Happy Reading*****Pambudi menyodorkan segelas air putih pada istrinya. "Pelan-pelan kalau makan, Ma," katanya. "Iya, Pa." Ajeng kembali melanjutkan makan, tetapi pikirannya entah melayang ke mana. Mengenal watak dan karakter Mahesa sejak kecil membuatnya takut bahwa gadis yang dimaksud adalah Jelita. "Kamu sudah tahu rumahnya, Sa. Langsung kita samperin saja ke sana. Mumpung Om hari ini agak longgar," kata Pambudi."Belum, Om. Mahesa belum tahu rumahnya. Cuma alamat saja yang dikasih, itupun cuma perkiraan karena yang memberikan adalah salah satu sahabatnya. Mungkin, Esa butuh pak sopir sementara waktu sampai hapal daearah sini. Apa Om keberatan meminjamkan salah satu sopirnya?" tanya Mahesa. Matanya mengisyaratkan penuh permohonan. "Tidak masalah, Sa. Kamu bisa minjem sopir. Siapa yang kamu mau.""Terima kasih, Om. Mungkin sopir yang jemput Esa tadi saja.""Kamu beneran nggak mau nginep di rumah kami, Sa?" tanya Ajeng, "nggak kangen sama adik kecilmu?" Sepertinya, Ajeng punya n
Read more