Semua Bab Istri Lugu Presdir Dingin: Bab 301 - Bab 310

480 Bab

Bab 303

Ting!Barra pun melihat ponselnya yang berbunyi, kemudian di pun tersenyum saat melihat sebuah foto yang dikirimkan padanya.[Kau lihat? Itu istri mu] Sandi.Barra tersenyum membaca pesan yang dikirimkan berikut dengan foto Asih dan Sandi yang berpegangan tangan dengan eratnya.Barra pun membalasnya dengan mengirimkan sebuah foto yang tak kalah mencengangkan, tepatnya saat menginap di rumah Bundanya.Diam-diam Barra mengambil foto Asih saat sedang tidur, bahkan dengan dirinya yang juga berada dalam selimut yang sama.Sesaat kemudian Barra pun langsung melihat panggilan masuk.Dia benar-benar merasa lucu, sebab Sandi langsung saja ingin berbicara dengan dirinya.Barra pun memilih untuk menjawabnya, meskipun merasa sangat tidak penting."Aku akan membuktikan bahwa, Bunda mu akan mati perlahan, setelah tahu kamu dan Asih hanya berpura-pura menjadi suami istri!" kata Sandi secara langsung dari seberang sana."Benarkah?" tanya Barra dengan santainya.Lagi pula bukankah Tias sudah tahu seja
Baca selengkapnya

Bab 304

Ting![Mas Barra, kamu sedang apa? Bisakah, kamu menjemput istri mu. Ban motornya pecah,] Asih.Baru saja Barra selesai memikirkan sesuatu hal yang dia pertimbangkan tentang wanita itu.Tetapi, sudah mengirim pesan. Bahkan, ada permintaan tolong juga di sana.[Tunggu, sebentar!] Barra.[Jangan lama] Asih.[Aku sedang buang air besar] Barra.[Dan, kamu membalas pesan juga] Asih.[Sedang mengejan juga] Barra.[Jorok] Asih.Barra tertawa kecil karena melihat pesan balasan dari Asih yang tampaknya sangat kesal padanya.Padahal dia sedang duduk di ruang kerjanya, tidak sedang berada di toilet untuk buang air. Itu hanya sebuah lelucon, namun Asih mengaggap itu adalah kebenaran.Barra pun menyambar kunci mobilnya, kemudian segera pergi.Hingga kini dia sampai di depan toko, ternyata Asih sudah menunggunya di depan toko.Dengan segera Asih pun masuk ke dalam mobil, dan memakaikan sabuk pengaman."Aku pengen cepat sampai rumah, soalnya aku lagi dapet. Mana tembus lagi, kalau aku naik ojek, tak
Baca selengkapnya

Bab 305

Lantas bagaimana dengan Sandi?Sandi sangat tidak terima dengan apa yang barusan terjadi.Bahkan Asih dan Barra tampak baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda keduanya akan berpisah seperti apa yang dikatakan oleh Asih.Berulangkali Asih meyakinkan, jika hubungan mereka berdua akan baik-baik saja. Tapi, kenyataan berbicara, seakan menepis dengan nyata.Membuat kepala Sandi yang hampir pecah memikirkan itu semua, sedangkan Asih dan Barra malah baik-baik saja.Ini sangat menjengkelkan sekali."Wanita itu benar-benar tidak bisa di beri kesempatan, dia seperti sedang mempermainkan aku. Apa jangan-jangan mereka berkerja sama untuk membuat aku terjatuh," tebak Sandi sambil terus mengemudikan mobil.Pikirannya benar-benar hanya tertuju pada hubungan Asih dan Barra yang tampak tidak ada masalah sama sekali.Dia tampaknya tak dapat menepikan pikiran buruknya itu.Karena seakan pernyataan tidak sama dengan kenyataan, buktinya keduanya tampak baik-baik saja."Baiklah, aku tidak bisa lagi diam. Wak
Baca selengkapnya

Bab 306

"Ya, ampun. Sandi, aku benar-benar pusing dengan keadaanku sekarang. Kamu pasti menghubungi aku, untuk marah-marah dan aku bisa gila kalau begini terus," umpat Asih.Dia yang sudah berada di dalam kamar, kini tengah merebahkan tubuhnya.Perutnya benar-benar tidak nyaman, itu karena sedang datang bulan.Kini bukan hanya perutnya yang tidak nyaman, tetapi juga pikiran, melihat layar ponselnya yang terus menyala dengan nama Sandi yang tertera.Berulangkali Asih mengabaikan panggilan tersebut, tetapi berulang-ulang pula Sandi terus menghubungi.Sepertinya pria itu tidak mengenal lelah, sedangkan untuk saat ini Asih sedang sangat ingin ketenangan.Mungkin dengan menghindari Sandi untuk saat ini.Ada apa?Bukankah biasanya Asih sangat bahagia jika Sandi yang menghubunginya?Lantas mengapa tidak dengan saat ini?Entahlah.Karena, kenyataannya dia pun menyerah dan akhirnya memilih untuk menjawab panggilan tersebut.Sebab, ponselnya terus berbunyi tanpa hentinya."Halo," jawab Asih dengan mala
Baca selengkapnya

Bab 307

Beberapa hari kemudian.....Sandi kini sedang berada di dalam mobilnya, tepatnya berada di depan toko kue tempat Asih bekerja.Tidak lama berselang, Sandi pun melihat Asih keluar dari toko.Dengan cepat dia turun dari mobil dan menarik tangan wanita itu, kemudian memaksa masuk ke dalam mobil."Sandi?" Asih pun terkejut melihat kehadiran Sandi, bahkan kini menariknya masuk dengan paksa ke dalam mobil.Asih ingin menolak, tetapi pergerakannya kalah cepat dengan Sandi yang kini duduk di sampingnya."Aku minta maaf kalau kemarin itu bikin kamu kesal. Aku nggak bisa jauh dari kamu, aku sayang sama kamu," Sandi pun memegang kedua tangga Asih.Menggenggam erat tangan wanita itu seakan tak ingin melepaskan sama sekali.Asih tak tahu harus berbuat apa, tetapi justru kini hubungannya dengan Barra sangat baik.Bahkan semakin membaik saja, Asih pun mulai merasa nyaman berada di dekat Barra.Lantas bagaimana dengan Sandi?Apakah masih ada keinginan untuk bersama dengan Sandi?Asih pusing sendiri s
Baca selengkapnya

Bab 308

Asih memegang kepalanya yang terasa begitu berat, sekujur tubuhnya pun terasa sangat letih.Dia pun mulai merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.Kemudian perlahan matanya pun terbuka, menatap sekiranya yang tampak begitu asing.Perlahan Asih pun mendudukkan tubuhnya, kembali menatap sekitarnya dengan lebih jelas."Kepala ku pusing sekali," Asih pun berusaha untuk memijat kepalanya, kemudian dia pun merasa mual.Mungkin karena terlalu banyak minum dan tidak makan sama sekali, bahkan dia baru terbangun di saat waktu siang telah tiba.Tapi, lagi-lagi Asih bingung dengan dirinya yang entah berada di mana."Ini kamar siapa?" tanya Asih pada dirinya sendiri.Kemudian dia pun sadar bahwa dirinya tanpa pakaiannya.Hanya selimut putih yang menutupi tubuh polosnya.Matanya pun melihat pakaiannya yang berserakan di lantai, membuatnya semakin bertanya-tanya akan apa yang sebenarnya terjadi.Sejenak dia mencoba untuk mengingat kejadian malam tadi.Saat itu Sandi membawanya ke tempat hiburan
Baca selengkapnya

Bab 309

[Nilam, kamu di mana?] Asih.[Di toko, Mbak Asih di mana? Mbak Nia, nyariin dari pagi. Katanya, dari semalam, Mbak Asih nggak pulang. Mbak Asih, dimana? Mbak Nia panik tau] Nilam.Jantung Asih terus saja berdetak kencang karena ketakutan, dia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.Hingga Asih pun segera meminta supir taxi untuk beralir arah dari yang sudah dia minta, ke arah yang lainnya.Artinya dia mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah Nia yang selama ini menjadi tempat tinggalnya.[Nilam, kamu pulang ke kosan ya. Aku langsung ke kosan kamu, jangan bilang ke Nia. Tolong, atau aku bunuh diri] Asih.[Mbak Asih, jangan bercanda. Nggak lucu] Nilam.[Aku serius] Asih.Nilam langsung meminta ijin untuk pulang terlebih dahulu, kebetulan Nia juga sedang berada di toko.Namun, seperti yang dikatakan oleh Asih, dia tak akan mengatakannya mengapa dia pulang di waktu siang begini."Mbak Nia, Nilam ijin pulang sekarang boleh, ya. Soalnya, ada, Ibu datang dari kampung. Kata, Ibu, kos.""Y
Baca selengkapnya

Bab 310

"Kenapa dia ada di tempat hiburan malam?" Barra cukup terkejut mengetahui keberadaan Asih malam ini, dia melihat dari GPS yang terhubung dengan seseorang yang sudah menjadi istrinya tersebut.Istri terpaksa mungkin tepatnya.Hari ini Barra terlalu banyak pekerjaan, sehingga tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal lainya, termasuk mantau Asih.Namun, saat memilih untuk beristirahat sejenak malah dia kejutkan dengan keberadaan Asih.Dia pun merasa ada yang tidak beres, karena tidak ada pesan di sana.Pesan seperti biasanya yang seharusnya menjadi petunjuk dengan siapa Asih pergi ke tempat seperti ini.Wajar saja, sebab saat itu Sandi langsung menuju toko dan menarik Asih dengan paksa. Hingga akhirnya Asih pun harus ikut dengan dirinya.Benar-benar tanpa ada janji terlebih dahulu melalui sambungan telepon seluler, baik pesan maupun panggilan.Hingga membuat Barra semakin penasaran saja saat ini."Kau mau ke mana?" tanya Dion saat melihat Barra yang bangkit dari duduknya dan berjalan deng
Baca selengkapnya

Bab 311

"Lepaskan!" seru Asih saat Barra berusaha untuk membuat Asih tidak melakukan hal di luar akalnya.Karena itu dapat melukai dirinya sendiri, tapi begitu sulit hingga akhirnya Barra pun menghubungi Niko.Mungkin saja dokter itu bisa menyuntikkan obat penenang agar Asih bisa menjadi lebih baik.Tidak menunggu lama Niko pun sampai dan melihat keadaan Asih yang sangat memprihatinkan.Kini bahkan wanita itu sedang tertutup selimut, sebab pakaiannya sudah terlepas.Sedangkan Barra masih berusaha untuk memegang dengan sekuat tenaga."Obat perangsang yang masuk ke dalam tubuhnya yang membuat dia seperti ini, sepertinya dosisnya melebihi batas. Aku rasa bukan hanya melalui minuman, tapi juga suntikan," jelas Niko setelah melihat keadaan Asih."Lalu?""Kau dan dia belum melakukannya hubungan pengantin, bukan?" tanya Niko secara langsung sambil tersenyum.Tapi senyuman Niko membuat Barra menahan kemarahan, bahkan ingin memberikan bogem mentah pada dokter itu."Aku tidak bercanda, kau tidak kasiha
Baca selengkapnya

Bab 312

Barra tak bisa fokus dalam bekerja, dia terus membayangkan wajah Asih saat berpapasan dengan dirinya beberapa saat yang lalu.Pikirannya kini benar-benar kacau setelah malam tadi.Dia yakin Asih pasti sangat membenci dirinya saat ini.Barra pun memikirkan nasib pernikahan mereka yang sepertinya akan segera berakhir.Mengingat perjanjian yang pernah dia katakan pada Asih sebelumnya.--Setelah mendapatkan hak sebagai suami, Asih boleh meminta cerai --Lalu bagaimana dengan saat ini?Akankah Asih meminta bercerai, sedangkan Bundanya sangat menyukai Asih sebagai menantunya.Akankah keadaan Tias akan tetap baik-baik saja setelah perceraian nantinya benar-benar terjadi.Bagaimana pula dengan Barra, karena setelah tadi malam rasanya dia tak bisa untuk melepaskan Asih lagi.Barra sendiri bingung dengan keadaan ini, mengapa bisa seperti ini?Tapi dia melihat keadaan Asih pun tampaknya baik-baik saja.Meskipun pulang ke rumah di hari yang sudah cukup siang."Bagaimana kabar mu, setelah tadi mal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
48
DMCA.com Protection Status