" Mas.. mas Bagas? " Hanya itu yang pertama keluar dari mulut Dinara. keduanya masih saling menempel. Bagas semakin erat memeluk tubuh ramping Dinara dengan kedua tangan kokohnya. Ia menyalurkan semua perasaan yang selama ini ia simpan. Rasa kangen, penasaran, malu, benci dan cinta menumpuk menjadi satu. " Akhirnya kamu mengenaliku, mengapa kamu pergi Ra? apa alasanmu, jelaskan" Tatapan nya tajam tertuju pada mata indah Dinara. tangannya mulai membuka masker penutup wajah Dinara. Akhirnya wajah ayu itu terlihat jelas. memerah semburat di pipi mulusnya. " Sekarang kamu memakai hijab, aku sempat tidak mengenalimu. Kamu semakin cantik". Ia mengelus pipi yang memerah itu. " Mas, maaf" Hanya itu yang Dinara ucapkan. ia menunduk bingung mau menjelaskan bagaimana kepada pria di depannya ini. " Aku masih suami sahmu, kita masih sah suami istri. aku mencarimu kemanapun selama ini, kamu seperti hilang ditelan bumi. Kenapa kamu meninggalkan kami, apa salahku. kamu tidak kangen anak anak?"Ma
Baca selengkapnya