamu selain sebagai direktur utama, juga merangkap jadi tukang pijit, ya?"

Evan mencubit pipiku dengan gemas.

"Kamu dengar ceramah ustadz saat khutbah nikah tadi?"

"Iya. Kenapa?"

"Sebaiknya kita salat sunnah dulu sekarang, seperti yang disampaikan ustadz."

Aku mengangguk setuju, lalu menghampiri meja rias dan membersihkan make up di wajah. Evan berdiri di belakangku, sejenak memperhatikan semua gerakan melalui cermin.

"Aku ke ruang kerja sebentar," ujarnya lalu menghilang di balik pintu.

Aku melepas gaun pengantin yang menjuntai dan berat, lalu menggantinya dengan baju tidur satin yang diletakkan di atas ranjang. Entah siapa yang sudah menyiapkannya di san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status