Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 271 - Bab 280

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 271 - Bab 280

639 Bab

BAB 271

"Sial, bagaimana dia bisa pergi begitu saja?" Geram Olivia tersentak, saat melihat Awan menghilang begitu tiba-tiba bersama musuh dan meninggalkan dirinya yang kini terpaksa harus menghadapi dua orang pasukan bintang yang masih berada di bawah kendali Karra.Ekspresi Olivia tampak gelisah dan khawatir. Dari dua orang pasukan bintang yang saat itu sedang berjalan mendekatinya, Olivia bisa merasakan ancaman yang sangat besar. Olivia merasa, dirinya seperti sedang ditatap oleh seekor predator ganas dan membuatnya ketakutan. Keduanya merupakan pasukan bintang klan Sanjaya dan dengan level mereka, jelas membunuh Olivia akan semudah membunuh semut. Bagaimana Olivia tidak cemas dibuatnya?Padahal sebelumnya, Awan telah berjanji akan mengirim Gundala untuk membantunya. Tapi, sampai detik itu, dia tidak melihat kehadiran Gundala sama sekali.'Sial, jangan bilang kalau Awan lupa dengan ucapannya sendiri?' Pikir Olivia dan berpikir andai dirinya bisa menghilan
Baca selengkapnya

BAB 272

Gundala menghentikan langkah kakinya dan menatap Olivia dari sudut matanya.Olivia berkata dengan malu-malu, jantungnya berdebar keras saat teringat dengan bantuan Gundala terakhir kali dan ini adalah kali kedua Gundala menyelamatkannya. Tidak peduli, apa Gundala itu manusia atau bukan, Olivia merasakan jantungya berdebar keras karena mengakui kehebatan Gundala. Karena itu, ia berkata dengan malu-malu, "Terimakasih karena telah menyelamatkanku lagi."Wajah Olivia memerah layaknya seorang gadis remaja yang sedang jatuh cinta.Gundala hanya mengangguk kecil sebagai jawaban dan lalu terbang begitu saja ke arah dua pasukan bintang. Dia tidak bisa lama berada di sana, karena dia harus segera membantu Awan. Sebagai senjata pusaka yang terhubung dengan Awan, adalah tugasnya untuk melindungi dan membantu Awan.Namun, di saat bersamaan, Gundala juga bisa merasakan jika Awan saat itu sedang terdesak oleh musuh. Dia juga dapat merasakan apa
Baca selengkapnya

BAB 273

Pertarungan berjalan sedikit lebih imbang, begitu Gundala datang dan berubah menjadi pedang hitam. Awan dengan pedang hitam ditangannya, terlihat bagai melaikat pencabut nyawa yang sedang menggila. Setiap tebasannya ikut membawa petir hitam yang sangat kuat.Hanya saja, lawan malaikat maut ini adalah iblis yang lebih kuat. Awan masih belum memiliki solusi untuk bisa mendekati Karra, setelah bertukar ratusan jurus. Kekuatan mereka seakan berkebalikan. Jika Awan sangat kental dengan daya hancurnya, kekuatan Artemis Stone yang menguasai Karra, justru terlihat begitu lembut dan tidak kasat mata.Sulit untuk menerka, serangan angin Karra akan menyerang dari sisi mana? Karena serangannya tidak berbentuk. Luka yang ditimbulkan dari serangan perisai angin Karra juga begitu halus. Namun, jika luka seperti itu menumpuk dalam jumlah banyak, bahayanya justru akan jauh lebih besar dari serangan fisik secara langsung."Sial, kekuatan anginnya benar-benar menyusahkan." Ujar Awan kesal dan kini, pak
Baca selengkapnya

BAB 274

Sepeti sebelumnya, meski perisai energi Awan begitu kuat. Namun, sifatnya sangat kasar dan padat. Serangan angin milik Karra dengan mudah akan bisa menembus pertahananannya dan berhasil mencabik-cabik tubuh Awan sepenuhnya. Karra menyadari, pemuda ini juga memiliki kemampuan penyembuhan diri yang luar biasa. Karena itu, kali ini ia menyerang dengan kekuatan penuhnya. Ia tidak akan membiarkan Awan untuk memulihkan diri sedikitpun. Ia ingin melihat, apa Awan masih bisa menyembuhkan bagian tubuhnya yang terpotong.Serangan pedang angin tersebut, bergerak seperti badai besar dan seketika menyerbu tubuh Awan tanpa bisa dihentikan oleh apapun. Gundala sendiri, yang melihat itu dari kejauhan sampai gemetar. Ia khawatir dengan keselamatan Awan. Tuannya seperti berjudi dengan rencananya dengan sengaja memisahkan Gundala dan membuatnya sebagai kartu as terakhirnya untuk menyempurnakan rencananya.Dhuar!Saat Karra berpikir bahwa serangannya akan berhasil mencincang Awan menjadi ribuan keping
Baca selengkapnya

BAB 275

Rasa penasaran Awan, membuat Awan menyentuh Artemis Stone dan tergoda untuk mencoba kekuatannya. "Tuanku, tolong jangan lakukan itu! Anda hanya akan dikuasai oleh kekuatan Artemis Stone seperti halnya Karra." Ujar Gundala mengingatkan, saat melihat Awan mulai melepaskan kalung naga hijau dari lehernya. Gundala khawatir, jika saat itu Awan sedang tergoda untuk memiliki kekuatan besar secara instan.Tapi, Awan seperti tidak mendengarkan ucapan Gundala dan melepaskan kalung naga hijau begitu saja. Saat itu terjadi, Artemis Stone mulai menyala sekali lagi. "Tidak! Tuanku, tolong hentikan!" Teriak Gundala cemas dan merasa Awan akan terpengaruh oleh Artemis Stone.Saat kritis seperti itu, sebuah suara terdengar dalam relung bathin Awan, "Mas, hentikan!"Tangan Awan terhenti dan bergetar. Ia seakan terpaku di tempat, terjadi perang bathin yang sangat hebat dalam dirinya. Antara godaan dari Artemis Stone untuk bisa membangkitkan kekuatan penuhnya dan suara Rhaysa yang sedang berusaha menyad
Baca selengkapnya

BAB 276

Sehari sebelumnya.Akbar yang terlihat masih uring-uringan, memanggil beberapa pengawal terbaik keluarganya. Mereka adalah duo saudara kembar yang terkenal dengan kemampuan membunuhnya. Orang timur tengah menyebut profesi mereka sebagai 'Hassasin'.Tentu saja, ini bukan sekedar sebutan semata. Mengingat keduanya memiliki kecepatan membunuh yang begitu mematikan. Hingga mereka dilirik oleh keluarga Malik untuk dijadikan bagian dari organisasi pengawal rahasia keluarga.Salah satu alasan kenapa keluarga Malik begitu disegani di Timur Tengah hingga Asia adalah adanya keberadaan organisasi menakutkan ini. Banyak keluarga besar yang coba menentang keluarga Malik, menghilang secara misterius dalam waktu sekejap mata, disebabkan oleh organisasi pengawal keluarga Malik.Sehingga, siapapun akan berpikir seribu kali jika berpikir bisa melawan kekuasaan keluarga Malik.Akbar menyimpan dendam yang begitu dalam terhadap Awan. Karena itu, ia mengumpulkan semua kekuatan yang ia miliki untuk coba men
Baca selengkapnya

BAB 277

Para penjaga di kediaman Akbar segera keluar dan menghentikan sebuah mobil SUV hitam ketika mencoba masuk ke dalam area rumah.Di sana, tidak kurang dari seratus orang penjaga bersenjata lengkap menjaga keamanan rumah salah satu orang terkaya di Hong Kong tesebut dan mereka semua adalah para profesional yang sengaja dipekerjakan oleh Akbar untuk menjaga keamanan rumahnya. Selain terlatih, mereka juga telah dilengkapi oleh berbagai senjata modern.Dengan keamanan seketat dan sekuat itu, bahkan jika negara ini mengalami kudeta militer sekalipun, mustahil bagi pemberontak untuk bisa memasuki kediaman Akbar dengan mudah.Empat orang penjaga berdiri di depan mobil SUV, sementara belasan lainnya bersiap dengan mengarahkan moncong senjata mereka ke arah mobil. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan juga memiliki senjata anti tank yang beroperasi secara otomatis."Hari ini, kediaman tuan Akbar tertutup bagi siapapun." "Tidak peduli kalian telah membu
Baca selengkapnya

BAB 278

Ucapan Awan seperti vonis akhir darinya. Masih cukup baik, Awan memberi sedikit waktu bagi mereka. Akbar telah berani menculik Rhaysa dan Awan tidak akan berkompromi dengannya. Namun, Awan masih berpikir untuk berbelas kasihan pada para penjaga ini. Bagaimanapun, mereka hanyalah tentara bayaran. Selama mereka tidak ikut terlibat dalam penculikan Rhaysa, maka Awan masih dapat mengecualikan mereka.Wossh.Sebuah meriam ditembakan tepat ke arah Awan dari lantai dua, dalam rumah.Mata Awan menyipit tajam, "Sepertinya mereka tidak layak untuk dikasihani!"Api berwarna hitam keluar dari tubuh Awan dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Seketika, suasana yang sempat hening segera berubah menjadi teriakan yang menyayat hati.Setiap Awan berjalan, di bawah kakinya terdapat genangan darah dan tubuh-tubuh bergelimpangan dalam keadaan tanpa nyawa.Pasukan penjaga berteriak panik, jumlah mereka berkurang secara signifikan hanya dalam
Baca selengkapnya

BAB 279

Awan hanya menatap dingin sepuluh pria ini, "Kalian hidup, jika kalian mengatakan di mana Akbar dan kalian mati, jika kalian coba menyembunyikannya." Lanjut Awan tanpa menghiraukan mereka. Sepuluh orang ini, adalah para pengawal kepercayaan Akbar dan mereka juga bagian dari pasukan elit keluarga Malik. Bagaimana mereka bisa menerima ada orang yang tidak menghormati mereka dan memperlakukan mereka seolah bukan siapa-siapa?"Tidak perlu banyak bicara, kakak. Kita habisi saja mereka dan kita kirim kepala mereka pada tuan Akbar sebagai persembahan atas kejahatan yang telah mereka lakukan.""Baiklah. Bunuh ketiganya!"Segera, tujuh orang maju untuk menyerang Awan.Awan yang sedang dikuasai amarahnya, berkata pada dua pasukan bintang di belakangnya, "Kalian urus mereka. Aku tiga orang di belakang sana!""Siap, ketua!" Dua dari tujuh orang yang semula menargetkan Awan, di buat kecele. Karena mendapati serangan mereka hanya menyen
Baca selengkapnya

BAB 280

Khaled Malik merupakan seorang tetua dalam keluarga Malik dan juga seorang ahli beladiri yang namanya sangat disegani dikalangan para Kultivator. Sosoknya merupakan salah satu puncak kekuatan yang membuat nama keluarga Malik sangat disegani di Timur Tengah hingga dunia mancanegara.Selama ini, pria yang sudah lama pensiun sebagai kepala keluarga Malik ini, fokus untuk meningkatkan kultivasinya, dan sekarang ia tiba-tiba kembali ke kediaman utama untuk melihat keluarganya, setelah belasan tahun mengasingkan diri.Saat ia kembali, itu adalah sehari setelah Akbar meminta keluarga utama untuk mengirmkan dua ahli beladiri terbaik keluarga utama untuk membantu urusannya.Tidak ada yang ganjil dari permintaan Akbar tersebut. Karena biasanya Akbar juga melakukan hal yang sama, setiap kali menghadapi masalah yang sulit dihadapinya sendiri di luaran sana.Hanya saja, saat Khaled mendengar dari kepala pelayan mereka, tentang siapa nama orang yang coba dilawan oleh Akbar, membuat Khaled seketika
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
64
DMCA.com Protection Status