Happy Reading*****"Maaf, Bu. Bukannya saya berani, tapi ini kantor dan masih pagi untuk bertindak arogan seperti ini. Lagian kenapa mesti marah jika apa yang dituduhkan nggak bener," jawab Jelita masih dengan suara normal dan menghormati Ajeng. "Siapa yang arogan?" Ajeng berlalu meninggalkan semua orang. Keributan pagi hari itu membuat Jelita makin dibenci oleh Ajeng. Dia merasa kalah dengan anak bau kencur macam dirinya. Namun, semua itu tidak diungkapkan, hanya disimpan dan suatu saat kelak, dia akan bertindak memberi sedikit pelajaran pada Jelita. "Jelas-jelas dia itu orang yang sombong, masih aja ngelak. Anggota dewan kok kayak gitu," kata rekan kerja Ajeng lainnya. "Saya, sih, dari dulu emang nggak begitu suka sama Bu Ajeng. Mulutnya itu, lho. Ngenyek aja kerjaannya. Belum pernah ngerasaain susah dalam hidupnya, sih," kata yang lain. Walau tak tahu apa yang membuat kemarahan Ajeng tadi. Namun, perempuan itu yakin pasti karena mulut lemes istri Camat."Sampun, Bu. Nggak perl
Read more