Share

Gairah Liar Keponakanku
Gairah Liar Keponakanku
Penulis: Chocoberry pie

Bab 1

Penulis: Chocoberry pie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 12:52:58

Cassandra langsung tersenyum lebar begitu membuka pintu kamar tamu. Ia meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik yang ditangkap oleh pendengarannya. Lagu dari grup band yang lagi populer saat ini.

Diletakkannya tas sekolah dan sepatu ketsnya. Sepasang kakinya berjingkat, masih dengan gerakan indah mengikuti lagu yang didengarkan melalui headset yang melekat di telinganya. Ia mendekat ke sofa panjang, tempat seorang lelaki muda terlihat tidur dengan lelapnya.

Ditatapnya lelaki yang duduk di sofa dengan matanya yang terpejam. Perlahan gadis itu melepaskan satu demi satu manik kancing kemejanya. Tanpa ragu, ia melangkah mendekati pria yang usianya berjarak belasan tahun darinya itu.

Diamatinya wajah tenang si pemilik kumis tipis itu. Dadanya yang naik turun secara teratur, memperlihatkan betapa pulas tidur lelaki itu. Saking pulasnya, ia tak mendengar kedatangan Cassandra yang sengaja ingin mengganggunya.

Perlahan gadis itu mengulurkan jari telunjuknya dan mulai melucuti pakaian yang dikenakan lelaki itu. Senyumnya mengembang tatkala melihat otot indah yang terpahat di perut sang lelaki.

Lelaki itu sama sekali bergeming dari tempatnya. Ia benar-benar kelelahan dan tak merasakan kehadiran Cassandra. Bahkan tatkala gadis bertubuh ramping itu telah berada di atas tubuhnya.

“Om Marco, pasti capek, kan?” bisiknya di telinga lelaki itu. “Mau Sandra pijitin kayak waktu itu, Om?”

Tak ada jawaban atas tawaran yang diberikan Cassandra. Marco Asmara benar-benar lelap dalam mimpinya setelah perjalanan jauhnya. Bahkan dalam mimpinya, ia masih berada dalam kedalaman hutan di Papua. Dan belaian-belaian lembut itu dirasakannya seperti sentuhan dedaunan yang dilewatinya di sepanjang hutan.

Namun tiba-tiba Marco merasakan sensasi kenyal di bibirnya. Seperti sesuatu yang sudah sangat lama tak disentuhnya. Wanita!

Marco memang seorang penggila wanita. Tapi Marco tidak pernah melampiaskan hasratnya pada sembarangan wanita. Apalagi di daerah terpencil seperti Papua. Tak ada seorangpun wanita di hutan belantara ini, selain sang pemandu yang tidak bisa dibilang cantik sesuai kriteria yang ditetapkannya.

Bagaimana mungkin ia bercinta dengan wanita itu? Ini adalah mimpi buruk, bahkan yang terburuk bagi Marco. Ia merasakan batang miliknya mulai mengeras dan sesuatu seperti sedang menghimpitnya.

“Ah ….” Desahnya di alam bawah sadarnya.

“Om Marco.” Kali ini suara Cassandra berhasil membangunkan lelaki itu.

Suara itu seakan menyentak Marco kembali dari alam bawah sadarnya. Dan tentu saja Marco terkejut saat melihat seseorang di hadapannya. Matanya terbelalak ketika dilihatnya Cassandra, keponakannya, tanpa sehelai benang duduk di atas pangkuannya. Gadis itu bahkan tersenyum lebar dengan tangan yang sedang menimang batang miliknya.

Marco mendorongnya menjauh. Ia benar-benar merasa malu dan kacau. “Sandra, apa yang kamu lakukan? Gimana kalau papa kamu tahu?” ucapnya panik, sembari menutup kembali retsleting celana berbahan jeans nya yang ternganga.

“Papa nggak bakalan tahu, kok. Kan papa pulangnya baru minggu depan,” sahut Cassandra dengan tenang. Gadis itu memungut kemejanya untuk memakainya kembali. “Sandra senang saat dengar kabar kalau Om bakal pulang. Jadi sekarang kita bisa main kayak dulu sepuasnya.”

“Nanti malam kita sambung lagi, ya Om,” ucap Cassandra sebelum menutup pintu kamar Marco.

Marco melongo saking terkejutnya. Bagaimana mungkin keponakannya bisa seliar itu bahkan hanya beberapa tahun setelah ia tinggal pergi merantau. Gadis itu tumbuh dengan sangat cepat!

Lelaki itu berdiri dan menuang air minum ke dalam gelasnya lalu cepat-cepat meneguknya. Ia berharap bahwa air itu akan melarutkan semua pikiran kotornya.

Byurrr!

Suara itu terdengar di telinga Marco. Suara seperti sesuatu tercebur ke dalam kolam. Mau tak mau, Marco mengobati rasa penasarannya. Ia membuka pintu balkon kamarnya dan mengintai ke luar.

Seorang gadis dengan tubuhnya yang indah, berenang dengan anggunnya di dalam air kolam yang jernih itu. Bahkan Marco dapat menikmati keindahan tubuh dalam balutan pakaian two piece nya dari lantai atas rumah kakaknya.

Cassandra menyadari bahwa Marco sedang memperhatikannya. Ia menghentikan kayuhan tangan dan kakinya. Gadis itu mendongakkan kepalanya ke atas, menatap lelaki yang sedang mengamatinya dari balkon kamarnya. Tanpa ragu, gadis itu melambaikan tangannya dengan senyuman lebar yang membuat kecantikannya tampak makin sempurna.

“Cantik! Aku bahkan belum pernah melihat perempuan sesempurna dia,” gumam Marco. Tangannya terangkat untuk membalas lambaian tangan Cassandra.

Namun sesaat kemudian, ia seakan tersentak kembali pada kenyataan.

“Hah! Gila! Apa aku benar-benar sudah gila? Dia itu keponakanku! Anak Mas Irfan!” batinnya. “Sesempurna apapun, aku tidak boleh menyukainya.”

Marco pun kembali ke dalam kamarnya. “Mulai sekarang, aku akan menjaga jarak darinya. Itu yang terbaik.”

Tok! Tok!

“Om Marco! Bukain pintu!” teriak Sandra. Ia tak berhenti mengetukkan jemari tangannya ke pintu kayu penutup kamar tamu. “Penting nih, Sandra disuruh papa minta bantuan Om!”

Mendengar kata 'papa', membuat Marco mau tak mau membuka pintu bagi Cassandra. Ia tak mungkin mengabaikan permintaan Irfan, kakaknya. Bagaimanapun kakaknya mempunyai jasa besar dalam perjalanan hidupnya.

Gadis yang masih dalam balutan baju renang itu tanpa ragu melenggang masuk ke dalam kamar Marco.

“Kata papa, Sandra disuruh belajar berenang sama Om,” ucapnya. “Memangnya Om Marco pinter berenang ya?”

“Nggak. Om bukan guru renang.”

“Tapi kata papa, Om Marco punya banyak medali lomba renang,” desak Cassandra yang telah mendapatkan banyak informasi dari ayahnya.

Marco menghela napas. Semua tidak sesederhana yang ada di dalam pikiran Marco untuk menolak permintaan Cassandra. Tentu saja karena mereka tinggal dalam satu rumah dan masih satu keluarga.

“Nggak. Om Marco bukan pelatih renang,” tegas Marco sambil memutar dan mendorong punggung gadis itu keluar dari kamarnya.

Tapi lagi-lagi Marco dibuat canggung saat tanpa sengaja menyentuh bagian dada gadis itu. Bagian yang hanya ditutupi oleh dua buah kain berbentuk segitiga itu terasa basah. Bukan hanya itu, ia begitu kenyal, padat dan berukuran lebih besar dari anak seusianya.

Marco melepaskan cekalan tangannya. Tapi bukannya marah, Cassandra justru melangkah mendekatinya, tanpa sedikitpun rasa takut di wajahnya.

“Om Marco, inget nggak. Kita dulu suka main bareng. Bahkan tidur juga bareng, kan? Kenapa sekarang Om Marco berubah?”

“Sandra, itu dulu. Masa kecil itu sudah berlalu. Sekarang kamu sudah dewasa, kita nggak bisa ngelakuin hal yang sama seperti saat kamu kecil dulu.”

“Tapi kenapa?” tanya Cassandra. “Om Marco sudah nggak suka sama Sandra?”

“Bu–bukan gitu.”

“Lalu kenapa? Sandra sudah nunggu Om begitu lama. Tapi kenapa justru Om bikin Sandra kecewa pada akhirnya. Om sudah nggak suka lagi sama Sandra, ya.” Gadis itu mulai menangis sesenggukan.

“Bukan gitu. Aduh!” Marco menggaruk rambutnya dengan gemas. Ia tak tahu lagi harus mengatakan apa.

“Om sayang sama kamu, karena itu Om –”

“Nah, gitu dong!” Potong Sandra karena ia yakin kalimat selanjutnya hanya akan kembali menyakiti hatinya.

“Jadi … nanti malam kita main kuda-kudaan dulu, ya Om. Trus kita tidur di sana!” lanjut Cassandra sembari mengarahkan telunjuknya pada sebuah ranjang berukuran king yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. "Sandra nggak mau tidur sendirian lagi malam ini."

“Hah!” Marco mendelik saking kagetnya. “Ti– tidur sama dia?”

Marco buru-buru menutup pintu kamarnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia tidak pernah merasa hal seperti ini. Bahkan saat berhadapan dengan wanita manapun.

“Shit!” teriaknya sebelum masuk ke kamar mandi.

Gara-gara seorang bocah, kali ini Marco harus bermain dengan sabun!

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Mul Hak
dari awal ceritanya sudah menegang .aduh ngeri ...banget .
goodnovel comment avatar
adinataadnan82
wenak ceritanya makin nanjak kayaknya sih
goodnovel comment avatar
Haniubay
Duh ini ponakan kandung apa bukan ya .. Sandra ini kayak bocah kebanyakan nonton bokep, makanya mesum wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 2

    Marco mengintip keluar kamarnya. Tidak terdengar suara apapun, bahkan dari kamar Cassandra, keponakannya."Hmm … mungkin dia sedang mandi setelah berenang tadi," batinnya. "Mending aku cepat-cepat keluar sekarang, daripada nanti berurusan dengan bocah itu."Cepat-cepat Marco menuruni tangga. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Bik Sum, asisten rumah tangga yang sudah belasan tahun mengabdikan dirinya di rumah itu. "Loh, Den Marco mau kemana?" tanyanya. "Bibik sudah masakin opor ayam kesukaan Den Marco loh."Marco hanya melambaikan tangannya. "Mau ketemu teman-teman, Bik," sahutnya singkat sambil mempercepat langkahnya menuju pintu. Sesaat ia menoleh ke belakang, mencari tahu apakah suara berisik itu membuat Cassandra menyadari jika ia sedang menghindarinya. Dan Marco pun dapat menghela napas lega ketika tak melihat gadis ayu itu muncul dari kamarnya. Entah kenapa ada perasaan mengganjal saat ia hendak meninggalkan rumah itu. Tapi jalan terbaik adalah menghindarinya. Apa jadinya jika

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 3

    Marco mengecup bibir Zissy dengan penuh hasrat. Tentu saja, perempuan itu menyambutnya dengan sepenuh hati. Penantian selama sepuluh tahun seakan terbayar lunas berkat obat yang diberikan oleh Reana. Zissy bisa melepaskan kerinduannya selama sepuluh tahun ini. Dengan penuh hasrat, Marco mengecup perempuan di hadapannya. Badannya yang semakin memanas, membuatnya semakin tak sabar untuk melepaskan birahi yang sengaja di tekannya selama beberapa menit terakhir pada wanita yang dicintainya itu. "Cassandra …." Marco semakin menggila. Hanyalah Cassandra yang saat ini berada di benaknya. Ia sama sekali tak menyadari bahwa semua itu hanya halusinasinya. Ia mulai mencecap setiap inchi tubuh perempuan di hadapannya, hingga meninggalkan noda kemerahan di kulit putihnya. Zissy mengerjapkan sepasang matanya. Perasaan gelisah mulai bergelayut di dalam pikirannya. Mungkin bagi Marco dia hanyalah perempuan yang lewat dan singgah sementara dalam hatinya. Tapi ia hanya bisa menahan perasaan cemburu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 4

    "Tidak," batinnya. "Aku tidak mau jadi monster yang bahkan memangsa keluargaku sendiri." Marco melepaskan gagang knop pintu. Dia mengabaikan panggilan dari Cassandra dan berbalik menuju kamar mandi. Dipenuhinya bak mandi dengan air dingin dan tanpa berpikir panjang, ia pun berendam di dalamnya. ***Pagi itu Cassandra telah siap untuk berangkat kuliah. Ia membuka pintu kamarnya. Sesaat ia mematung ketika kembali teringat pada kejadian semalam. Ia teringat tentang bagaimana Marco memeluknya dan betapa panas suhu badan pamannya itu. Gadis itu menghela napas sambil menggelengkan kepalanya."Dia bukan Om Marco yang dulu. Sudahlah, dia tidak punya waktu melayani bocah seperti aku," batinnya. Dengan sedikit kesal, Cassandra menghentakkan sepatunya dan berlari turun dari lantai satu rumah tinggalnya."Pagi Non Sandra," sapa Bik Sum. "Sarapan dulu, Non. Bibik khusus bikin omelet sama daging teriyaki kesukaan Non." Tanpa sebuah jawaban, Sandra menarik kursi dan duduk di depan meja makan. Te

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 5

    Ciuman itu mendarat di bibir Marco. Walau hanya beberapa detik saja, serangan mendadak itu mampu membuat jantung Marco berdetak dengan kencang. Pembuluh darahnya seakan terpompa dengan cepat menghantam katup-katup jantungnya. Sebuah perasaan yang selama ini belum pernah dirasakannya sepanjang hidupnya, dengan perempuan lain yang pernah disentuhnya. Cassandra benar-benar sudah berhasil mempermainkan hatinya. Marco terpaku. Sepasang matanya menatap Cassandra tak berkedip. Waktu seakan berhenti baginya. Wajah merona gadis di hadapannya terlihat begitu menggodanya. Cassandra merasa kikuk setelah berhasil dengan serangannya. Apalagi tatapan mata Marco, membuatnya semakin merasa malu. Wajahnya terasa memanas, seolah aliran darahnya menjadi sangat lancar. "Sandra, kamu nggak boleh melakukan hal seperti itu," ucap Marco setelah kesadarannya pulih. "Apalagi dengan sembarang pria. Kamu –" Sekali lagi Cassandra mendaratkan ciumannya, membungkam kalimat bernada tinggi yang hendak diluncurkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 6

    Zissy menyeka bibir neneknya setelah suapan terakhir tuntas diberikannya. Perempuan berusia delapan puluhan itu masih mencecap makanan yang tersisa dengan giginya yang hanya beberapa saja. “Enak, Oma? Nanti malam mau dimasakin apa?” tanya Zissy dengan senyum lembutnya. “Terserah kamu. Oma makan apapun yang kamu masak. Semua masakan buatanmu enak,” sahut si nenek.“Ya sudah, sekarang Oma mau ngapain?” tanya Zissy. Ia bersiap untuk membantu memposisikan wanita tua itu.“Mau rebahan,” sahutnya, tak terlalu jelas karena jumlah giginya yang nyaris habis. “Kok rebahan, Oma? Apa nggak capek terus rebahan?" tanyanya pada wanita yang telah membesarkannya itu.Belum sempat sang nenek memberikan jawaban, ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu rumahnya. “Tidak biasanya ada tamu,” gumamnya. Ia bergegas meninggalkan perempuan tua itu untuk membuka pintu rumahnya. Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat Marco, mantan kekasihnya berdiri tepat di depan pintu. Sejenak keduanya membisu dan sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 7

    "Teman!" "Ah masa cuma teman? Beneran cuma teman?" tanya Cassandra. "Iya, dia teman lama Om.""Cie … teman apa teman?" Marco membelokkan kendaraannya dan berhenti di taman dekat gerbang perumahan. Setelah memarkir mobilnya, ia menatap Cassandra dengan wajah penuh pertanyaan."Jadi kamu bisa berpikir kalau Om dan Bu Zissy mempunyai hubungan lebih dari teman?" tanyanya. "Dan kalau memang hubungan kami lebih dari sekedar teman, salahnya dimana?""Iya sih, nggak ada yang salah," sahut Cassandra. "Tapi …."Cassandra menghentikan kalimatnya. Ia ragu untuk menyatakan perasaannya. Ia tidak suka jika Om Marco mempunyai hubungan dengan dosen yang se-menyebalkan Bu Zissy. "Tapi kenapa? Bu Zissy cantik, apa tidak cocok dengan Om kamu yang ganteng ini?" "Siapa bilang Om ganteng?""Bu Zissy," sahut Marco dengan cepat. Sepasang mata Cassand

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 8

    Marco menelan kasar salivanya saat Cassandra dengan suara centilnya mulai melancarkan jurus rayuan mautnya. Ditambah lagi dengan bibir sexynya yang mencebik manja, membuat Marco menjadi semakin salah tingkah.“Ayolah Om, bantuin Sandra dong,” rayunya sembari mengayun-ayunkan tangan Marco dengan manja.Gerakan tangan yang menghentak-hentak itu membuat gumpalan lemak nan indah di dadanya ikut terguncang. Marco menghela napas, seolah ia dapat mengusir pikiran kotornya dengan oksigen yang mengalir dalam pembuluh darahnya.“Sandra,” panggilnya dengan lembut. “Om bahkan belum pakai baju. Jangan asal main tarik saja.”“Abisnya … Sandra bingung, udah malem gini, tapi masih nggak tau harus nulis apa.” “Ya udah, Om mau pakai baju dulu,” kesal Marco. Lelaki itu hendak melangkah meninggalkan keponakannya. Cassandra merentangkan tangannya, ia menghalangi langkah pamannya keluar dari kamarnya. Wajahnya merengut

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 9

    Dengan gerakan perlahan dan senyum yang menggoda, gadis itu melepaskan satu demi satu manik kancing pakaian Marco. Marco berusaha berteriak dan mengusirnya pergi. Namun lidahnya kelu. Bukan saja lidahnya, tapi tubuhnya juga seakan lumpuh. Hanya sesuatu di pangkal pahanya yang terasa hidup dan semakin mengeras.“Om Marco cinta Sandra, kan? Jadi … Sandra mau kasih hadiah buat Om malam ini.”Jemari lentik gadis itu akhirnya berhasil membebaskan sesuatu yang mulai sesak di dalam celananya. Marco kembali melihat senyuman di bibir gadis itu. “Ah ….” erangnya saat merasakan sentuhan di bagian paling pribadi miliknya. Marco berusaha bergerak, angkat suara. Tapi ia tak bisa. Suara yang terdengar hanyalah erangan dan napasnya yang semakin memburu. Sandra mulai menimang bagian tubuh Marco yang mulai mengeras itu dengan lembut. Namun semakin lama pijatan itu berubah menjadi semakin agresif. Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15

Bab terbaru

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 150

    Sepasang insan itu menikmati kebersamaan mereka. Tak ada lagi kecemasan dalam pikiran mereka. Semua keraguan dan kecemasan yang beberapa hari terakhir dirasakannya, menghilang dalam sekejap. Keduanya seakan berlomba untuk saling memuaskan satu sama lain dalam degup irama jantung yang sama kencangnya.“Om,” desah suara itu memanggil kekasihnya. Marco menghentikan hentakannya. Ia menatap wajah lelah istrinya yang telah dipacunya beberapa menit berlalu. Dikecupnya bibir merahnya dengan senyuman mengembang. “Sampai kapan kamu akan memanggilku seperti itu?” godanya. “Apa kamu ingin semua orang menganggapmu sugarbaby ku?” Cassandra menarik sudut bibirnya, memberikan seulas senyuman manjanya. “Suamiku. Atau sayangku. Mana yang lebih baik menurutmu?” Marco memautkan jari jemari ke tangan istrinya. Sepasang matanya seakan tersenyum lembut bersama dengan bibirnya.“Keduanya terdengar sexy, asal keluar dari bibirmu,” bisiknya. Lelaki itu kembali mencumbu istrinya, menyerangnya dengan gelit

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 149

    Marco terkesiap saat melihat Cassandra di depan pintu. Ia tidak menduga Cassandra harus terlibat dalam masalah ini. Seharusnya semua rencananya berhasil, jika saja Dave tidak dengan sengaja membawa istrinya ke tempat itu. Ia bahkan dapat melihat senyum lelaki itu saat mengikuti langkah Cassandra masuk ke dalam kamarnya. Namun Marco tidak ingin semua rencananya berantakan. Ia segera menutup pintu sesaat setelah Dave masuk. Dan pertunjukan utama pun dimulai. Cassandra melihat seorang gadis, kedua tangannya terikat menjadi satu dan Rexy sedang berdiri tepat di hadapannya. “Om Rexy? Dan kamu … bukankah kamu Shereen? Apa yang kalian bertiga lakukan di kamar ini?” Tentu saja Cassandra kebingungan melihat keberadaan mereka di tempat itu. Semua pikiran buruk tentang perselingkuhan suaminya, langsung dimentahkan karena kehadiran Rexy. “Tidak, bukan seperti itu pertanyaannya, Sandra,” sahut Rexy. “Seharusnya kamu minta Dave menjelaskan semuanya. Bagaimana ia tahu Marco ada di hotel ini

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 148

    “Ngapain kamu bawa aku kemari?” Cassandra menatap curiga lelaki di sampingnya. Ia mulai gelisah. Perasaannya makin tak tenang saat lelaki itu memutar kemudinya memasuki lobi hotel berbintang empat itu. “Seperti yang aku katakan. Aku punya janji minum dengan Indra, interior desainer yang aku ceritakan tadi,” sahut Dave dengan tenangnya. Cassandra menatap lelaki itu dengan sudut matanya. Ia terus memperhatikan gerak-gerik lelaki yang dikenal dengan sifat buruknya – pemain wanita.Dave tersenyum tipis saat mengetahui Cassandra menatapnya penuh kecurigaan. “Apa?” tanyanya sembari tertawa terkekeh. “Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kamu mulai menyadari bahwa teman kamu yang satu ini terlihat tampan?” Cassandra mengalihkan perhatiannya. “Iya, sebenarnya kamu cukup tampan. Tapi –” “Tapi? Tapi apa?”“Kenapa kamu sampai sekarang belum juga menikah?” ungkap Cassandra karena tak tahan lagi dengan sikap lelaki itu. Lelaki itu tersenyum lebar. “Karena aku sedang menunggu seseorang. Se

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 147

    “Aku akan segera pulang setelah melakukan survey lokasi.” Marco mengatakan dengan jelas alasan kepergiannya kepada istrinya. “Hanya satu malam, Sayang.” “Tapi ….” Cassandra mendecak kesal. “Aku benci tidur sendirian, Om.”“Aku janji, seandainya nanti semuanya selesai tidak terlalu larut, aku akan langsung kembali,” sahut Marco. Cassandra mengerucutkan bibirnya. Seandainya saja Marco mengajaknya, ia pasti mau ikut bersamanya. Tapi ia malu untuk terlihat posesif terhadap suaminya. “Baiklah. Kabari aku setelah kamu sampai di tujuan,” pinta Cassandra. Marco menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui permintaan istrinya. “Tentu saja,” ucapnya. Ditatapnya wajah manis perempuan yang ada di dalam pelukannya. Rasa hangat pelukan Marco, membuat perasaan gelisah di hati Cassandra memudar. Hatinya seharian ini memang merasa tak tenang, seperti merasakan sebuah firasat buruk tentang suaminya. Namun ia tak bisa menemukan sesuatu yang tak seharusnya. Bahkan dia percaya suaminya tak akan pernah

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 146

    Shereen mengunci pintu ruang kerja Marco. Dengan liar kedua tangannya mengunci ciumannya dari belakang tengkuk Marco. Perempuan itu memeluk Marco dan melumat bibir lelaki itu dengan penuh hasrat.“Hentikan Shereen,” lirih lelaki itu. Marco meraih pinggang ramping gadis itu dan menyentakkannya agar ia melepaskan pelukannya.Tak bisa disangkal, sebagai seorang pria normal tentu saja penampilan dan sentuhan sensual gadis itu membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Marco seakan dibawa ke sebuah petualangan baru yang tak pernah dirasakannya sebelumnya. “Bukankah ini menyenangkan?” bujuk gadis itu. “Hentikan semua omong kosong ini. Aku sudah punya–”“Istri? Aku tidak menyuruhmu menikahiku,” sambung Shereen yang tak mau mendengar sebuah penolakan. “Aku cuma ingin seseorang ada di sisiku ketika aku kesepian. Ada seseorang yang peduli padaku saat aku kesakitan.”“Keluarlah.” Marco menyingkirkan sepasang tangan yang masih enggan lepas dari lehernya itu. “Keluarlah sebelum aku memanggil sek

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 145

    Cassandra berjalan selangkah demi selangkah mendekati Marco. Sepasang matanya menatap laki-laki itu dengan tatapan dinginnya. Tatapan dingin yang membuat jantung Marco seakan hampir berhenti berdetak. “Mati aku! Apa dia tahu sesuatu? Sepertinya Shereen tidak main-main dengan ancamannya.”Dengan kedua tangannya, Cassandra mendorong tubuh Marco, hingga membuat tubuh lelaki yang tidak siap menghadapinya itu limbung dan jatuh terjengkang. Marco menelan kasar salivanya. Panik! Itu yang saat ini dirasakannya. Apalagi saat melihat Cassandra yang seakan tak mau melepaskannya. Namun tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut di bagian tengah tubuhnya. Bagian yang masih berdiri menantang itu, kini berada dalam genggaman tangan Cassandra. Sentuhannya bahkan membuat jagoan Marco itu semakin mengeras. “Tadi … kamu kenapa?” tanya Marco ragu, “apa ada yang salah?”Cassandra menggelengkan kepalanya. “Aku cuma nggak nyaman aja, ruangannya terlalu sempit dan … keras.” Marco menghela napas lega. Ia ta

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 144

    Aroma jasmin menguar di ruangan yang terasa hangat itu. Suara air yang mengalir memenuhi bak mandi, menyamarkan debaran jantung keduanya. Marco dapat merasakan betapa lembut dan lembabnya kulit kekasihnya, saat tangannya menyentuh tubuhnya. Ia dapat merasakan hasratnya yang membara saat tubuh mereka bersentuhan. Marco menangkup sepasang tangannya di dada kekasihnya, merasakan sensasi kenyal yang mempermainkan hasratnya. Lelaki itu mendaratkan kecupannya di leher jenjang istrinya, merasakan denyutan nadi yang seolah menjerit saat disentuhnya. Suara desah lolos dari bibir Cassandra. Dengan pasrah, ia menyandarkan kepalanya ke dada suaminya dan memberikan keleluasaan baginya untuk menikmati tubuhnya. Ia sungguh menikmati permainan tangan suaminya dan sentuhan basah di lehernya menciptakan percikan-percikan yang membangkitkan hasratnya. Lelaki itu memutar tubuh kekasihnya. Ditatapnya wajah cantik yang tak pernah bosan dilihatnya itu. “Aku mencintaimu Sandra, cuma kamu. Biar apapun ya

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 143

    Marco mengerjapkan matanya. Ia benar-benar terkejut ketika menyadari dirinya berada di tempat yang sama sekali asing baginya. Ia mencoba mengingat kejadian terakhir yang tersimpan di memorinya. Suara gemericik air, menyadarkan dirinya bahwa ia tidak sendirian. Lelaki itu semakin terkejut ketika melihat beberapa foto yang terpampang di dinding ruangan itu. “Om sudah sadar rupanya.” Suara itu terdengar seiring dengan pintu kamar mandi yang terbuka. “Sher!” Marco menyadari bahwa dirinya berada di dalam apartemen Shereen, seorang model terpilih perusahaannya. Ia masih ingat bagaimana gadis itu menelponnya dengan ketakutan. Gadis itu tersenyum lebar. “Aku tahu Om akan datang. Aku tahu, Om akan meninggalkan istri Om buat aku,” ucapnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. “Persis seperti yang Dave katakan.”“Dan yang lebih penting, alam seakan mendukung niatku. Om pingsan tepat di depan pintu apartemenku.”Marco segera bangkit dari sofa, tempatnya terbaring tadi. Ia menatap gadi

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 142

    Shereen mengulurkan tangannya. Mendengar tawaran yang menguntungkan seperti ini, tentu saja tidak mungkin disia-siakan olehnya. Bukan karena ia tidak menginginkan kompensasi pembatalan kontrak bernilai ratusan juta itu, tapi ia sadar jika ia membatalkan sebuah kontrak bernilai besar seperti ini akan membuat namanya juga menjadi buruk. Tidak akan ada lagi orang yang berani menawarkan kontrak apapun kepadanya. Selain itu, firasat Shereen mengatakan bahwa Marco akan menuruti apapun keinginannya. Marco sudah berada di dalam genggaman tangannya. “Om yakin?” tanya gadis itu. “Om akan melindungi aku, menjaga aku dalam setiap kegiatan yang akan aku lakukan?” Marco menganggukkan kepala menyetujui ucapan Shereen, walau ia tahu itu tidak mungkin dilakukannya. Pekerjaannya cukup banyak, dan waktu sepanjang dua puluh empat jam bahkan tidak akan cukup jika harus ditambah dengan tugas sebagai seorang bodyguard. Tapi ia tetap menganggukkan kepalanya, yang terpenting gadis di hadapannya tidak mem

DMCA.com Protection Status