Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 251 - Bab 260

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 251 - Bab 260

639 Bab

BAB 251

Siapapun pasti sudah menduga, bahwa Thomas Lee sama sekali tidak dihormati dalam acara ini."Kamu berani main-main denganku? Jangan pikir aku tidak bisa marah karena ini! Kalau perlu, aku akan membeli hotel ini dan menendang kalian semua keluar dari sini." Ucap Thomas Lee mulai marah."Ma- maaf, tuan Thomas! Tapi, semua kursi di depan ini, benar-benar sudah dipesan oleh tuan Akbar Malik." Balas petugas tersebut mengigil ketakutan.Saat itu, Awan kembali menengahi dan memilih mengalah, "Pak Thomas, sudahlah! Tidak perlu meributkan masalah kursi. Ini hanya masalah kursi, duduk di manapun tidak akan membuat status kita otomatis jadi menurun. Kehormatan sebenarnya, ada di dalam sini." Ujar Awan menunjuk dadanya. Hal itu, sekaligus sebagai sindiran terhadap petugas dan juga Akbar Malik yang duduk tidak jauh dari sana dengan senyum menghina di wajahnya.Sementara, Karin yang juga bisa mendengar ucapan Awan karena segaja diucapkannya dengan cukup keras, hanya berkekspresi datar. Hanya matany
Baca selengkapnya

BAB 252

Ini adalah pengalaman pertama Awan mengikuti acara amal dan lelang seperti ini. Tapi, acara amal yang dibayangkan Awan, tidak sama dengan acara amal yang ada di negara asalnya.Acara amal ini, hanya bersifat selingan semata. Terbukti, tidak banyak orang yang terlibat dan ikut berpartisipasi. Namun, karena tamu undangan yang hadir di sana adalah para taipan kaya, panitia penyelenggara acara tetap dapat mengumpulkan donasi sesuai target mereka.Acara amal yang dijadikan sebagai acara pembuka itu sendiri, hanya berlangsung tidak lebih dari lima menit. Mereka yang hadir lebih antusias untuk menyambut acara lelang. Karena itu, mereka tanpa berpikir panjang, mengeluarkan cek dari saku mereka untuk amal agar acara seperti itu segera selesai.Setelah acara amal selesai dan panitia penyelenggara mengumumkan acara lelang akan segera dimulai, para pengunjung yang hadir di sana, seketika menjadi bersemangat dan antusias."Tuan Awan, hari ini ada total dua puluh barang yang akan dilelang. Tapi, un
Baca selengkapnya

BAB 253

Peter mencoba keberuntungannya terakhir kali dengan memasang harga, "Seratus empat puluh lima juta.""Seratus lima puluh juta." Balas Henry cepat dan tanpa ragu.Ekspresi Peter terlihat gelap, ia tidak mungkin berani menaikkan harga lebih dari ini.Senyum Henry mengembang, ketka melihat Peter tidak lagi berani menaikan harganya. Namun, saat Henry merasa jika kalung tersebut akan menjadi miliknya, tiba-tiba terdengar suara cukup keras dari kursi paling depan, "Dua ratus juta.""Wow! Kalung ini bernilai dua ratus juta sekarang! Bukankah ini sudah overprice?""Tidak heran. Lihatlah! Itu adalah tuan Akbar Malik."Beberapa peserta lelang kasak-kusuk dan ketika menyadari bahwa penawar terakhir itu adalah Akbar dari keluarga Malik, mereka tidak perlu lagi merasa heran. Hanya saja, mereka penasaran menunggu respons dari Henry Law atas tawaran tersebut.Beranikah Henry menaikan angka penawarannya dan melawan Akbar?Benar saja, melihat Akbar ikut ambil bagian untuk mendapatkan kalung 'Heart of
Baca selengkapnya

BAB 254

Semua orang dibuat terkejut, pemuda ini membuat semua orang berdebar-debar cemas. Namun, semua orang juga berharap untuk bisa menyaksikan apa yang akan terjadi berikutnya. Dia adalah satu-satunya orang yang berani menantang Akbar saat ini, di mana bahkan Awlia Shah yang merupakan orang dengan peringkat tiga terkaya saja, tidak berani secara terbuka menantang Akbar Malik.Namun, pemuda yang bukan siapa-siapa ini, tiba-tiba muncul dan mengajukan tawaran baru untuk bersaing dengan Akbar.Semua orang tertarik untuk mengetahui latar belakang pemuda ini, sampai-sampai dia berani menantang Akbar seperti ini.Di sisi lain, Karin yang melihat Awan ikut dalam penawaran kalung 'Heart of Ocean' tersebut, melirik Awan dengan tatapan tidak suka. Ia menduga, alasan Awan ikut dalam penawaran tersebut, pastilah karena wanita cantik yang duduk di sisi Awan saat ini.Karin tidak mengenalnya. Hanya saja, karena wanita ini duduk begitu dekat dengan Awan, membuatnya ikut membenci wanita tersebut.Karena it
Baca selengkapnya

BAB 255

Siapa yang tidak berdebar menyaksikan perang harga seperti ini?Bahkan, mereka yang memiliki nilai kekayaan pas-pasan, akan dibuat cemburu melihat dua orang ini menyebutkan nominal tawaran mereka. Seolah semua itu hanya angka semata bagi mereka."Kenapa tuan muda Akbar? Anda tidak berpikir untuk menyerah hanya dengan harga segitu, 'kan?" Tanya Awan dengan senyum mengejek.Akbar seperti dipaksa untuk bertarung habis-habisan jika ingin memenangkan persaingan ini. Dengan ekspresi keruh, ia berkata, "Lima puluh lima."Prok, prok.Awan bertepuk tangan dan memuji Akbar, meski itu lebih terlihat sebagai sindiran daripada makna yang sebenarnya, "Wow, tidak kusangka jika tuan Akbar benar-benar kaya. Ini membuatku semakin bersemangat untuk mendapatkan kalung ini.""Enam puluh juta."Akbar menatap Awan dengan penuh kebencian. Namun, ia tidak ingin menyerah begitu saja, "Delapan puluh juta.""Wow."Para pengunjung yang hadir terperangah dengan nilai tawaran Akbar. Nilai kalung ini, sudah hampir t
Baca selengkapnya

BAB 256

Item berikutnya tidak kalah berharga, itu adalah lukisan terkenal pada masa dinasti Qing.Namun Awan sama sekali tidak berminat, karena ia bukanlah kolektor. Namun, item terakhir membuat Rhaysa yang semula hanya diam, menunjukkan minatnya."Item berikutnya adalah batu hitam misterius, yang telah ditemukan oleh tim Arkeolog dari Hong Kong University. Hanya saja, kami tidak tahu batu apa ini. Para ahli juga tidak bisa menyimpulkan batu apa ini sebenarnya. Namun, batu ini memiliki tekstur dan ketahanan yang tidak biasa. Kami telah mencoba membelahnya, namun tidak ada satupun cara yang berhasil."Itu adalah batu hitam. Bukan batu meteor dan bukan juga batu langka. Karena itu, pemandu lelang hanya membuka harga sepuluh ribu dolar Hong Kong dan memang, tidak satupun peserta lelang yang terlihat berminat. Karena menganggap batu tersebut sama sekali tidak berharga."Mas, aku ingin batu itu." Ucap Rhaysa tiba-tiba.Hal itu membuat Awan heran, "Kamu ingin batu itu?" Tanya Awan seolah tidak perc
Baca selengkapnya

BAB 257

Awan bermaksud untuk bicara dengan Karin setelah acara lelang tersebut selesai. Hanya saja, saat Awan hendak menemuinya, Akbar telah membawa Karin ke luar terlebih dahulu. Hal yang wajar, mengingat dalam acara tersebut membuat Akbar sampai kehilangan cukup banyak uang, untuk benda yang tidak seharusnya memerlukan pengeluaran sampai sebanyak itu.Hal itu membuat Awan harus kecewa. Karena, salah satu tujuannya datang ke negera ini adalah demi membawa Karin pulang. Ia kecewa dengan perubahan Karin yang sekarang.Awan bahkan hampir tidak mengenali sosok Karin yang sekarang. Apa karena Akbar dan status Karin saat ini yang merupakan kekasih seorang konglomerat, membuat apapun yang diinginkan Karin bisa dengan mudah didapatkannya, membuat Karin berubah? Atau, memang seperti inilah sifat Karin yang sebenarnya?Awan hanya berharap, jika ia dapat membawa Karin kembali dan mengembalikannya pada karakter Karin yang dahulu. Awan terpaksa kembali menemui Rhaysa dan yang lainnya dengan tangan hamp
Baca selengkapnya

BAB 258

Awan menatap penasaran, saat Rhaysa dengan tanpa mempedulikan rasa penasaran Awan, menempatkan batu hitam tersebut di tengah ruangan. Setelah itu, Rhaysa sibuk mencari sesuatu di sekeliling kamar."Hmn, aku butuh wadah air." Ujar Rhaysa, setelah hanya menemukan sebuah baskom kecil berbahan stainles dari kamar mandi."Jika kamu membutuhkannya, kita bisa menghubungi pihak hotel." Ujar Awan melihat kebingungan Rhaysa."Ah, kamu benar, mas." Ujar Rhaysa dan segera menelpon pihak hotel.Tidak lama, salah seorang roomboy mengantarkan enam baskom yang persis sama ke kamar mereka."Sebenarnya ini buat apa?" Tanya Awan penasaran dengan apa yang hendak dilakukan Rhaysa.Saat itu, Rhaysa mengatur tujuh baskom tersebut dengan posisi melingkar, dengan masing-masing baskom telah diisi penuh air sebelumnya.Rhaysa tidak langsung menjawab pertanyaan Awan dan sibuk dengan pekerjaannya. Setelah, semuanya dirasa tepat, Rhaysa segera berkata, "Sekarang, mas duduk di tengah lingkaran ini dan pegang batuny
Baca selengkapnya

BAB 259

Keraguan Awan bukan tanpa sebab. Kekuatan api miliknya, bukan api sembarangan. Itu adalah api neraka! Walau hanya sedikit, api tersebut memiliki panas yang berbeda dari api biasa. Jika ia menambahkan tekanan apinya sedikit lagi. Awan khawatir, hal itu dapat menyebabkan ruangan tersebut terbakar dan bahkan bisa membahayakan Rhaysa. Tentu saja, Awan tidak mau hal itu terjadi. "Tidak usah khawatir. Lakukan saja, mas! Formasi tujuh mata air samudera ini akan dapat meredamnya." Ujar Rhaysa tanpa ragu. Awan melihat tujuh baskom yang mengelilinginya, ia tampak ragu sejenak. Tapi, ketika ia melihat lebih jauh, terlihat dari dalam air memancar cahaya samar. Seperti permata yang sedang memantul cahaya. Detik itu, Awan baru paham tujuan Rhaysa membuat tujuh baskom air tersebut sebelumnya. Ternyata itu berfungsi untuk meredam kekuatan apinya. Karena itu, Awan coba menaikkan level apinya. Seperti ucapan Rhaysa sebelumnya, suhu ruangan masih stabil. Bahkan kekuatan apinya bisa terkonsentrasi
Baca selengkapnya

BAB 260

"Syukurlah, akhirnya kamu bangun juga!" Ucap Awan lega begitu melihat Rhaysa akhirnya membuka matanya.Rhaysa telah pingsan selama empat jam lebih lamanya, setelah Awan berhasil mengeluarkan batu hijau dari dalam batu hitam yang dimenangkan Rhaysa di pelelangan.Sebelumnya, Rhaysa telah berjuang mati-matian untuk menahan kekuatan api Awan dan sampai membuatnya kehilangan kesadarannya.Awan tidak bisa menutupi kecemasannya saat melihat Rhaysa jatuh pingsan. Ia coba menyalurkan energi alamnya untuk memulihkan kondisi Rhaysa. Hanya saja, energi murninya seakan tidak bisa menyatu ke dalam tubuh Rhaysa.Rhaysa seakan memiliki dasar energi yang berbeda dengan energi murni pada umumnya. Sehingga, saat Awan coba menyalurkan kekuatannya, ada penolakan alami dari dalam tubuh Rhaysa dan itu membuat Awan tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya.Beruntungnya, kekuatan yang terdapat di dalam tubuh Rhaysa seakan bisa melakukan tugasnya dengan sendiri dan mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
64
DMCA.com Protection Status