Bagas PovApa? Dinara datang kesini? Setelah kemarin menolak untuk kembali? Senangnyaa.. Alhamdulillah dia masih ada rasa khawatir terhadapku.Padahal hari ini aku hanya ingin sekali bermalas malasan. Tadi si kembar sudah berangkat sekolah. Lucu sekali Ratu bahkan ingin bolos juga karena ingin menemaniku dirumah dan merawatku namun tidak kuijinkan.Tapi hasil dari aku tidak masuk kerja ternyata membawa hal yang positif. Aku mengetahui kalo Dinara yang datang ke rumah karena baru saja Doni menelepon memberitahu kalau Dinara akan datang membawa makanan yang sudah terlanjur dimasak. " Mbok, apakah boleh masuk? sepertinya tuan masih tidur" Terdengar suara diluar sana, sepertinya suara Dinara, apakah ia ingin kembali kekantor? tidak jadi masuk? jangan....!!! " Bentar nona, apa pintunya dikunci dari dalam? Assalamualaikum Tuan, ada tamu dari kantor mengantarkan makan siang, apakah boleh masuk?" Mbok Sum mengetuk pintu dan berusaha berkomunikasi dengan ku dengan suara yang lembut tidak ber
Bagas PovKalian tahu bagaimana rasanya jatuh cinta lagi dan lagi, Sejak ditinggal almarhum Diana aku jarang tersenyum. namun dalam waktu singkat Allah mendatangkan jodohku yang dulu sempat terputus. Kenapa aku sangat yakin Dinara adalah jodohku, karena dulu gadis yang pertama membuatku jatuh cinta adalah dia. Dia gadis yang ceria secantik bunga kesukaannya bunga Daisy. Walaupun hanya pertemuan singkat namun pertemuan pertama itu sangat membekas dihatiku sampai aku rela mencari agar bisa bertemu lagi dan lagi. Namun sayang kami tidak bertemu lagi sampai aku salah mengira kalau Diana adalah gadis yang menggetarkan hatiku di taman itu. Jodoh punya jalannya sendiri. Tidak pernah terpikirkan olehku kelak bisa menikah dengan gadis bunga Daisy. Kali inipun demikian aku dipertemukan lagi setelah terpisah 4 tahun lamanya. Banyak wanita yang datang menghampiriku namun hanya dia yang selalu berada dihatiku.Semalam dia mengusirku dari kontrakannya, menyuruhku pulang saat hujan deras namun apa
" Alhamdulillah Boy, tugas kita berhasil untuk hari ini" Dinara sangat senang dengan kabar keberhasilan tugasnya kali ini. Setelah cukup istirahat dan menghilangkan rasa pusing di kepalanya ia dan Boy segera menuju tempat kerja. menyiapkan dan memasak menu dibantu koki hotel ini yang ternyata adalah hotel keluarga Wijaya. koki disini sudah mempersiapkan bahan bahan yang dibutuhkan, semua sudah di persiapkan dengan maksimal. Ia dan Boy tinggal mengeksekusi menu yang di inginkan. Dan sekarang semua sudah selesai kabarnya klien sangat memuji menu masakan yang disiapkan kali ini karena salah satu menu kesukaan beliau. Dan kabarnya setelah makan malam dan meeting penting semalam sudah mendapat kesepakatan langsung tender besar sudah di tanda tangani kedua belah pihak. Semua tim sukses ikut merasakan kebahagiaan. Dinara sangat senang bisa bekerja dengan banyak tim kali ini. " Iya mbak rara, dan kabarnya besok kita tidak usah masak lagi kita tinggal liburan sampai 2 hari disini. Waaah sen
Dinara telah selesai mandi, ia mengambil handuk kimono yang tergantung di dinding kamar mandi. Tadi siang sudah ia gunakan setibanya di Hotel. Handuk berwarna putih bersih itu menutup tubuh mulusnya, ia lupa tadi mengambil celana dalam dan branya di dalam koper. Badannya terasa segar, harum tubuhnya menenangkan, ia juga menyukai aroma mawar yang lembut. " Pandai sekali Hotel ini memanjakan pengunjungnya. aroma wangi sabun ini juga sangat menenangkan" ia melangkah keluar membuka pintu kamar mandi dan merasa ada yang aneh, tadi sepertinya lampu kamar menyala namun kenapa sekarang mati dan hanya terlihat remang remang lampu tidur. Waspada iapun berjalan berhati hati sambil menutup bagian dadanya lebih rapat. " Halloo apakah ada orang lain disini? apakah kamu maling? " Dinara berseru supaya orang yang bersembunyi mendengarnya. Ia takut dan berjalan mengendap mendekati pesawat telepon hotel. ia berniat mencari bantuan dan melaporkan situasi yang mencurigakan di kamarnya. Dinara menutup
Tok tok tok.... Terdengar pintu di ketuk dari luar kamarSamar samar Dinara mendengar namanya dipanggil" Mbak Rara, kok belum bangun sih sudah siang loo, jadi jalan jalan tidak?" Suara Boy dengan semangat membangunkan Dinara. Dinara membuka matanya perlahan, udara dingin mulai membelai tubuhnya yang hanya di lapisi handuk mandi. Ia menepis selimut yang membungkus tubuhnya. " Astaghfirullah, sudah siang ternyata, Ya Allah telat subuh.... Tunggu kenapa ini masih pake handuk mandi? Ya Allah... " Dinara menutup seluruh tubuh dan kepalanya dengan selimut lagi. Ia mulai mengingat kejadian semalam. Mulai dari ia selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, lampu kamar meredup dan ada seseorang yang berada di kamarnya malam tadi. Sungguh kejadian yang sangat mendebarkan baginya. Tapi tunggu, kenapa ia tidak merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya, ia meraba dada, pipi, lengan, perut, sampai telapak kakinya pun tidak ada bekas luka atau nyeri sedikitpun. Apalagi bagian bawah tubuh nya tida
Dinara dan Boy masih berjalan cepat menuju hotel tempat mereka menginap. Boy sampai harus bertelanjang kaki karena tadi sepatunya ia lepas. sekarang kakinya mulai terasa sakit. Dinara masih mengikuti di belakangnya. " Ayoo mbak Rara, cepetan orang itu masih mengikuti kita, apa sih maunya? ". Boy mengomel sepanjang jalan. " Itu sudah dekat Boy, itu hotelnya, bentar lagi kita aman" Dinara menunjuk hotel yang sudah terlihat. beberapa security terlihat di depan hotel. Perasaan lega menyelimuti keduanya. " Pak, tolong ada orang mencurigakan mengikuti kami, ituu di belakang makai pakaian serba hitam" Dinara melapor sesampainya di pos security depan hotel. Kedua orang petugas menoleh ke arah yang ditunjuk Dinara namun tidak menemukan apapun. Seseorang itu telah menghilang." Loh kok gak ada, perasaan tadi masih dibelakang kami kok, bener pak kami gak bohong" Boy coba menjelaskan juga kepada kedua petugas. Para petugas menerima laporan mereka dengan baik. " Baik pak kami akan mencari o
" Boy, hapus" Dinara segera menoleh dan menyadari kalau Boy tadi sempat memotret dirinya dan Bagas. Boy menggeleng, ia menyembunyikan HP dibelakang punggungnya. "Mas, lihat itu... gara gara kamu iih" Dinara reflek memukul lengan Bagas karena gemas. Gara gara Bagas tadi berhenti mendadak membuat mereka jadi dalam posisi yang ambigu. " Aku gak ngapa ngapain kok" Bagas membela diri. Boy hanya melongo menonton kedekatan mereka seperti sudah lama mengenal dan seperti pasangan suami istri.Bagas yang tidak mau Dinara ngambek lebih lama menahan Boy tetap di dalam lift bersama mereka. " Kamu diam disini, ikut kami" Boy yang takut dipecat menurut saja. mereka tiba di lantai yang 1 menuju tempat restaurant mewah berada. Di kejauhan sudah terlihat Bunda bersama paman Bagas. Dinara menghampiri bunda dan salim, sudah lama ia tidak bertemu bunda sejak pernikahan itu. " Assalamualaikum bunda, Dinara kangen, bagaimana kabar bunda? " Bunda hanya mengangguk dan tersenyum. " Sini sayang, sudah
Malam harinya, Bagas keluar dari kamar bunda, ia dan bunda sudah lebih dari 2 jam berbincang melepas kangen dan membicarakan banyak hal termasuk tentang Dinara. Bagas berjalan dengan langkah santai menuju kamarnya. Ia masih belum mengemasi barang barangnya. kamar hotel yang ia tempati bersebelahan dengan kamarnya dinara. ia melihat ke pintu kamar dinara yang tertutup. Hatinya sekarang masih bingung, antara bahagia dan sedikit canggung. Hubungannya dengan Dinara memang sudah sedikit mencair, tadi Dinara bahkan sudah setuju untuk kembali bersamanya. Namun tidak mudah seperti membalik telapak tangan. semua masih canggung, 4 tahun lamanya hidup masing masing. Apalagi banyak teman yang masih belum mengetahui keberadaan Dinara. Ia dulu belum sempat memperkenalkannya sebagai istrinyaIa berjalan mendekati pintu kamar Dinara dan mengetuknya perlahan. " Ra, Assalamualaikum ini aku" Ia mengetuk pelan,Tak berapa lama pintu dibuka dari dalam, terlihat Dinara memakai piyama tidurnya. " Maaf gan