Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 281 - Bab 290

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 281 - Bab 290

639 Bab

BAB 281

Selepas kepergian Khaled, keluarga utama Malik yang masih tinggal di sana terlihat tegang dan rata-rata mereka berwajah muram.Saat itu, Yama anak pertama Judas angkat bicara, "Menurutku, kakek terlalu melebih-lebihkan kekuatan klan Sanjaya ini. Pikiran kakek masih terjebak di masa lalu dan sekarang jaman sudah banyak berubah.""Kita memiliki seratus pasukan elit terbaik dunia dan kita juga memiliki kekuatan militer dan persenjataan modern. Apa lagi yang perlu kita takutkan?"Sebelumnya, Yama tidak berani bicara, karena aura kakeknya yang terlalu mendominasi dan membuatnya tidak berani mengungkapkan isi pikirannya, meskipun ia menginginkannya."Benar, apa yang dikatakan kakak itu, ayah! Dengan kekuatan keluarga kita saat ini, mustahil ada yang bisa mengalahkan keluarga kita." Ujar Alkan, Adik Yama ikut mendukung pendapat kakaknya.Ia juga menambahkan, "Jika kakek takut karena tidak bisa menyaingi kekuatan klan Sanjaya dua puluh tahun lalu. Sekarang, kekuatan kita sudah jauh berkembang
Baca selengkapnya

BAB 282

"Kalian hanya bisa sampai di sini. Kembalilah, jika tidak, kami tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan kami lakukan pada kalian.""Jalan ini, tertutup bagi siapapun!" Teriak Ekin Fong, satu dari tujuh naga Fong, menghentikan langkah Awan.Di belakang mereka telah berbaris rapi, ratusan anggota gengster Shui Fong yang telah bersiap dengan berbagai senjata tajam di tangan mereka masing-masing. Seolah mereka sudah bersiap untuk berperang dan menghancurkan siapapun yang berani masuk melewati gerbang perbatasan.Melihat dari kesiapan mereka, Akbar sepertinya tidak main-main dengan memobilisasi semua kekuatan yang ia miliki. Bahkan klan Shui Fong berani setia mengikuti perintahnya hingga ke tempat ini, hanya untuk menghentikan Awan dan siapapun yang berani mengusik rencananya.Lagian, di sana adalah markasnya klan Hidden Dragon. Bagaimana mungkin, semua pasukan utama klan Shui Fong bisa berada di sana dalam jumlah yang cukup besar, jika bukan Akbar sendiri yang telah menarik mereka
Baca selengkapnya

BAB 283

Tidak hanya Gundala, satu orang pasukan bintang yang berada di belakang Awan, seketika juga mengeluarkan kekuatan murninya. Ini adalah jurus bintang pembunuh yang sangat kuat dan menjadi andalan utama pasukan bintang klan Sanjaya saat bertempur. Jurus ini kuat saat digunakan sendiri dan akan tidak terkalahkan jika digunakan dalam formasi besar."Lakukan!"Wosh!Begitu Awan mengeluarkan perintahnya, keduanya berubah menjadi jejak bayangan. Dan suara berikutnya yang terdengar, hanyalah jerit kematian dari pasukan Shui Fong.Bahkan, enam naga Shui Fong yang terkenal, tidak mampu berbuat banyak melawan Gundala dan satu orang pasukan bintang. Ke manapun Gundala melesat, genangan darah terbentang di belakangnyaSaat bersamaan dengan itu, Awan berjalan dengan begitu tenang membelah barisan musuh. Tidak ada satu orangpun yang sanggup menghentikan langkah kakinya."Aaaaa..""Aaaaa.."Ketimbang menyebut ini sebagai sebuah pertempuran, suasana saat itu lebih cocok disebut sebagai ajang pembata
Baca selengkapnya

BAB 284

Tidak salah jika orang seperti itu, menjadi bagian dari klan Sanjaya.Ataupun jika Awan sampai kalah di sana nantinya, pasukan elit Sanjaya pasti akan datang untuk membantunya. Kenekatannya datang ke markas musuh berdua saja, sudah cukup untuk membuktikan betapa besar kepercayaan diri Awan saat ini.Dragon Lee memustuskan untuk mempercayai instingnya itu.Segera, ia mengumpulkan sepuluh petinggi klannya yang lain beserta seluruh pasukan terkuat yang mereka miliki. Posisinya adalah yang paling dekat dengan lokasi markas klan Hidden Dragon dan memutuskan bergerak terlebih dahulu, ketimbang menunggu pasukan elit yang dikirim oleh Thomas dan rekannya.Ketika Dragon Lee dan pasukannya dalam perjalanan ke sana, ia sudah membayangkan akan menghadapi pertempuran yang sangat besar nantinya. Namun, apa yang tersaji dihadapannya saat ia datang, sungguh di luar dugaan!Dibanding pertempuran besar seperti bayangannya, lebih cocok menyebutnya sebagai pembantaian besar-besaran. Satupun, tidak ada ya
Baca selengkapnya

BAB 285

"Cukup sampai di sini. Tai Long Dragon, bukan tempat yang bisa kalian masuki sesuka hati.""Di sini dan di tempat ini, akan menjadi makam kalian bagi bertiga." Teriak Blaike dengan wajah sangar menatap Awan.Dia merasa sangat kesal saat itu. Terutama karena anggota klan Shui Fong tidak melakukan pekerjaan mereka sebagaimana mestinya. Lihatlah, ini tidak sampai sepuluh menit, saat Ekin Fong melaporkan kedatangan tamu misterius di gerbang perbatasan masuk, menuju markas utama klan Hidden Dragon.Biasanya, gerbang masuk terluar dijaga oleh anggota terbawah klan Hidden Dragon. Namun hari itu, markas besar mereka di datangi oleh Akbar Malik beserta orang-orangnya dan itu melibatkan beberapa organisasi bawah tanah.Salah satunya adalah klan Shui Fong.Markas besar mereka dijadikan basis pertahanan untuk menjaga orang kaya ini. Namun, lihatlah! Musuh yang datang hanya berjumlah tiga orang.Apa itu alasan yang cukup untuk membuat pertahanan sampai sebesar ini?Mereka menganggap, keputusan ke
Baca selengkapnya

BAB 286

Blaike merasakan keraguan merasuki hatinya. Masalahnya bertambah besar dengan kemunculan klan 11S di sana. Tapi, sebagai salah satu jenderal perang dari klan Hidden Dragon, ia tidak mungkin menunjukkan kelemahannya dihadapan musuh begitu saja.Tidak peduli, seberapa kuat Dragon Lee dan klan 11Snya, mereka hanya datang dengan jumlah ratusan orang bersama mereka. Ini adalah markas mereka dan jumlah orang di belakangnya dua kali lipat dari total pasukan 11S yang datang saat itu. Ini membuat kepercayaan diri Blaike dan Fong kembali meningkat. Selain jumlah orang, tempat ini adalah sarang mereka, mereka jauh lebih unggul di sini.Blaike mendengus dingin, "Dragon Lee, jangan kira kami takut pada kalian. Berani-beraninya kalian coba mengancam kami di sarang kami sendiri. Percaya atau tidak, kami akan menguburmu dan semua klan 11S sialanmu itu di sini."Ekspresi Dragon Lee berubah dingin dan keinginan membunuhnya keluar tanpa bisa dibendung, "Oh ya? Kalau begitu, kita buktikan siapa yang se
Baca selengkapnya

BAB 287

Viktor menjadi gelisah, ketika panggilannya tidak bisa terhubung dengan orang-orangnya yang sedang berjaga di pos pertama. Setelah ia mendapat pesan dari anak buahnya, tentang kedatangan tiga orang di garis terdepan dan ciri-ciri mereka, persis sama seperti yang digambarkan oleh Akbar kepadanya.Blaike dan Fong yang bertanggung jawab untuk menjaga pos tersebut, mengatakan bahwa mereka bisa mengurus ketiganya. Hanya saja, beberapa detik kemudian, anak buah Blaike dan Fong mengabarkan terntang kedatangan Dragon Lee dan klan 11S-nya.Setelah itu, tidak ada berita lagi yang datang dari mereka.Wajar saja bagi Viktor merasa gelisah saat itu. Ia membayangkan, jika Dragon Lee sampai datang bersama seluruh orang terkuat dari klannya, jelas Blaike dan Fong tidak akan bisa menghadapi mereka. Alasan kegelisahan Viktor juga dipicu karena hal ini. Ia menduga, keterlibatan klan 11S-lah yang menyebabkan dia tidak bisa menghubungi satupun orang-orangnya yang berjaga di pos terdepan.Ternyata, tidak
Baca selengkapnya

BAB 288

Melihat rekan-rekannya banyak yang tewas terkena ledakan, tiga ketua gengster yang masih hidup dan belum tahu siapa Awan, terlihat begitu marah, "Kamu mencari kematianmu sendiri anak muda."Menurut mereka, Awan telah menggunakan peledak berdaya hancur tinggi untuk bisa menghancurkan pintu masuk. Karena mustahil, bisa menghancurkan pintu baja setebal itu hanya menggunakan sebuah pedang.'Pasti begitu caranya menghancurkan pintu.' Pikir mereka.Meski mereka tidak melihat sisa bahan peledak yang mereka maksud, karena mungkin saja sudah hancur bersamaan dengan ledakan besar sebelumnya.Mereka menatap Awan dengan tatapan penuh kebencian. Karena selain dua orang ketua klan yang tewas, banyak anak buah mereka juga ikut terkena dampak ledakan."Bajingan, kamu telah membunuh anak buah kami! Hari ini juga, kami pasti akan membunuhmu untuk menemani mereka di alam baka sana." Teriak yang lainnya dan menginginkan Awan mati untuk membayar perbuatannya.Tapi, Awan sama sekali tidak terpengaruh denga
Baca selengkapnya

BAB 289

"Hahaha, dia pasti bermimpi! Lihat, dia hanya dua orang dan coba mengancam kita semua? Yang benar saja! Hahaha.""Karena dia bersikeras untuk mencari kematiannya sendiri, mari kita kabulkan keinginannya.""Baim Wong, bawa orang-orangmu dan patahkan seluruh tubuh bocah sombong ini!" Perintah Viktor pada salah satu ketua klan.Meski tidak senang mendapat perintah dari Viktor, Baim Wong yang berada dibarisan terdepan bersama dua ketua klan lainnya, dengan segera membawa seratus lebih orang anak buah mereka untuk menyerang Awan. Baim Wong berserta dua ketua klan lain dan seluruh anak buah mereka, berteriak keras seraya menyerang ke arah Awan. Segera, gelombang besar pria dengan senjata terhunus, menyerang ke arah Awan dan siap mencincang tubuhnya.Siapapun yang menyaksikan pertempuran itu, akan melihatnya sebagai pertarungan yang tidak imbang. Dua orang melawan seratus lebih mafia, apa itu mungkin?Namun bagi Awan, orang sebanyak itu tidak cukup untuk membuatnya gentar. Jika bukan karen
Baca selengkapnya

BAB 290

Wajah Akbar terlihat begitu pucat dan hampir kehabisan napas karena cengkeraman Awan dilehernya. Tapi, ketakutan yang melanda dirinya, membuat Akbar tidak ingin menyerah begitu saja. Tatapannya dipenuhi dengan kebencian, "Bunuh saja aku jika kamu memang berani dan... selamanya, kamu tidak akan pernah berjumpa dengan tunanganmu lagi." Tantang Akbar.Awan dipenuhi oleh niat membunuh. Bukan hal yang sulit baginya, jika ia ingin membunuh Akbar saat itu juga. Namun, ucapan Akbar membuat Awan menjadi ragu dan terpaksa harus menahan dirinya. Apalagi, ia masih belum tahu di mana keberadaan Rhaysa saat ini.Sedari awal datang ke tempat ini, ia sudah mempelajari seluruh tempat ini dengan indera ke tujuhnya. Hanya saja, ia tidak menemukan jejak keberadaan Rhaysa di manapun dan itu membuat Awan terpaksa harus menahan diri dari keinginannya membunuh Akbar.Kuncinya adalah Akbar. Karena hanya dia yang tahu di mana keberadaan Rhaysa saat itu.Melihat keraguan di mata Awan, Akbar tersenyum sinis dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
64
DMCA.com Protection Status