Share

199

Penulis: Dentik
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-25 13:22:14

"Situasi macam apa ini?" tanya Dea dalam hati. Kevin sibuk memanggang daging dan sosis di atas kompor. Michelle memasukkan berbagai isian tomyum ke dalam panci berkuah merah. Sedangkan ia dan Andre hanya mengamati kegiatan mereka dalam diam. Kedua orang tersebut sedari tadi membeku karena tersebut arus tak terduga.

"Aaa..." Kevin menyodorkan sepotong daging setelah meniupnya beberapa kali. "Ayo, Aaa...," pinta lelaki itu sekali lagi karena Dea tak bereaksi apapun. Pada akhirnya Dea melahap makanan itu. Andre melihat sepasang suami istri tersebut hanya bisa menelan ludah. Michelle yang paham juga berusaha menyuapinya, tetapi langsung ditepis dengan mengambil garbu yang menusuk daging di atasnya.

"Kebiasaan kalau disuapi gak mau. Jangan gengsi gengsi dong Mas," celetuk Michelle yang kembali sibuk dengan masakannya. Dea melirik Andre yang tertunduk lemas. Sedangkan Kevin langsung menyahuti, " Tidak perlu sungkan Ndre. Kan kita udah kenal lama. Santai aja, iya kan Dik?" Kevin meminta pem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   200

    Selama di perjalanan, Dea tertidur dengan satu tanganmenutupi wajahnya. Lipstik di bibir sudah memudar karena saus dan kuah makanan yang ia lahap beberapa waktu lalu. Perutnya kenyang, tapi pinggangnya terasa nyeri. Kevin yang ada di kursi kemudi meliriknya beberapa kali memastikan keadaannya baik-baik saja. Meskipun kenyataannya Dea tengah tepar karena nyeri haid, setidaknya itu bukan sesuatu yang parah. Keringat dingin mulai bercucuran di dahi wanita itu. Rem yang mendadak karena ada pengendara ngawur, dan hentakan polisi tidur membuat Dea mengerutkan dahinya berkali-kali. Bahkan bibirnya meringis menahan rintihan."Apa kita ke rumah sakit saja Dik?" Kevin bertanya dengan suara yang lembut, tak ingin membangunkan singa yang tertidur. "Tidak. Langsung pulang aja. Aku pengen tidur." Dea sudah terbiasa melewati nyeri haid seperti ini. Jadi pilihan terbaik adalah dengan tidur."Mau aku telponin Mama nggak?" tawar suaminya."Tidak usah. Mama kan lagi sibuk."Alis Kevin mengerut. "Tadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   201

    Kevin mengeluarkann satu-persatu barang yang ada di dalamnya. Sesuai dugaannya ketika menggoyang kotak tersebut, semua element yang dia katakan benar. Namun itu hanya bahan dasaranya.“Apa ini?” Ia meneliti benda terbuat dari plastik lengkap dengan lensa kaca. “Kamera?”Kemudian beralih benda ke dua, “Perhiasan? Sejak kapan istriku punya perhiasan ini?” Kevin menerka-nerka kapan Dea membeli perhiasan tersebut, karena selama ini ia hanya mengantar istrinya membeli perhiasan dua kali. Dan ketika membuka laci lemari semua lengkap di sana. Model perhiasan dalam kotak ini sangat sederhana tetapi memiliki gram yang berat. Ditambah beberapa balok logam mulia murni.“Kartu memori?” Kali ini jari lelaki itu menyincing plastik hitam kecil. “Hardisk? Terus ini... kamera lagi? Buat apa ini semua?”Dia sangat penasaran tetapi perhatiannya langsung teralihkan oleh dokumen yang menumpuk di area bawah. Ia membolak-balikkan dokumen itu satu persatu.“Ternyata dia sudah membalikkan semua aset atas nama

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   202

    Seorang wanita dengan wajah yang putih, bibir pucat, dan rambut awut-awutan seperti singa menatapnya tajam. Jantung Kevin berhenti begitu melihatnya. Matanya bahkan melotot dan bulu kuduknya berdiri. Tungkuk lelaki itu terasa meremang dan hampir pingsan.“Mas ngapain?” tanya Dea dengan ekspresi datar. Tak ada lengkungan dibibir ataupun mata.“A-aku...” Kevin tergagap karena spot jantungnya yang tak terkontrol. Dea segera melirik ke pangkuan suaminya, kemudian beralih ke netra lelaki itu. Sorot matanya semakin tajam hingga membuat lawannya menelan ludah.“Aku tidak sengaja menemukan kotak ini, jadi...”“Tidak sengaja?” tanya Dea memastikan. “Iya tidak sengaja,” sahut Kevin dengan cepat.“Tidak mungkin,” tampik Dea. Lelaki itu hanya terdiam.“Ambil saja Mas. Segila itukah kamu dengan harta?” Dea langsung menjauh karena ia tak ingin suaminya melihat matanya yang memanas dan mulai mengeluarkan air. Kevin langsung menahannya.“Dengarkan aku dulu.”“Apalagi!? Omong kosong apalagi yang mau k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   203

    Mata Kevin menelusuri keadaan sekitar. Tampak sepi, menyadari itu ia segera masuk ke dalam mobil yang sempat mengklaksonnya beberapa kali. Seorang wanita menyambutnya dengan senyum semringah.“Ngapain kamu ke sini?” tanya Kevin kesal.Bukannya menjawab, wanita itu justru duduk di pangkuannya. Sebelum Kevin masuk, sandaran kursi ia turunkan sehingga dengan posisi ini ia bisa memaksa suaminya untuk berbaring.“Cha! Malu dilihat orang,” protes Kevin ketika Icha mencondongkan tubuhnya.“Di sini tidak ada orang Sayang. Lagian kaca mobilku gelap, tidak ada yang bisa mengintip kita.” Icha membelai pipi suaminya penuh nafsu. Wajah lelaki itu bahkan berubah merah seperti kepiting rebus karena godaan yang ia diberikannya.“Ck! Berhenti,” tolak Kevin yang langsung menjauhkan tubuh Icha. Wanita itu berusaha membuka kerah bajunya.“Sedikit aja,” pinta Icha dengan mata berbinar dan bibir sedikit manyun.“Bukankah aku sudah memberimu jatah kemarin lusa?”“Kurang...” Icha berusaha mencium bibir suam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   204

    Icha keluar dari mobil menghampiri Kevin. Wanita itu mengetuk-ngetuk kaca jendela meminta suaminya keluar.“Kenapa lagi?” sungut lelaki itu dengan wajah tertekuk.“Satu jam. Ayo ke rumahku satu jam aja Mas.” Icha memohon.“Tidak. Hari ini aku harus kerja.”“Izin saja beberapa jam, please... Habis ini kita tidak ketemu beberapa minggu loh Mas.”“Ya sudah. Terus kenapa?”“Ck! Kamu ini selalu saja cuek sama aku!” kesal wanita itu dengan menghentakkan kakinya. “Habis umroh aku mau ke UK. Mama ajak liburan ke sana. Jadi ayo habiskan waktu satu jam saja. Setelah itu kamu bisa bebas kan, aku tidak akan mengganggu.”Bukannya menjawab, Kevin langsung menghempaskan tangan istrinya. Ia berniat masuk tapi Icha langsung bersimpuh memegang kakinya. Adegan itu jelas menjadi perhatian umum karena mereka ada di pinggir jalan.“Cha ngapain sih!” seru Kevin berusaha mendirikan Icha.“Aku tidak mau lepasin kamu sebelum kamu turuti permintaanku.”Kevin meremas wajahnya dengan kasar. “Oke oke! Sekarang lep

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   205

    Sinta tergesa-gesa mendekati Dea. Alis wanita itu nampak berkerut dan matanya melirik ke kanan. Di sana terdapat Michelle yang berjalan sedikit lebih lambat darinya."Bu Dea... saya cari-cari ternyata ada di sini," ucap Sinta membuka percakapan. Mendengar itu, Dea sontak menyahuti, "ada apa Bu?""Saya tiba-tiba punya ide. Pak Andre juga sudah menyetujuinya."Michelle memasang telinganya matang-matang. Sinta duduk mempet pada rekan kerjanya. "Ayo buat paduan suara.""Paduan suara?" Alis Dea terangkat."Iya paduan suara khusus guru-guru muda." Sinta menganggukkan kepala dengan semangat. "Siapa saja?""Kita berdua, Pak Andre, Pak Fadil, Bu Khasanah..." Sinta menyebut nama-nama itu secara runtut. Bahkan jarinya terlipat satu persatu mengikuti hitungannya."Eh Dea. Lihat ini deh..." Michelle merogoh sesuatu dari balik kerahnya. Alis Dea mengerut dan matanya mengerling. Sedangkan Sinta yang sebelumnya tengah mengabsen anggota paduan suara berubah mencebik dan mendengkus.Michelle tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   206

    "Eh eh... Ngapain tarik-tarik suami saya!" Sosor Icha berusaha melepaskan Kevin dari dua orang tersebut."Maaf Bu. Suami ibu tidak seharusnya berkeliaran seperti ini di jam kerja. Apalagi jelas-jelas memakai seragam PNS. Kami harus membawanya ke kantor dinas untuk dimintai keterangan." Lelaki bertubuh sangar itu menjelaskan perkara dengan santun. Namun alis Icha semakin berkerut. "Enak aja main bawa-bawa suami saya! BAPAK TIDAK TAU SIAPA SAYA?!" bentak Icha. Kedua laki-laki yang mencengkeram Kevin saling bertatapan. "Maaf Bu. Sesuai prosedur, saya harus membawa Pak ini ke kantor.""KURANG AJAR! AKU INI ANAKNYA DEWAN SENO! Lepaskan suamiku!" Nafasnya memburu seperti banteng.Teriakan Icha tak digubris oleh kedua orang tersebut. Ia segera memvideo call papanya. Untungnya Seno menjawab panggilannya dengan cepat. "HALLO, ada apa Nak?" tanya Seno lembut."Papa suamiku dibawa dua orang itu!" adu Icha dengan ekspresi panik. Ia mengejar suaminya yang jauh di depan."HEY! Liat ini!" Icha men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • DENDAM ISTRI TARUHAN   207

    Dea berjalan lunglai ke ruang kantor. Ekspresinya yang sendu, memilukan perasaannya. Sepeninggalan Andre menyisakan ruang sepi di hatinya. Entah apa yang pria itu lakukan, langkah yang tergopoh-gopoh membuat atmosfer di sekitarnya terasa beku. "Dia mau ngapain ya? Tiba-tiba pergi gitu aja," batin wanita itu. Sedari tadi helaan napas keluar dari hidungnya. Ia hanya bisa menyandarkan wajahnya pada salah satu tangan. Mematut pintu masuk tempat berlalu lalang guru dan murid sekolahan ini."Bu Dea," panggil Sinta yang baru saja masuk. Dea merespon dengan naiknya kedua alis."Mulai besok kita latihan ya? Lusa kan sudah ujian. Waktu kita hanya seminggu. Kecuali kalau weekend sukarela ikut latihan." Wanita itu mendekatkan diri pada Dea. "Mau ya? Semua orang nanyain Bu Dea.""Em..." Dea bergumam, Sinta menunggu harap-harap cemas. Melihat ekspresi rekan kerjanya yang menggemaskan membuat Dea tersenyum. Wanita itu lantas menjawab, "Iya Bu. Besok pulang sekolah atau gimana?""Besok kan banyak j

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08

Bab terbaru

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   337 END

    "Perutku sakit banget, Sayang. Seperti kontraksi," jawab Dea dengan suara gemetar.Andre segera memeriksa jam tangannya. "Tapi ini belum waktunya, kan? Masih beberapa minggu lagi!" Namun, melihat ekspresi Dea yang pucat, ia tak berani menunda. "Kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil."Dea mengangguk, meski tubuhnya terus menggeliat karena rasa sakit. Andre kembali dengan mantel dan payung, membantunya bangun dengan hati-hati.Di perjalanan menuju rumah sakit, Dea terus mencengkeram lengan suaminya. Pria itu pun dibuat kalap dengan satu tangan memegang kemudi. "Aduh, Mas sakit banget. Aku nggak kuat," keluhnya.Andre berusaha tetap tenang, meskipun dadanya terasa sesak melihat istrinya kesakitan. "Sayang, bertahan ya. Kita sebentar lagi sampai," katanya sambil mempercepat laju mobil.Setibanya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Dea ke ruang bersalin. Andre mendampingi dengan wajah penuh kecemasan. Dokter masuk dan memeriksa kondisi Dea dengan ce

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   336

    “Waalaikumsalam,” jawab Icha cepat-cepat sambil membuka pintu. Berdiri di sana, Kevin dengan setelan kerjanya yang rapi, wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum tipis yang terukir.“Kamu baru pulang?” tanya Icha langsung, nada suaranya sedikit tajam meski ia mencoba menahannya. Evan yang masih dalam gendongannya mulai merengek lagi, membuatnya semakin frustasi.Kevin mengangguk sambil melepas sepatu. “Iya, maaf lama. Ada kerjaan tambahan tadi. Stok baju menumpuk dan harus di display. Ditambah, aku juga menambah manekin sesuai idemu. Aku sudah memasang banyak setelan yang kamu atur.” Ia mendekati mereka, mengusap kepala Evan yang langsung melenguh kecil, tetapi tetap rewel.“Aku hampir gila sendiri di rumah, tahu nggak?” keluh Icha sambil membawa Evan ke ruang tamu. Namun, ada kebahagiaan sendiri karena ide yang sempat ia katakan pada Kevin, sekarang telah teralisasikan. Dia yang dulunya suka shopping dan selalu memakai outfit kece, ternyata bisa merembak ke bisnis toko baju yang mere

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   335

    Beberapa hari setelah kabar kehamilan itu, Andre dan Dea memutuskan untuk mengundang kedua keluarga mereka untuk makan malam di rumah. Andre telah mengatur semuanya, dari makanan hingga dekorasi sederhana yang akan digunakan untuk menyampaikan kabar gembira tersebut.Dea berdiri di depan cermin, mengenakan gaun longgar yang sengaja dipilih karena ia mulai merasa tak nyaman dengan pakaian yang ketat di perut. Ia menyentuh perutnya yang masih datar dengan perasaan takjub, seolah tak percaya bahwa kehidupan baru tengah tumbuh di dalamnya.“Kamu cantik,” komentar Andre yang muncul dari balik pintu kamar. Ia mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Dea.“Kamu yakin mereka akan senang?” tanya Dea sambil menatap Andre lewat pantulan cermin.Andre tertawa kecil, mencium kening Dea dengan lembut. “Ayah dan Mama pasti akan sangat senang. Apalagi Oma. Dia sudah lama menunggu kabar seperti ini.”Dea mengangguk, meski hatinya tetap berdebar. Ia masih merasa gugup untuk menyampaikan kabar terse

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   334

    Setelah hampir dua minggu menikmati bulan madu yang penuh kenangan di Maldives, Dea dan Andre akhirnya kembali ke rumah mereka yang megah. Malam itu, mereka tiba di bandara dengan suasana hati yang lelah tetapi bahagia.“Welcome home, Pak Andre, Bu Dea,” sapa seorang pelayan ketika mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Bagi Dea rumah itu terasa lebih besar dari tempat yang selama ini ia tinggali, tetapi kehangatan dari staf yang menyambut mereka membuat Dea merasa nyaman.“Terima kasih,” jawab Andre singkat. Ia menoleh ke arah Dea, yang terlihat sedikit pucat. “Kamu capek? Mau langsung istirahat?”Dea mengangguk sambil tersenyum kecil. “Sepertinya begitu. Perjalanan panjang tadi bikin aku sedikit mual.”Andre mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya. “Kamu yakin cuma capek? Jangan-jangan kamu sakit.”Wanita itu hanya tertawa kecil. “Nggak kok, mungkin hanya masuk angin. Besok juga pasti sembuh.”Andre menghela napas, tapi akhirnya mengangguk. “Kalau gitu, ayo naik. Aku bawakan kopermu

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   333

    Tanpa menunggu lagi, sepasang pengantin yang baru saja melakukan malam pertama segera terbang ke luar negeri."Mas, kita mau ke mana?" tanya Dea. Ia sedari tadi hanya mengekori suaminya. Semua keperluan sudah diatur Andre dan staffnya. Jadi, wanita itu tidak tau mereka akan terbang ke mana. Suaminya pun hanya membalasnya dengan senyuman kecil. "Nanti juga tau," ujar lelaki itu sembari menoel hidung Dea.Namun, jawaban atas rasa penasaran wanita itu langsung terjawab ketika jet yang ia tumpangi landing di salah satu bandara yang ada di Maldives. Dea tak menyangka dan tak terpikirkan akan berada di negara ini. Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan sinar matahari lembut yang menerobos tirai kamar villa di atas laut. Dea membuka mata perlahan, menghirup aroma udara laut yang menyegarkan. Ia merasakan kain lembut selimut yang menyelimuti tubuhnya dan ketenang di sekitarnya.Ketika ia menoleh, Andre sudah duduk di teras luar, hanya memakai kemeja santai berwarna putih dan celana p

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   332

    Kevin kehilangan kata-kata. Zahra hanya berdiri di tempatnya, matanya kembali berkaca-kaca, tetapi tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.Icha mengusap air matanya dengan kasar, sambil tetap memeluk Evan. Suaranya gemetar saat ia melanjutkan, “Aku meninggalkan keluargaku demi kamu, Kevin. Aku melawan dan menghadapi dunia sendirian, bahkan saat aku melahirkan anak ini. Apa balasanmu? Kamu bawa perempuan lain masuk ke rumah kita!”“Icha, aku tahu aku salah,” Kevin berkata dengan nada putus asa. “Tapi aku ingin memperbaikinya. Demi Evan. Tolong beri aku kesempatan-”Kata-kata itu seperti palu godam yang menghantam Icha. Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya terpaku. Suaminya hanya memikirkan putra mereka, bukan dirinya. Zahra yang tak sanggup melihat perseteruan mereka, berbalik dan melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.Icha menunduk, menatap bayi kecil di pelukannya yang akhirnya berhenti menangis. Ia mengusap lembut kepala Evan sambil berbisik, “Kita pergi dari sini, Nak. Kita tid

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   331

    Kevin berdiri terpaku, jantungnya berdegup kencang. Kata-kata Icha tadi seperti pisau yang terus-menerus mengirisnya. Ia ingin mengejar wanita itu, tetapi tubuhnya terasa kaku. Di sebelahnya, Zahra menggenggam tangan di depan dada, matanya berkaca-kaca, penuh rasa bersalah.“Mas, mungkin aku seharusnya tidak datang ke sini,” Zahra berbisik pelan. “Kehadiranku hanya memperburuk keadaan.”Kevin menoleh, pandangannya gelap. “Zahra, ini bukan salahmu. Semua ini salahku. Aku yang mengambil keputusan bodoh, dan sekarang aku harus menanggung akibatnya.”Sebelum Zahra bisa menjawab, suara pintu yang dibanting terdengar keras dari arah kamar. Icha muncul kembali dengan sebuah koper besar di tangannya. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Kevin atau Zahra, ia berjalan cepat menuju pintu depan.“Cha, tunggu!” Kevin akhirnya bergerak, berusaha menghentikan istrinya. Ia memegang lengan Icha, tetapi wanita itu menepisnya dengan kasar.“Jangan sentuh aku, Kevin!” seru Icha dengan air mata yang masih me

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   330

    Kevin menatap Zahra sejenak. Pikirannya bergemuruh, tetapi bibirnya akhirnya lolos begitu saja mengungkapkan kenyataan yang selama ini dia sembunyikan. "Zahra adalah istriku, Cha. Dia madumu. Kami sudah menikah secara sah baik di mata hukum maupun agama."Pernyataan itu jatuh seperti petir di siang bolong. Icha menatap Kevin dengan mata membelalak, wajahnya memerah karena amarah yang langsung memuncak. Tubuhnya gemetar, hampir tak mampu berdiri.“Apa?!” jerit Icha dengan suara yang pecah. “Kamu bilang dia MADUKU?! Kamu sudah menikah lagi tanpa bilang apa-apa padaku?!”Pria itu menatap Icha selembut mungkin, berusaha menenangkan. Namun, kata-kata yang ia siapkan tak mampu menahan badai yang jelas sudah datang. “Cha, aku bisa jelaskan. Seharusnya bilang dari awal. Tapi-”“JELASKAN APA?!” potong Icha dengan teriakan melengking. “Kamu menikah lagi di belakangku, Kevin! Kamu mengkhianatiku! Kamu membawanya ke sini, dan kamu pikir aku akan menerima begitu saja?!”Zahra yang berdiri di sampi

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   329

    Di ruang tamu, seorang wanita bergamis duduk dengan tenang. Sosok itu membuat darah Icha mendidih seketika.“Kamu?!” seru Icha dengan nada tinggi, tanpa mencoba menyembunyikan kemarahannya.Zahra, yang mengenakan gamis hitam bangkit perlahan. Meski matanya tampak tenang, tubuhnya sedikit gemetar karena situasi yang ia tahu akan sulit.“Iya, Mbak Icha,” jawab Zahra pelan. “Saya diminta Mas Kevin datang.”"Dasar perempuan gatel! Apa-apaan kamu tiba-tiba nggak pake cadar gitu. Mau menggoda suami saya, ya!" Icha melirik Kevin dengan tatapan penuh emosi. “Mas, kamu tega banget bawa dia ke sini?! ngapain kamu suruh datang ke rumah kita?!”“Cha, tenang dulu. Aku cuma—”“Tenang?!” potong Icha tajam. “Kamu mau aku tenang sementara kamu bawa perempuan ini ke rumah kita?! Aku istrimu, Kevin! Dia itu cuma... cuma-”“Saya cuma apa, Mbak?” Zahra menyela lembut, tetapi nadanya tegas. “Kalau saya hanya dianggap sebagai masalah, saya mohon maaf. Tapi saya di sini untuk menyelesaikan semuanya, biar ng

DMCA.com Protection Status