Semua Bab Istri Lugu Presdir Dingin: Bab 311 - Bab 320

480 Bab

Bab 313

"Mbak Asih, lihat, Dila," seru Dila dengan penuh semangat.Asih pun langsung saja melihatnya, ternyata Dila sedang menunjukkan sebuah gaya padanya."Itu gaya apa?" tanya Kiara yang penasaran."Gaya, bebas," jawab Dila."Gaya bebas? Memangnya ada?" tanya Kiara lagi.Sedangkan Asih hanya diam saja dan menjadi penonton saja.Padahal biasanya Asih yang paling antusias dalam hal seperti ini."Semuanya ada di sini?" tanya Nia yang datang bersama dengan baby Dirga."Hay, anak tampan," sapa Kiara dengan begitu antusias."Hay, juga. Miss," jawab Nis seakan menirukan suara anak kecil, seolah baby Dirga yang menjawabnya.Kemudian dia pun beralih melihat Asih yang juga sedang terdiam duduk di tepi kolam.Nia pun menggerakkan kepalanya, dia seakan bertanya pada Kiara tentang Asih yang sepertinya sedang larut dalam pikirannya.Tetapi, Kiara menjawab dengan mengangkat kedua bahunya seakan dia juga tak tahu.Akhirnya Nia pun berjalan ke arah Asih, ingin bertanya secara langsung.Tapi Nia masih saja k
Baca selengkapnya

Bab 314

"Mas, Nia mau cerita sesuatu," Nia langsung berbicara pada Dion.Dion yang sedang duduk di sofa kamarnya pun melihat Nia yang berjalan ke arahnya.Tubuh Nia tampak basah kuyup dengan dress yang masih melekat di tubuhnya."Kamu kenapa basah?" tanya Dion yang justru bertanya tentang keadaan Nia saat ini."Aku abis nolongin, Asih. Ini ceritanya rumit banget, Asih bisa berenang. Tapi, tadi dia tenggelam di kolam. Kemudian, aku pun menolongnya dengan panik. Mas tau?" tanya Nia yang kini begitu dekat dengan suaminya."Kamu ganti baju dulu, takutnya masuk angin," kata Dion.Dion yang justru lebih khawatir pada Nia, dari pada pembahasan soal Asih."Nia, lagi cerita, Mas!" Nia tampak kesal pada Dion yang tak mendengar ceritanya."Iya, tapi bajunya di ganti dulu. Kalau kamu masuk angin, anak kita juga bisa sakit," jelas Dion.Nia pun segera menuju kamar mandi, kemudian keluar dengan menggunakan handuk putih yang melilit di tubuhnya."Terus, tadi itu mendadak, Barra datang. Mas, tahu dia ngelaku
Baca selengkapnya

Bab 315

Sedangkan di kamar lainya, kini dua orang itu masih saja dengan posisi yang begitu dekat.Hingga akhirnya Asih pun tersadar dan dia pun melepas tangan Barra yang melingkar di pinggangnya."Maaf," kata Barra setelah menyadari apa yang barusan dia lakukan.Asih menarik napas sejenak, dia tampak tidak ingin membahas sama sekali.Bahkan anehnya lagi Asih merasa begitu nyaman saat berdekatan dengan Barra.Mungkin kedekatan mereka selama beberapa waktu kebelakang ini cukup membuat Asih terbiasa."Tolong keluar dari kamar ku, aku ingin berganti pakaian," pinta Asih.Barra pun mengangguk lemah, tetapi sebenarnya tidak ingin menuruti keinginan Asih untuk keluar dari kamar.Akan tetapi apa yang bisa dia lakukan, melihat wajah Asih yang tampak begitu murung membuatnya tidak memiliki keberanian untuk membantah sama sekali.Barra berpikir Asih sudah mengingat dengan pasti apa yang terjadi pada mereka malam tadi, sehingga kini Asih sangat kecewa pada dirinya.Sungguh Barra sangat merasa bersalah.S
Baca selengkapnya

Bab 316

Hari sudah semakin sore, kini waktunya Kiara untuk pulang ke rumah dan beristirahat.Hari ini begitu banyak kegiatan, sehingga merasa begitu kelelahan sekali."Barra," Kiara pun menghampiri Barra yang sedang berbicara dengan seorang satpam.Satpam itu yang sedang memberikan pakan beberapa ekor burung yang tampak sangat indah sekali.Namun, kini Barra pun menoleh pada Kiara yang memanggilnya.Dan kini Kiara sudah berdiri di hadapan Barra, dia memakai tas persis seperti anak-anak."Aku minta tolong dong," kata Kiara.Kedua tangannya memegang tali tasnya, sambil menatap wajah Barra dengan penuh harap, "tolong anterin aku pulang, soalnya udah sore banget. Ibu, aku juga sedang sakit. Jadi, aku harus pulang ke rumah. Dan, untuk kali ini tidak bisa menginap di sini," lanjut Kiara lagi."Kebetulan, saya juga mau ke kantor. Rumah mu di mana? Biar saya antar," kata Chandra yang menimpali pembicaraan antara Kiara dan juga Barra.Sehingga kini keduanya pun menoleh pada pria tersebut.Membuat Kiar
Baca selengkapnya

Bab 317

"Kenapa bisa aku begini?" Asih benar-benar putus asa, tidak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaannya saat ini.Semuanya mendadak hancur berantakan, sedangkan keberadaan Sandi pun entah dimana.Baiklah jika memang harus merelakan, dan mungkin memang jalan hidupmu tidak bersama dengan Barra.Kenapa harus terluka, bukankah sebentar lagi tujuannya akan segera terwujud.Ya, itu benar.Asih pun mengambil ponselnya, kemudian menghubungi Sandi.Namun, seribu kali sayang. Sebab, pria itu belum juga bisa di hubungi.Padahal Asih sangat membutuhkan tanggung jawab dari pria itu.Pria yang dia anggap sebagai seorang yang telah merenggut kesuciannya dengan begitu saja.***Pagi harinya Asih pun bergegas menuju meja makan, seperti biasanya mereka akan sarapan bersama.Dia harus tampak baik-baik saja di hadapan semua orang, meskipun di tengah hati yang begitu gundah gulana memikirkan nasib dirinya.Karena keadaannya yang sebenarnya sangat menyakitkannya."Asih, kamu ke toko hari ini?" tanya Nia y
Baca selengkapnya

Bab 318

Asih pun membuka matanya perlahan, tersadar sudah berada di rumah sakit.Sejenak ingatannya kembali berputar saat kecelakaan terjadi.Perlahan dia pun mendudukkan tubuhnya yang terasa masih lemah itu, dia juga melihat seorang wanita paruh baya berdiri di hadapannya.Kedua tangan wanita itu melipat di dadanya, seakan dia akan meluapkan kemarahan.Tapi apa kesalahan Asih? Atau mungkin itu hanya sekedar pikiran Asih saja, sedangkan dia juga bingung mengapa ada Fera di ruangan ini bersama dengan dirinya.Tapi, tunggu dulu. Bukankah bagus jika ada Fera di sini?Artinya dia bisa menanyakan keberadaan Sandi yang sampai detik ini belum juga bisa di hubungi."Akhirnya kamu sadar juga! Ngapain kamu menabrakan diri ke mobil saya? Sengaja? Mau cari simpati? Cari simpati, atau cari duit?" tanya Fera dengan geram.Sejak dia tahu penyebab dari anaknya koma adalah Asih, Fera terus saja berusaha untuk mencari Asih.Kemudian siapa sangka ternyata mereka bertemu dengan tidak di sengaja, bahkan Fera san
Baca selengkapnya

Bab 319

Lama Barra duduk di kursi yang tersedia di depan kamar tempat Asih di rawat.Pikirannya benar-benar jauh melayang karena satu hal yang membuatnya bingung.Itu karena Asih masih saja mengharapkan Sandi, bahkan sampai detik ini pun tak ada keinginannya untuk menjauh dari pria itu.Entah hal apa yang terjadi sehingga perasa Asih masih sangat besar.Hingga membuat Barra hanya bisa diam dalam keadaan yang sangat menyakitkan ini.Apakah Asih sudah terlalu kecewa padanya setelah kejadian itu?Mungkin saja demikian, sehingga wanita itu ingin lebih cepat bercerai dengan dirinya.Drett!Ponsel Barra pun berdering, dia melihat nama adiknya di sana.Dengan segera Barra pun bergegas untuk menjawabnya."Halo," Barra pun meletakkan ponselnya pada daun telinganya dengan kepalanya yang menunduk.Pikirannya kini menjadi campur aduk karena keadaan ini."Kak, Tante Fera di rumah. Sama, Ayah juga," kata Ranti dari sebrang sana."Jaga, Bunda sampai nanti, Kakak sampai di rumah."Barra langsung memutuskan u
Baca selengkapnya

Bab 320

**Beberapa Minggu kemudian....."Kiara, saya bingung dengan Asih, kenapa ya, akhir-akhir ini dia nggak pulang. Dia lebih memilih tinggal di kosan, Nilam. Kira-kira kamu tahu kenapa dengan dia?" Sudah beberapa Minggu berlalu, Asih hanya pulang ke rumah untuk sebentar saja, setelah itu lagi-lagi dia pergi.Membuat Nia semakin kebingungan saja akan sikap Asih saat ini.Sedangkan di toko Asih pun hanya diam dalam lamunannya yang seakan begitu dalam.Bahkan sering kali Nia meminta bantuan tapi Asih tak pernah benar melakukanya.Benar-benar membuat Nia bertanya-tanya apakah ada beban yang tengah dirasakan oleh Asih.Berulang kali Nia pun mencoba untuk bertanya, namun sayang.Asih terus mengelak dan mengatakan dia hanya sedang merindukan Ibunya.Nia juga menyarankan agar Asih pulang ke kampung halaman untuk beberapa hari agar rindu terhadap ibunya bisa terobati.Anehnya Asih menolak dengan sejuta alasan lainya yang justru semakin membuat Nia menjadi sangat bingung dibuatnya."Saya nggak t
Baca selengkapnya

Bab 321

Asih pun segera menemui Sandi, semuanya harus menjadi jelas tanpa ada yang membuatnya menjadi hampir tidak bisa bernapas seperti ini.Masalah yang dia lalui sudah terlalu berlarut-larut karena kesalahan satu malam itu sungguh sangat luar biasa dampaknya bagi hidupnya sekarang, nanti dan kedepanya.Akhirnya setelah sampai di tempat tujuan Asih pun merasa lega, dia mulai mencari ruangan yang kini tengah di tempati oleh Sandi.Tak sia-sia, ternyata Barra begitu membantunya. Andai saja dari awal Barra mengatakan ini padanya, sudah pasti dia akan lebih cepat bertemu dengan Sandi.Tapi, sudahlah mungkin ini memang jalannya. Yang terpenting adalah dia sudah bertemu dengan seorang yang dia cari-cari.Asih pun perlahan mendorong pintu, dan ternyata Sandi sedang sendirian di sana.Pria itu baru saja bangun dari kama beberapa hari ini.Tapi, Sandi malah membuang tatapan matanya ke arah lain. Sepertinya dia tak ingin bertemu dengan Asih."Sandi, kamu baik-baik saja?" tanya Asih."Memangnya kamu t
Baca selengkapnya

Bab 322

Mulut itu biasanya berbicara kata-kata yang sangat manis kini malah terasa begitu tajam, hingga menusuk dada yang sudah sesak ini.Berhari-hari lamanya Asih berusaha untuk menemukan Sandi, tetapi saat sudah bertemu malah sia-sia.Bahkan Sandi mengatakan dengan jelas tak pernah melakukan itu padanya.Sedangkan saat tersadar dia sudah berada di kamar hotel, tubuhnya pun sudah sangat memprihatinkan."Barra."Asih mengingat satu nama yang di sebutkan oleh Sandi.Akan tetapi rasanya tidak mungkin Barra melakukan itu padanya.Sebab jika Barra mau ada banyak kesempatan untuk melakukannya jauh-jauh hari.Tapi tidak, Barra tidak melakukan itu sama sekali.Asih pun tidak ingin bertanya pada Barra, takut nantinya Barra tahu jika dirinya sudah tidur entah dengan siapa.Bahkan tengah mengandung dan entah siapa pula Ayah dari janinnya.Ini sangat tidak masuk akal.Asih mengapa hidupmu menjadi begitu kacau?Malang tak dapat di tolak, untuk tak dapat di raih.Itulah yang kini mungkin sedang dirasakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
48
DMCA.com Protection Status