Share

Bab 78 Seperti Senjata Makan Tuan

Beberapa jam sebelumnya.

Laila sedang bersiap saat pesan-pesan di ponselnya terus berdatangan. Siapa lagi kalau bukan Malik, suaminya.

Rentetan pesan itu selalu berakhir sama. Sebuah pertanyaan yang selalu membuat Laila tersenyum geli.

‘Sudah makan? Kapan mau kembali ke kota? Mas sudah rindu.’

‘Vitaminnya sudah diminum? Mas rindu. Kapan Mas bisa menjemputmu?’

‘Lail, Mas kangen. Kamu lagi apa? Apa anakku baik-baik aja? Apa dia rewel? Hubungi Mas kapan aja kalau kamu sudah siap dijemput.’

‘Lail. Kapan kamu mau kembali? Mas kangen sekali. Mas punya kejutan untukmu.’

“Ternyata dia bisa semanis ini..” Gumam Laila seorang diri seraya tersenyum menekuni pesan-pesan itu tanpa niat membalasnya.

Biarkan. Biarkan Malik kembali belingsatan sendirian karena menunggu dirinya sekali lagi.

Suaminya itu selalu menanyakan kapan dia akan kembali. Dan juga, setiap pesannya selalu terselip kalimat rindu. Sekarang, laki-laki arogan itu tidak canggung mengutarakan isi hatinya.

Atau, karena hanya lewat pesan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status