Share

200

Selama di perjalanan, Dea tertidur dengan satu tanganmenutupi wajahnya. Lipstik di bibir sudah memudar karena saus dan kuah makanan yang ia lahap beberapa waktu lalu. Perutnya kenyang, tapi pinggangnya terasa nyeri. Kevin yang ada di kursi kemudi meliriknya beberapa kali memastikan keadaannya baik-baik saja. Meskipun kenyataannya Dea tengah tepar karena nyeri haid, setidaknya itu bukan sesuatu yang parah.

Keringat dingin mulai bercucuran di dahi wanita itu. Rem yang mendadak karena ada pengendara ngawur, dan hentakan polisi tidur membuat Dea mengerutkan dahinya berkali-kali. Bahkan bibirnya meringis menahan rintihan.

"Apa kita ke rumah sakit saja Dik?" Kevin bertanya dengan suara yang lembut, tak ingin membangunkan singa yang tertidur.

"Tidak. Langsung pulang aja. Aku pengen tidur." Dea sudah terbiasa melewati nyeri haid seperti ini. Jadi pilihan terbaik adalah dengan tidur.

"Mau aku telponin Mama nggak?" tawar suaminya.

"Tidak usah. Mama kan lagi sibuk."

Alis Kevin mengerut. "Tadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status