Happy Reading*****Hari mulai gelap ketika Jelita sampai pada alamat yang dikirimkan Wandra. Ya, lelaki yang mengiriminya chat dengan ancaman itu adalah sang kekasih. Melihat sekeliling yang cukup sepi, gadis itu mulai bergidik ngeri. Sebuah perumahan yang baru beberapa buah ditempati, berada lumayan jauh dari desanya. Entah milik siapa, kediaman itu. Jelita tak ambil pusing. Dia segera menekan bel yang berada di luar pagar. Khawatir jika Wandra nekat melakukan hal-hal tak diinginkan. Sedikit menaikkan garis bibir, Wandra membukakan pintu pagar. "Selamat datang, Sayang. Kamu nggak kesulitan mencari alamat yang aku tulis tadi, kan?"Dari ujung kaki hingga ujung kepala, Jelita memeriksa keadaan kekasihnya. "Mas, kamu baik-baik saja?""Iya, aku baik-baik saja." Si pria merentangkan tangan. Memutar badan agar sang kekasih bisa melihat keadaannya. "Lalu, kenapa Mas?""Itu karena, aku mau kamu datang ke sini. Kalau nggak ada ancaman, kamu nggak bakalan jauh-jauh datang menemuiku.""Ngga
Read more