"Mmmmmm!" Gadis itu berteriak, namun tertahan oleh mulut Akara. Ia benar-benar melumatnya dengan buas, sambil menahan kedua tangan gadis itu di atas kepalanya menggunakan satu tangan. Tangan lainnya ia gunakan untuk memegangi dagu kecilnya, lalu satu kaki di antara kakinya. Posisi kakinya selain untuk mengunci dan menghindari tendangan, juga melemahkannya dengan menekan selangkangannya.Sambil terus berusaha memberontak, mata tajamnya perlahan-lahan mulai sayu. Pergerakan tubuhnya juga melemas, diikuti oleh menetesnya air mata di pipinya. Melihat mangsanya tak berdaya, Akara lalu melepaskan ciumannya. Gadis itu langsung terduduk lemas di lantai, dengan pandangannya yang rendah, menatap kepergian pemuda yang mencuri ciuman pertamanya.Baru beberapa langkah berjalan, ada kilatan petir tipis, namun bercabang memenuhi langit-langit kota. Listrik berwarna ungu cerah, disusul suara ledakan yang gemlegar. "Apa yang terjadi?" tanya Alan pada pemuda di depannya.
Read more