Gairah Liar Keponakanku

Gairah Liar Keponakanku

last updateLast Updated : 2024-06-30
By:  Chocoberry pieCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
15 ratings. 15 reviews
150Chapters
338.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah sepuluh tahun berpisah dari keluarganya, Marco Asmara kembali pulang. Tapi kepulangannya justru merupakan awal petaka bagi dirinya. Sepuluh tahun ternyata cukup untuk mengubah sosok gadis kecil manja yang dulu disayanginya, menjadi seorang remaja yang sangat cantik.  Cassandra Armeta tidak pernah melupakan sosok Om Marco dalam hidupnya. Ia selalu menantikan kedatangan Marco kembali. Baginya Marco Asmara adalah cinta pertama dalam hidupnya. Demikian pula sebaliknya. Marco tetap menjaga kewarasannya dengan tidak menanggapi godaan dari Cassandra. Ia menolak dan berusaha menjauh dari keponakannya itu. Ia terus menyakiti Cassandra dengan agar keponakannya itu membencinya. Sebuah kisah cinta terlarang yang tak seharusnya terjadi. Mungkinkah cinta mereka akan bersatu?

View More

Chapter 1

Bab 1

Cassandra langsung tersenyum lebar begitu membuka pintu kamar tamu. Ia meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik yang ditangkap oleh pendengarannya. Lagu dari grup band yang lagi populer saat ini.

Diletakkannya tas sekolah dan sepatu ketsnya. Sepasang kakinya berjingkat, masih dengan gerakan indah mengikuti lagu yang didengarkan melalui headset yang melekat di telinganya. Ia mendekat ke sofa panjang, tempat seorang lelaki muda terlihat tidur dengan lelapnya.

Ditatapnya lelaki yang duduk di sofa dengan matanya yang terpejam. Perlahan gadis itu melepaskan satu demi satu manik kancing kemejanya. Tanpa ragu, ia melangkah mendekati pria yang usianya berjarak belasan tahun darinya itu.

Diamatinya wajah tenang si pemilik kumis tipis itu. Dadanya yang naik turun secara teratur, memperlihatkan betapa pulas tidur lelaki itu. Saking pulasnya, ia tak mendengar kedatangan Cassandra yang sengaja ingin mengganggunya.

Perlahan gadis itu mengulurkan jari telunjuknya dan mulai melucuti pakaian yang dikenakan lelaki itu. Senyumnya mengembang tatkala melihat otot indah yang terpahat di perut sang lelaki.

Lelaki itu sama sekali bergeming dari tempatnya. Ia benar-benar kelelahan dan tak merasakan kehadiran Cassandra. Bahkan tatkala gadis bertubuh ramping itu telah berada di atas tubuhnya.

“Om Marco, pasti capek, kan?” bisiknya di telinga lelaki itu. “Mau Sandra pijitin kayak waktu itu, Om?”

Tak ada jawaban atas tawaran yang diberikan Cassandra. Marco Asmara benar-benar lelap dalam mimpinya setelah perjalanan jauhnya. Bahkan dalam mimpinya, ia masih berada dalam kedalaman hutan di Papua. Dan belaian-belaian lembut itu dirasakannya seperti sentuhan dedaunan yang dilewatinya di sepanjang hutan.

Namun tiba-tiba Marco merasakan sensasi kenyal di bibirnya. Seperti sesuatu yang sudah sangat lama tak disentuhnya. Wanita!

Marco memang seorang penggila wanita. Tapi Marco tidak pernah melampiaskan hasratnya pada sembarangan wanita. Apalagi di daerah terpencil seperti Papua. Tak ada seorangpun wanita di hutan belantara ini, selain sang pemandu yang tidak bisa dibilang cantik sesuai kriteria yang ditetapkannya.

Bagaimana mungkin ia bercinta dengan wanita itu? Ini adalah mimpi buruk, bahkan yang terburuk bagi Marco. Ia merasakan batang miliknya mulai mengeras dan sesuatu seperti sedang menghimpitnya.

“Ah ….” Desahnya di alam bawah sadarnya.

“Om Marco.” Kali ini suara Cassandra berhasil membangunkan lelaki itu.

Suara itu seakan menyentak Marco kembali dari alam bawah sadarnya. Dan tentu saja Marco terkejut saat melihat seseorang di hadapannya. Matanya terbelalak ketika dilihatnya Cassandra, keponakannya, tanpa sehelai benang duduk di atas pangkuannya. Gadis itu bahkan tersenyum lebar dengan tangan yang sedang menimang batang miliknya.

Marco mendorongnya menjauh. Ia benar-benar merasa malu dan kacau. “Sandra, apa yang kamu lakukan? Gimana kalau papa kamu tahu?” ucapnya panik, sembari menutup kembali retsleting celana berbahan jeans nya yang ternganga.

“Papa nggak bakalan tahu, kok. Kan papa pulangnya baru minggu depan,” sahut Cassandra dengan tenang. Gadis itu memungut kemejanya untuk memakainya kembali. “Sandra senang saat dengar kabar kalau Om bakal pulang. Jadi sekarang kita bisa main kayak dulu sepuasnya.”

“Nanti malam kita sambung lagi, ya Om,” ucap Cassandra sebelum menutup pintu kamar Marco.

Marco melongo saking terkejutnya. Bagaimana mungkin keponakannya bisa seliar itu bahkan hanya beberapa tahun setelah ia tinggal pergi merantau. Gadis itu tumbuh dengan sangat cepat!

Lelaki itu berdiri dan menuang air minum ke dalam gelasnya lalu cepat-cepat meneguknya. Ia berharap bahwa air itu akan melarutkan semua pikiran kotornya.

Byurrr!

Suara itu terdengar di telinga Marco. Suara seperti sesuatu tercebur ke dalam kolam. Mau tak mau, Marco mengobati rasa penasarannya. Ia membuka pintu balkon kamarnya dan mengintai ke luar.

Seorang gadis dengan tubuhnya yang indah, berenang dengan anggunnya di dalam air kolam yang jernih itu. Bahkan Marco dapat menikmati keindahan tubuh dalam balutan pakaian two piece nya dari lantai atas rumah kakaknya.

Cassandra menyadari bahwa Marco sedang memperhatikannya. Ia menghentikan kayuhan tangan dan kakinya. Gadis itu mendongakkan kepalanya ke atas, menatap lelaki yang sedang mengamatinya dari balkon kamarnya. Tanpa ragu, gadis itu melambaikan tangannya dengan senyuman lebar yang membuat kecantikannya tampak makin sempurna.

“Cantik! Aku bahkan belum pernah melihat perempuan sesempurna dia,” gumam Marco. Tangannya terangkat untuk membalas lambaian tangan Cassandra.

Namun sesaat kemudian, ia seakan tersentak kembali pada kenyataan.

“Hah! Gila! Apa aku benar-benar sudah gila? Dia itu keponakanku! Anak Mas Irfan!” batinnya. “Sesempurna apapun, aku tidak boleh menyukainya.”

Marco pun kembali ke dalam kamarnya. “Mulai sekarang, aku akan menjaga jarak darinya. Itu yang terbaik.”

Tok! Tok!

“Om Marco! Bukain pintu!” teriak Sandra. Ia tak berhenti mengetukkan jemari tangannya ke pintu kayu penutup kamar tamu. “Penting nih, Sandra disuruh papa minta bantuan Om!”

Mendengar kata 'papa', membuat Marco mau tak mau membuka pintu bagi Cassandra. Ia tak mungkin mengabaikan permintaan Irfan, kakaknya. Bagaimanapun kakaknya mempunyai jasa besar dalam perjalanan hidupnya.

Gadis yang masih dalam balutan baju renang itu tanpa ragu melenggang masuk ke dalam kamar Marco.

“Kata papa, Sandra disuruh belajar berenang sama Om,” ucapnya. “Memangnya Om Marco pinter berenang ya?”

“Nggak. Om bukan guru renang.”

“Tapi kata papa, Om Marco punya banyak medali lomba renang,” desak Cassandra yang telah mendapatkan banyak informasi dari ayahnya.

Marco menghela napas. Semua tidak sesederhana yang ada di dalam pikiran Marco untuk menolak permintaan Cassandra. Tentu saja karena mereka tinggal dalam satu rumah dan masih satu keluarga.

“Nggak. Om Marco bukan pelatih renang,” tegas Marco sambil memutar dan mendorong punggung gadis itu keluar dari kamarnya.

Tapi lagi-lagi Marco dibuat canggung saat tanpa sengaja menyentuh bagian dada gadis itu. Bagian yang hanya ditutupi oleh dua buah kain berbentuk segitiga itu terasa basah. Bukan hanya itu, ia begitu kenyal, padat dan berukuran lebih besar dari anak seusianya.

Marco melepaskan cekalan tangannya. Tapi bukannya marah, Cassandra justru melangkah mendekatinya, tanpa sedikitpun rasa takut di wajahnya.

“Om Marco, inget nggak. Kita dulu suka main bareng. Bahkan tidur juga bareng, kan? Kenapa sekarang Om Marco berubah?”

“Sandra, itu dulu. Masa kecil itu sudah berlalu. Sekarang kamu sudah dewasa, kita nggak bisa ngelakuin hal yang sama seperti saat kamu kecil dulu.”

“Tapi kenapa?” tanya Cassandra. “Om Marco sudah nggak suka sama Sandra?”

“Bu–bukan gitu.”

“Lalu kenapa? Sandra sudah nunggu Om begitu lama. Tapi kenapa justru Om bikin Sandra kecewa pada akhirnya. Om sudah nggak suka lagi sama Sandra, ya.” Gadis itu mulai menangis sesenggukan.

“Bukan gitu. Aduh!” Marco menggaruk rambutnya dengan gemas. Ia tak tahu lagi harus mengatakan apa.

“Om sayang sama kamu, karena itu Om –”

“Nah, gitu dong!” Potong Sandra karena ia yakin kalimat selanjutnya hanya akan kembali menyakiti hatinya.

“Jadi … nanti malam kita main kuda-kudaan dulu, ya Om. Trus kita tidur di sana!” lanjut Cassandra sembari mengarahkan telunjuknya pada sebuah ranjang berukuran king yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. "Sandra nggak mau tidur sendirian lagi malam ini."

“Hah!” Marco mendelik saking kagetnya. “Ti– tidur sama dia?”

Marco buru-buru menutup pintu kamarnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia tidak pernah merasa hal seperti ini. Bahkan saat berhadapan dengan wanita manapun.

“Shit!” teriaknya sebelum masuk ke kamar mandi.

Gara-gara seorang bocah, kali ini Marco harus bermain dengan sabun!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nila Puspadewi
keren banget ihh cerita nya..aku suka
2025-02-17 04:03:23
0
default avatar
Digital AI Max
Seru ceritanya!
2025-01-27 01:34:39
0
default avatar
Amira Ayim
the best novel
2025-01-08 05:37:55
0
user avatar
Syahriani
Suka dengan ceritanya, jdi lebih suka baca dulu ketimbang nonton darama ...
2024-12-07 13:11:18
2
user avatar
Chocoberry pie
hai ... hai! baca juga novel terbaru author yang berjudul "Menikahi Guru Killer" yuk. Kisah Alea, gadis SMU absurd yang terpaksa nikah sama guru math nya yang nyebelin. Bukan cuma kocak, tapi juga seru dan pastinya semakin lama semakin panas sepanas hubungan mereka. cuzz gaskan!
2024-11-30 18:19:25
3
user avatar
Nelly krisna
suka banget sama ceritanya
2024-11-24 09:50:36
1
user avatar
Chandra Tobing
cerita nya seru
2024-09-28 08:07:01
2
user avatar
Ramly Buntut
cerita nya belum ku baca
2024-07-03 10:12:01
1
user avatar
Nur Hidayah
Kapan update lagi thor?
2024-04-22 16:52:44
4
user avatar
Umar Saputra
mantaf tapi baru sebentar koin udah habis
2024-04-03 13:01:20
2
user avatar
Upower Upower
suka sama cerita2 kyk gni... semoga dia bkn om nya
2024-03-27 19:32:28
1
user avatar
Chocoberry pie
Hai hai .... Tinggalkan jejak atau komentar, yuk. selamat membaca.
2024-01-24 21:56:01
0
user avatar
Buenda Vania
Hot-hot basah ... penasaran itu omnya bukan yaa? kasian kalo iya ...... kesiksa pasti om Marco wkwkw
2024-01-24 16:41:17
5
user avatar
Vanda Anastasia Adam
dari judulnya aja udh bikin basah... makin gk nyesel pas baca ......
2024-01-23 20:27:52
2
user avatar
Arifudin Faizal
go go go go go
2024-05-07 10:15:47
1
150 Chapters
Bab 1
Cassandra langsung tersenyum lebar begitu membuka pintu kamar tamu. Ia meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik yang ditangkap oleh pendengarannya. Lagu dari grup band yang lagi populer saat ini. Diletakkannya tas sekolah dan sepatu ketsnya. Sepasang kakinya berjingkat, masih dengan gerakan indah mengikuti lagu yang didengarkan melalui headset yang melekat di telinganya. Ia mendekat ke sofa panjang, tempat seorang lelaki muda terlihat tidur dengan lelapnya. Ditatapnya lelaki yang duduk di sofa dengan matanya yang terpejam. Perlahan gadis itu melepaskan satu demi satu manik kancing kemejanya. Tanpa ragu, ia melangkah mendekati pria yang usianya berjarak belasan tahun darinya itu.Diamatinya wajah tenang si pemilik kumis tipis itu. Dadanya yang naik turun secara teratur, memperlihatkan betapa pulas tidur lelaki itu. Saking pulasnya, ia tak mendengar kedatangan Cassandra yang sengaja ingin mengganggunya. Perlahan gadis itu mengulurkan jari telunjuknya dan mulai melucuti pakaian yang
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Bab 2
Marco mengintip keluar kamarnya. Tidak terdengar suara apapun, bahkan dari kamar Cassandra, keponakannya."Hmm … mungkin dia sedang mandi setelah berenang tadi," batinnya. "Mending aku cepat-cepat keluar sekarang, daripada nanti berurusan dengan bocah itu."Cepat-cepat Marco menuruni tangga. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Bik Sum, asisten rumah tangga yang sudah belasan tahun mengabdikan dirinya di rumah itu. "Loh, Den Marco mau kemana?" tanyanya. "Bibik sudah masakin opor ayam kesukaan Den Marco loh."Marco hanya melambaikan tangannya. "Mau ketemu teman-teman, Bik," sahutnya singkat sambil mempercepat langkahnya menuju pintu. Sesaat ia menoleh ke belakang, mencari tahu apakah suara berisik itu membuat Cassandra menyadari jika ia sedang menghindarinya. Dan Marco pun dapat menghela napas lega ketika tak melihat gadis ayu itu muncul dari kamarnya. Entah kenapa ada perasaan mengganjal saat ia hendak meninggalkan rumah itu. Tapi jalan terbaik adalah menghindarinya. Apa jadinya jika
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Bab 3
Marco mengecup bibir Zissy dengan penuh hasrat. Tentu saja, perempuan itu menyambutnya dengan sepenuh hati. Penantian selama sepuluh tahun seakan terbayar lunas berkat obat yang diberikan oleh Reana. Zissy bisa melepaskan kerinduannya selama sepuluh tahun ini. Dengan penuh hasrat, Marco mengecup perempuan di hadapannya. Badannya yang semakin memanas, membuatnya semakin tak sabar untuk melepaskan birahi yang sengaja di tekannya selama beberapa menit terakhir pada wanita yang dicintainya itu. "Cassandra …." Marco semakin menggila. Hanyalah Cassandra yang saat ini berada di benaknya. Ia sama sekali tak menyadari bahwa semua itu hanya halusinasinya. Ia mulai mencecap setiap inchi tubuh perempuan di hadapannya, hingga meninggalkan noda kemerahan di kulit putihnya. Zissy mengerjapkan sepasang matanya. Perasaan gelisah mulai bergelayut di dalam pikirannya. Mungkin bagi Marco dia hanyalah perempuan yang lewat dan singgah sementara dalam hatinya. Tapi ia hanya bisa menahan perasaan cemburu
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
Bab 4
"Tidak," batinnya. "Aku tidak mau jadi monster yang bahkan memangsa keluargaku sendiri." Marco melepaskan gagang knop pintu. Dia mengabaikan panggilan dari Cassandra dan berbalik menuju kamar mandi. Dipenuhinya bak mandi dengan air dingin dan tanpa berpikir panjang, ia pun berendam di dalamnya. ***Pagi itu Cassandra telah siap untuk berangkat kuliah. Ia membuka pintu kamarnya. Sesaat ia mematung ketika kembali teringat pada kejadian semalam. Ia teringat tentang bagaimana Marco memeluknya dan betapa panas suhu badan pamannya itu. Gadis itu menghela napas sambil menggelengkan kepalanya."Dia bukan Om Marco yang dulu. Sudahlah, dia tidak punya waktu melayani bocah seperti aku," batinnya. Dengan sedikit kesal, Cassandra menghentakkan sepatunya dan berlari turun dari lantai satu rumah tinggalnya."Pagi Non Sandra," sapa Bik Sum. "Sarapan dulu, Non. Bibik khusus bikin omelet sama daging teriyaki kesukaan Non." Tanpa sebuah jawaban, Sandra menarik kursi dan duduk di depan meja makan. Te
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Bab 5
Ciuman itu mendarat di bibir Marco. Walau hanya beberapa detik saja, serangan mendadak itu mampu membuat jantung Marco berdetak dengan kencang. Pembuluh darahnya seakan terpompa dengan cepat menghantam katup-katup jantungnya. Sebuah perasaan yang selama ini belum pernah dirasakannya sepanjang hidupnya, dengan perempuan lain yang pernah disentuhnya. Cassandra benar-benar sudah berhasil mempermainkan hatinya. Marco terpaku. Sepasang matanya menatap Cassandra tak berkedip. Waktu seakan berhenti baginya. Wajah merona gadis di hadapannya terlihat begitu menggodanya. Cassandra merasa kikuk setelah berhasil dengan serangannya. Apalagi tatapan mata Marco, membuatnya semakin merasa malu. Wajahnya terasa memanas, seolah aliran darahnya menjadi sangat lancar. "Sandra, kamu nggak boleh melakukan hal seperti itu," ucap Marco setelah kesadarannya pulih. "Apalagi dengan sembarang pria. Kamu –" Sekali lagi Cassandra mendaratkan ciumannya, membungkam kalimat bernada tinggi yang hendak diluncurkan
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more
Bab 6
Zissy menyeka bibir neneknya setelah suapan terakhir tuntas diberikannya. Perempuan berusia delapan puluhan itu masih mencecap makanan yang tersisa dengan giginya yang hanya beberapa saja. “Enak, Oma? Nanti malam mau dimasakin apa?” tanya Zissy dengan senyum lembutnya. “Terserah kamu. Oma makan apapun yang kamu masak. Semua masakan buatanmu enak,” sahut si nenek.“Ya sudah, sekarang Oma mau ngapain?” tanya Zissy. Ia bersiap untuk membantu memposisikan wanita tua itu.“Mau rebahan,” sahutnya, tak terlalu jelas karena jumlah giginya yang nyaris habis. “Kok rebahan, Oma? Apa nggak capek terus rebahan?" tanyanya pada wanita yang telah membesarkannya itu.Belum sempat sang nenek memberikan jawaban, ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu rumahnya. “Tidak biasanya ada tamu,” gumamnya. Ia bergegas meninggalkan perempuan tua itu untuk membuka pintu rumahnya. Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat Marco, mantan kekasihnya berdiri tepat di depan pintu. Sejenak keduanya membisu dan sa
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
Bab 7
"Teman!" "Ah masa cuma teman? Beneran cuma teman?" tanya Cassandra. "Iya, dia teman lama Om.""Cie … teman apa teman?" Marco membelokkan kendaraannya dan berhenti di taman dekat gerbang perumahan. Setelah memarkir mobilnya, ia menatap Cassandra dengan wajah penuh pertanyaan."Jadi kamu bisa berpikir kalau Om dan Bu Zissy mempunyai hubungan lebih dari teman?" tanyanya. "Dan kalau memang hubungan kami lebih dari sekedar teman, salahnya dimana?""Iya sih, nggak ada yang salah," sahut Cassandra. "Tapi …."Cassandra menghentikan kalimatnya. Ia ragu untuk menyatakan perasaannya. Ia tidak suka jika Om Marco mempunyai hubungan dengan dosen yang se-menyebalkan Bu Zissy. "Tapi kenapa? Bu Zissy cantik, apa tidak cocok dengan Om kamu yang ganteng ini?" "Siapa bilang Om ganteng?""Bu Zissy," sahut Marco dengan cepat. Sepasang mata Cassand
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
Bab 8
Marco menelan kasar salivanya saat Cassandra dengan suara centilnya mulai melancarkan jurus rayuan mautnya. Ditambah lagi dengan bibir sexynya yang mencebik manja, membuat Marco menjadi semakin salah tingkah.“Ayolah Om, bantuin Sandra dong,” rayunya sembari mengayun-ayunkan tangan Marco dengan manja.Gerakan tangan yang menghentak-hentak itu membuat gumpalan lemak nan indah di dadanya ikut terguncang. Marco menghela napas, seolah ia dapat mengusir pikiran kotornya dengan oksigen yang mengalir dalam pembuluh darahnya.“Sandra,” panggilnya dengan lembut. “Om bahkan belum pakai baju. Jangan asal main tarik saja.”“Abisnya … Sandra bingung, udah malem gini, tapi masih nggak tau harus nulis apa.” “Ya udah, Om mau pakai baju dulu,” kesal Marco. Lelaki itu hendak melangkah meninggalkan keponakannya. Cassandra merentangkan tangannya, ia menghalangi langkah pamannya keluar dari kamarnya. Wajahnya merengut
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more
Bab 9
Dengan gerakan perlahan dan senyum yang menggoda, gadis itu melepaskan satu demi satu manik kancing pakaian Marco. Marco berusaha berteriak dan mengusirnya pergi. Namun lidahnya kelu. Bukan saja lidahnya, tapi tubuhnya juga seakan lumpuh. Hanya sesuatu di pangkal pahanya yang terasa hidup dan semakin mengeras.“Om Marco cinta Sandra, kan? Jadi … Sandra mau kasih hadiah buat Om malam ini.”Jemari lentik gadis itu akhirnya berhasil membebaskan sesuatu yang mulai sesak di dalam celananya. Marco kembali melihat senyuman di bibir gadis itu. “Ah ….” erangnya saat merasakan sentuhan di bagian paling pribadi miliknya. Marco berusaha bergerak, angkat suara. Tapi ia tak bisa. Suara yang terdengar hanyalah erangan dan napasnya yang semakin memburu. Sandra mulai menimang bagian tubuh Marco yang mulai mengeras itu dengan lembut. Namun semakin lama pijatan itu berubah menjadi semakin agresif. Ma
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more
Bab 10
“Tentu saja tidak,” sahut Marco dengan yakin. Lelaki itu menghentikan kendaraannya tepat di pinggir trotoar fakultas sastra. “Om sudah lelah berpetualang.”Mendengar jawaban itu, tiba-tiba saja seulas senyuman terbit di bibir Cassandra. Ia melambaikan tangannya pada Marco.  “Om sini deh, aku mau ngomong sesuatu.” Marco mengerutkan keningnya sekali lagi. “Ngomong aja. Kita cuman berdua di sini.” “Ssst ….” Sandra meletakkan jari telunjuknya di atas bibirnya. “Sandra nggak mau kursi, kaca atau apapun di mobil ini mendengar ucapan Sandra.”“Memang kamu mau bilang apa?” tanya Marco sembari mencondongkan tubuhnya. Tepat saat itu gadis itu mengecup bibir Marco. “Terima kasih jawabannya. Sandra tau, Om nggak bakal mempermainkan Sandra.”Marco terpaku, bahkan saat kehangatan itu kembali menyentuh bibirnya. Tubuhnya seakan membeku, tak bisa menolak ciuman yang tiba-tiba mendarat begitu saja. 
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status