Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 291 - Bab 300

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 291 - Bab 300

639 Bab

BAB 291

Suasana seketika menjadi mencekam dengan pemandangan horor yang terjadi di tengah ruangan. Bahkan, para pengawal pribadi Akbar dibuat tidak berdaya untuk menyelamatkan tuan mereka.Awan seakan tidak mempedulikan status Akbar yang berasal dari keluarga Malik dan hanya fokus pada tujuannya. Seolah, nama keluarga 'Malik' ini tidak cukup untuk menakutinya."Bajingan, kau lepaskan tuan muda Akbar sekarang juga. Jika tidak! Bukan hanya kamu, tapi seluruh teman-teman dan juga keluargamu akan ikut menanggung pembalasan keluarga Malik kami.""Keluargamu bahkan akan menanggung akibat yang paling parah karena pembalasan keluarga Malik." Ancam Sadas dengan mata memerah karena emosinya yang memuncak.Awan menyipitkan matanya dan menatap dingin ke arah dua pengawal kembar Akbar tersebut."Kalian coba mengancamku dan juga keluargaku?" Awan tertawa sinis."Sayangnya, keluarga Malik kalian tidak cukup memenuhi kualifikasi untuk menakutiku."Plak!
Baca selengkapnya

BAB 292

Sayangnya, Awan tidak berniat berhenti saat ini. Selama Akbar, masih bungkam dan belum mengembalikan Rhaysa dalam keadaan selamat padanya. Maka, selama itu juga ia akan meneruskan siksaanya. Meski jika dengan begitu, ia sampai harus memotong-motong seluruh tubuh Akbar.Ketika Awan berniat untuk meneruskan siksaan, seseorang datang dengan gerakan yang begitu cepat menuju ke arahnya.Wosh!Awan tidak bisa menganggap main-main orang yang baru saja datang tersebut, karena kekuatannya cukup bisa membuat dirinya merasa tertekan.Orang tersebut langsung menyerbu ke arahnya dan Awan berhasil menghindarinya. Hanya saja, pria tersebut berhasil meraih Akbar dari cengkeraman Awan.Tidak jauh dari tempatnya berdiri, seorang pria tua dengan jubah putih mendarat ke lantai dengan Akbar di tangannya. Terlihat ekspresinya yang terlihat begitu sedih dan penuh penyesalan, ketika melihat kondisi Akbar yang terlihat begitu menggenaskan. Pria tua ini, meletakkan Akbar de
Baca selengkapnya

BAB 293

Tidak masalah, jika cucu ketiganya itu melakukan hal yang disebutkan Awan barusan terhadap wanita lain. Tapi, cucunya itu telah berani menculik tunangan dari seorang Sanjaya dan bahkan memperkosa temannya. Seorang Khaled pun, bahkan kehilangan rona wajahnya ketika menyadari betapa seriusnya masalah ini. 'Sial, anak ini telah mengundang kiamat dalam keluarga.' Pikir Khaled dipenuhi kemarahan. Bahkan dirinya pun, tidak yakin bisa menyelesaikan masalah ini dengan damai, mengingat betapa besarnya kesalahan yang telah dilakukan oleh cucunya tersebut.  Jika Khaled tidak menyelasaikan masalah ini dengan baik. Tidak tertutup kemungkinan, keluarga Maliknya akan ikut menanggung akibat dari masalah ini. Meski Khaled kuat, ia tidak akan sanggup menghadapi kemarahan seluruh klan Sanjaya. Ekspresi Khaled semakin memburuk ketika membayangkan kemungkinan tersebut. Ia melirik cucunya yang tidak tahu diri itu, yang menyebabkan masalah besar seperti ini. De
Baca selengkapnya

BAB 294

"Kakek, aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi." "Aku- aku tidak bisa menghubungi seorangpun dari mereka." Jawab Akbar bingung."Katakan, berapa nomor seri helikopter yang digunakan oleh anak buahmu?" Tanya Khaled berpikir cepat untuk menemukan solusi dari masalah ini.Selanjutnya, ia segera menelusuri nomor seri helikopter yang diberikan oleh Akbar. Bagi Khaled, bukan hal yang sulit untuk menelusuri keberadaan heli ini, dengan begitu kuatnya sumber daya yang keluarganya miliki.Hanya dalam beberapa detik, Khaled segera mendapatkan informasi tentang helikopter ini. Tapi, berita yang didapatkannya sama sekali tidak menyenangkan untuk didengar."Apa- apa yang kamu katakan? Heli ini kehilangan kontak dan menghilang dari radar?" Ujar Khaled dengan wajah tegang. Jantungnya berdegub kencang dan ia merasa tidak tahu lagi, bagaimana harus menjelaskan masalah ini pada Awan. Khaled hanya bisa memaksa orang-orangnya untuk terus mencari jejak keberadaan helikopter dan penumpangnya. Kalau pe
Baca selengkapnya

BAB 295

"Mau menyerang ketua? Tidak semudah itu." Teriak pasukan bintang dan segera melompat ke depan untuk menghadang serangan dua orang yang baru datang tersebut.Dhuar!Tabrakan dua energi yang sangat besar, pecah di udara.Namun, keberuntungan sepertinya tidak berpihak pada pasukan bintang. Karena kekuatannya sama sekali tidak cukup untuk menghadang dua orang pendatang tersebut.Seketika, tubuhnya meluncur deras ke belakang dan terhempas di lantai dalam jarak lima puluh meter dari posisi Awan.Kondisi pasukan bintang cukup menggenaskan dan ia mengalami cidera yang cukup parah dan membuatnya sulit untuk bisa berdiri lagi."Ke-ketua, ma-maafkan aku. Aku.." Pasukan bintang tidak sempat meneruskan kalimatnya, sebelum ia muntah darah untuk kedua kalinya dan jatuh pingsan.Tatapan Awan menjadi dingin, tapi ia tidak terpengaruh dengan kekalahan pengawalnya tersebut."Ternyata kamu sudah mempersiapkan mereka dari awal? Dua orang dengan kekuatan setara dewa perang. Lumayan!"Khaled sendiri, cukup
Baca selengkapnya

BAB 296

Awan terdorong satu langkah mundur, begitu kakinya terjejak ke atas lantai.Hal berbeda terjadi dengan Khaled, ia mundur sampai empat langkah jauhnya begitu terjejak ke atas lantai dengan wajah terlihat sedikit pucat.Selain itu, lengan jubahnya terlihat hancur dan berubah gosong.Khaled tidak percaya dengan apa yang terjadi."Kekuatanku kalah darinya?" Gumam Khaled dengan ekspresi tidak percaya."Hoergh."Khaled bahkan sampai memuntahkan seteguk darah hitam setelah itu. Dari sini, sudah terlihat siapa yang lebih unggul sebenarnya. Kekuatan Awan masih berada satu tingkat di atasnya, 'Bagaimana itu mungkin terjadi?'Di Asia dan bahkan dunia, Khaled adalah salah satu kekuatan yang disegani. Dia adalah satu dari sedikit orang yang hampir menerobos level immortal atau setengah dewa. Hanya sedikit orang yang bisa menghadapinya saat ini dan kemampuannya setara dengan Abimana, presiden Divisi Zero.Namun hari ini, ia mendapati kenyataan yang sangat pahit. Bahwa seorang pemuda seperti Awan b
Baca selengkapnya

BAB 297

Teluk Bengala tiba-tiba dikunjungi oleh puluhan kapal besar yang terdiri dari kapal pesiar, kapal militer, hingga kapal selam lengkap teknologi mutakhir. Tujuan mereka satu, mencari keberadaan Rhaysa. Tidak hanya kapal, beberapa pesawat tempur dan helikoter berulang kali melintasi area ini hingga lepas pantai, Samudera Hindia.Mereka bukan pasukan pencari pemerintah dari negara manapun, melainkan milik sebuah keluarga berpengaruh. Siapa lagi yang memiliki fasilitas secanggih dan selengkap ini, jika bukan klan Sanjaya.Tidak main-main, Awan segera mengerahkan kekuatan besar klannya untuk mencari jejak keberadaan Rhaysa. Meski Akbar atau Khaled tidak meberitahu jejak keberadaan Rhaysa padanya. Namun, ia bisa mendengar jelas isi percacakapan mereka melalui telepon sebelumnya. Sehingga, setelah selesai dengan mereka, Awan segera menghubungi klannya dan meminta melakukan pencarian besar-besaran untuk menyisir tempat menghilangnya Rhaysa. Namun, setelah seharian mencari, mereka masih bel
Baca selengkapnya

BAB 298

Mereka telah melakukan pencarian sampai seminggu lamanya dan masih tidak membuahkan hasil apapun. Dengan peralatan canggih yang mereka miliki, mustahil rasanya bagi mereka untuk melewatkan apapun di bawah laut sana. Namun, hasilnya ternyata masih nihil dan kenyataan itu, mulai membuat semua orang merasa putus asa.Selama itu juga, Amanda mengontak Awan setiap malamnya untuk menanyakan kabarnya. Meski ia tidak bertanya langsung masalah yang sedang dihadapi Awan. Namun, ia terus menyemangati Awan dengan caranya sendiri. "Tuan, tim kita saat ini telah menyebarkan pencarian hingga ke Madagaskar dan juga laut Arab. Kami menunggu instruksi lebih lanjut dari anda!" Tanya salah seorang kapten kapal meminta pendapat Awan.Sepertinya, semua orang mulai pesimis dengan peluang mereka menemukan Rhaysa. Namun, tidak dengan Awan. Ia masih yakin, bahwa Rhaysa masih hidup saat itu.Ia seperti bisa merasakan bahwa Rhaysa masih hidup dan berada disuatu tempat. Tapi, ia tidak bisa memastikan lokasinya a
Baca selengkapnya

BAB 299

Ketika Amanda menyambut kedatangan Awan di bandara, ia bisa melihat betapa kusutnya penampilan Awan saat itu. Lingkar matanya terlihat menghitam, yang menandakan bahwa ia tidak pernah beristriahat selama seminggu terakhir atau bahkan lebih lama dari itu. Amanda tahu bahwa Awan pulang hari itu dan memutuskan bahwa dia yang akan menjemput Awan ke bandara. Sudah beberapa bulan mereka tidak bertemu dan Amanda cukup lama memendam kerinduan pada pemuda tampan ini, meski tidak pernah terucap kata rindu sekalipun dari bibirnya. Meski Amanda terkadang bersikap galak saat bicara dengan Awan, namun ia juga sangat pengertian dengan tidak bertanya apapun saat mereka bertemu. Sebaliknya, Amanda meraih tangan Awan dan membawa Awan ke mobilnya. Begitupun saat mereka berdua berada di dalam mobil, Amanda sama sekali tidak bicara dan membiarkan Awan larut dengan lamunannya. "Hmn, di mana ini?" Tanya Awan heran, saat Amanda justru membawanya ke apartemennya dan bukan ke rumahnya. "Ini adalah aparteme
Baca selengkapnya

BAB 300

"Buka pikiranmu dan bayangkan wanita itu, agar aku bisa menemukan keberadaannya." "Emang harus seperti itu prosesnya?" Tanya Awan dan lebih terkesan sebagai bentuk keberatan. Amanda seketika memelototinya dengan dingin, "Kamu mau menemukannya atau tidak?" Tanya Amanda kesal. "Hmn, oke, baiklah." Ujar Awan dengan berat hati melakukan apa yang diminta oleh Amanda. "Kecuali kalau kamu takut perbuatan mesum kalian terlihat olehku." Tambah Amanda dan membuat seringai diwajah Awan menjadi lebih buruk. "Tidak ada kejadian seperti itu. Kamu bisa melihat apapun yang kamu mau." Ujar Awan salah tingkah dan berusaha untuk tidak terlihat lebih buruk dari itu. Amanda menyentuh dua sisi kepala Awan dengan jari-jarinya. Saat itu, ia mulai masuk ke dalam alam pikiran Awan untuk melihat keberadaan Rhaysa dan mengunci auranya. Adegan seperti itu berlangsung sekitar lima menit dan Awan menjerit tertahan saat Amanda melepas tangannya dari kepalanya. Awan merasakan hawa sangat dingin menusuk kulit ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
64
DMCA.com Protection Status