Share

Pertunangan

Beberapa detik berlalu dalam keheningan. Saat kemudian dering ponsel membuyarkan semua. Anang menelepon dan menanyakan keberadaanku. Ia datang ke rumah untuk mengantarkan lukisan terbarunya.

Seperti mendapat durian runtuh, aku menemukan alasan untuk meminta Evan segera mengantar pulang, dan kembali menghindari pertanyaannya. Laki-laki itu terlihat sedikit kesal, tapi tetap bersikap manis. Ia segera membukakan pintu mobil untukku dan mengantar hingga ke rumah.

Evan juga sempat mengirim pesan sebelum tidur. Kalimat singkat yang mampu membuat pipiku merona.

"Selamat istirahat, semoga tidurmu nyenyak."

Aku tidak membalasnya.

***

Aku menghempaskan tubuh ke kursi. Meeting yang cukup melelahkan baru saja berakhir. Rasanya ingin segera pulang dan merebahkan diri di tempat tidur. Namun, ini baru pukul tiga sore. Belum saatnya jam kerja berakhir.

Segera aku menegakkan tubuh dan hendak membuka laptop. Tiba-tiba satu pemandangan menakjubkan tertangkap mata. Sebuah buket bunga yang sangat besa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status