Sesampainya di rumah, Dea langsung masuk. Rita menyambutnya dengan senyum semringah. “Sudah pulang Sayang,” ujar wanita paruh baya tersebut. Dea memeluk tubuh mertuanya dengan erat, rasanya ia melepaskan beban yang ada di pundaknya begitu saja ketika merasakan kehangatan dari Rita.“Astaga putri Mama. Pasti capek ya seharian kerja,” celetuk Rita. Kevin yang baru saja masuk langsung menyalaminya. Wanita itu menerima ciuman di tangannya meskipun masih memeluk Dea.“Mas Kevin jemputnya lama. Aku capek nunggunya,” adu Dea dengan bibir mencebik. Mata Rita sontak melotot kemudian tangannya memukul lengan putranya.“Iya?!” kesal Rita.Kevin meringiskan bibir, rambutnya menjadi acak-acakan karena garukan tangannya. “Ada urusan sekolah Ma.” Tanpa menunggu lama, lelaki itu langsung berlari ke kamarnya. Ia tak ingin menjadi mangsa singa yang baru saja bangun tidur.“Huhft...” Ia mengelus dadanya. Rasanya seperti bermain roller coaster ketika berhadapan dengan ibu kandungnya. Apalagi Dea mengadu
Baca selengkapnya