Happy Reading*****"Aku sudah cukup sopan, Kek. Mengapa Papa sama Mama tetap bersikeras menjodohkan kami. Aku nggak suka perjodohan," kata Wandra sedikit melunak melihat kemarahan Wirawan. "Kami datang kemari bukan untuk membicarakan tentang perjodohan, Ndra. Aku bukan pengemis yang selalu mengaharapkan cintamu," tutur gadis bermata biru karena memakai softlens, Arsyana. "Kamu dengar itu, Nda. Bahkan Arsyana sudah nggak peduli lagi tentang perjodohan itu. Kakek, hanya akan membicarakan masalah bisnis. Cepat kamu mandi dan bergabung bersama kami," titah Wirawan yang tak lagi bisa dibantah oleh Wandra. Melangkah malas, Wandra masuk ke kamar. Bukannya langsung mandi, dia malah menghubungi Mahesa sesuai dengan janjinya tadi. "Hei, muka gantengnya kusut banget. Ada apa?" tanya Mahesa ketika wajah Wandra terlihat di layar ponsel. "Males banget aku, Sa. Ada Arsya di bawah," cerita Wandra. "Wah. Diapeli si cantik rupanya. Terus, kenapa jadi males?""Alasan ngomongin usaha, ujung-ujung
Read more