“Mau kemana buru-buru begitu?” Bapak yang baru saja pulang dari sawah mengernyit melihat istrinya setengah menyeret Laila terburu menuruni undakan teras rumah.“Ke Bidan. Bapak mungkin akan dapet cucu baru.. Cepat—cepat” Tukasnya seraya melintasi suaminya begitu saja. Sedangkan Laila hanya mengerjap dan mengikuti langkah antusias sang Ibu.“Pelan-pelan Bu, kasihan Lail.” Bapak memperingatkan istrinya karena membawa Laila yang kemungkinan memang hamil. Bapak yang sudah berpengalaman setidaknya tiga kali mengenali tanda-tanda saat istrinya hamil sebenarnya menaruh curiga sejak awal kedatangan putrinya itu.“Oh, iya.. Ibu terlalu bersemangat,”“Malik mana?” Pertanyaan Bapak kembali menghentikan langkah Ibu.“Loh, Ibu kira nyusul di belakang, Padahal harus cepat, kita butuh mobilnya.”“Butuh mobilnya aja? Memangnya Ibu bisa nyetir?”“Aduh, Pak. Begituan dibahas. Bapak ngerti maksud Ibu, kan?” Ibu mencibir Bapak.Tak lama, Malik muncul dengan membawa kunci mobilnya.“Naik mobil aja, Bu. Bi
Baca selengkapnya