Share

Menghapus Jejak Clara

Aku hanya menggeleng.

"Jujur, deh. Kak Arta harus cerita ke aku."

"Nggak ada apa-apa, Ri. Sungguh," jawabku sambil mengacungkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan bersamaan.

"Nggak. Aku lihat Bang Evan gelisah malam ini. Kalian nggak berantem, 'kan?"

Aku menggeleng, tapi Riri terus memaksa untuk berterus terang. Mau tak mau kuceritakan percakapan kami di mobil, termasuk telepon dari Ray yang juga membuat Evan jadi aneh di mataku. Riri menghela napas.

"Kak Arta, aku jamin, deh. Bang Evan itu beneran cinta sama Kakak. Bukan karena wajah Kak Arta mirip Clara. Kakak nggak tahu ‘kan, gimana bucinnya Bang Evan sama Kakak? Sebentar lagi Kak Arta bakal lihat sendiri. Pokoknya, percaya aja, deh. Kakak itu spesial buat dia."

Kalau Evan memang mencintaiku, kenapa belum mengatakannya? Berulang kali ia memintaku agar menerima lamaran, tapi tak pernah ada kata cinta dalam setiap kalimatnya. Memang benar bahwa cinta tak harus diucapkan, tapi salahkah aku jika ingin mendengar kalimat itu langsun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status